Keliru Aktivis Jadi Alat “Serang”

IstRovik Akbar Afifudin

AMBON-Sejatinya aktivis adalah orang yang melihat perlunya perubahan dan membaktikan waktunya melakukan sesuatu. Seperti aktivis remaja yang sukses, hambatan struktural, sosial, dan ekonomi tidak membatasi mengejar minat dan menciptakan perubahan positif.
Namun seiring, banyak oknum yang mengatasnamakan diri sebagai aktivis, memanfaatkan kapasitas dalam organisasi dan menggadaikan idealisme hanya karena rupiah menjadi alat menyerang pejabat lainnya.
Mantan aktivis ternama Maluku, Rovik Akbar Afifudin, mengatakan, tugas aktivis menciptakan perubahan demi kesejahtaraan masyarakat.
“Aktivis bukan alat. Justeru pemerintah itu alat buat aktivis. Kalau misalnya kita berikan dukungan kepada pemerintah, harus dukungan yang objektif dan miliki data yang lengkap dan kuat,”kata Rovik kepada Kabar Timur, kemarin.
Dikatakan, ketika aktivis mengkritisi pemerintah, harus memiliki data kuat dan valid, sehingga objektifitas dan rasional mengkritik atau memberikan dukungan benar-benar bisa kelihatan.
“Kita tidak dukung dan mengkritik, asal kita suka dukung, kita tidak suka kita kritik, tanpa melihat kebenaran atau keberhasilan yang dibuat,”ujar Anggota DPRD Maluku itu.
Aktivis itu, lanjut dia, ada ditengah untuk mendengar jeritan mayarakat lalu diolah menjadi sebuah sikap kritis yang konstruktif. “Dan hasil dari sikap-sikap itu dibawa ke elite. Banyak cara, baik dengan cara demonstrasi maupun tidak,”paparnya.
Yang penting, tambah dia, apa yang disampaikan seorang aktivis dapat dipertanggungjawabkan. “Kita tidak bisa mendukung seperti melihat pakai kaca mata kuda, lalu asal kita dukung, tidak bisa,”paparnya.
Rovik menegaskan, fenomena saat ini yang harus dibersihkan itu, aktivis yang ditunggangi oknum pejabat tertentu demi kepentingan pribadi. “Itu yang harus dibersihkan dari punggung kawan kawan aktivis,”terangnya.
Punggung kawan-kawan aktivis itu tidak boleh ada tunggangan, karena mereka sudah tercemar maka bagaimana dinamika demokrasi tertata baik, bagaimana ruang ruang kritis itu bisa termanivestasi dengan baik, kalau kemudian dipunggung mereka ada tunggangannya.
“Kalau tunggangan itu untuk tunggangan rakyat, saya kira itu tidak ada masalah, itu bagus,”sambung alumni Ikatan Mahasiswa Islam (HMI) ini. Menurut Rovik, aktivis mendukung pejabat yang sementara aktif, harus lihat dulu rekam jejak selama memimpin, apakah memberikan prestasi atau tidak.

“Ini harus benar-benar di lihat. Kalau orang melakukan tidak benar jangan kita cari cara untuk membenarkan, kalau begitu bakal rusak daerah kita,”tegasnya. (KTE)

Komentar

Loading...