Penyebab Kebakaran Mardika Masih “Misteri”
AMBON - Setidaknya lahan seluas setengah lapangan bola hanya tersisa reruntuhan puing bangunan. Kebakaran di Lorong Tahu, kawasan kampung Mardika, Jumat, dinihari lalu, menyisakan duka mendalam para korban. Bukan saja kehilangan tempat tinggal dan harta benda, tapi juga korban jiwa.
Pantauan Kabar Timur Minggu (11/12) dari jembatan Puskesmas Rijali yang tampak hanya puing-puing bangunan bekas kebakaran. Sementara tiga petugas kepolisian tampak berjaga-jaga di
Puskesmas tersebut. Ikut terlihat garis polisi yang terkesan membatasi ruang gerak warga melewati lokasi itu.
"Rumah tinggal yang terbakar 137 buah. Rumah kios ada lima, kalau beta pung warga sebanyak 450 jiwa, termasuk anak pelajar SD sampai SMA 50 orang, mahasiswa 96 orang," kata Ketua RT 004/002 M Ilyas Dacing kepada Kabar Timur.
"Iya betul ada korban jiwa. Yang satu nama Ichal umur seng tau berapa tahun. Satunya lagi, Lamasiru umur 38 tahun. Beta punya warga memang, sedangkan yang lain 18 orang luka bakar," akui Ilyas Dacing.
Konon, kata Dacing, Lamasiru tewas setelah dia mencoba kembali ke kos-kosan untuk menyelamatkan uang miliknya. Setelah menemukan uangnya, hal tragis pun terjadi menimpa dirinya.
Korban tertimpa runtuhan tembok dari lantai dua, menyebabkan Lamasiru sekarat sebelum ikut tewas dilalap si jago merah bersama kos-kosan yang ditempatinya. "Dia itu ana Wanci dulu jual RB cakar bongkar. Tapi abis itu dia istirahat lalu jualan parfum di depan Citra sana," ujar warga, Halimah.
Pengurus Musolla lorong Tahu, Ustad Imam menepis sumber api berasal dari Musolla. "Betul kebakaran pertama di sekitar Musolla. Tapi sumber api pertama itu sebenarnya dua blok dari Musolla," ungkap pengurus Musolla Lorong Tahu itu.
Namun Ketua RT RT 004/002 M. Ilyas Dacing menjelaskan rumah dimana asal api pertama muncul, akibat lilin. "Waktu itu karena pas mati lampu di sini, dia bakar lilin lalu pergi tidur. Dalam keadaan tidur dia seng sengaja tendang lilin. Dari situ sudah, api muncul lalu merembet kemana-mana," ungkap Dacing tanpa menyebut nama warganya itu.
Korban sendiri ungkap Dacing hanya menderita luka bakar. "Dia sampe guling-guling ditanah untuk kasih padam api yang menjalar di dia pung badan-badan," imbuh sang ketua RT.
Lebih lanjut Ketua RT 004 itu mengaku hanya berharap fasilitas MCK dan air bersih dari Pemkot Ambon. Sementara yang lain menurutnya sejauh ini lancar-lancar saja. "Sementara ini semua jalan lancar, cuma WC umum dengan air bersih yang seng ada," ungkap Dacing.
Sementara itu warga RT 001 masih kawasan Lorong Tahu, menyatakan warga mereka berjenis kelamin laki-laki, bernama Ever Masela (38) tewas terpanggang di dalam kamar kosnya. "Dia memang mabuk berat. Mana dia seng tidur dua hari dua malam lagi," ungkap Basyir warga RT 001.
Pemuda Kelurahan Karpan Kota Ambon itu ditemukan tewas mengenaskan dengan tubuh gosong seperti arang. "Dia katorang pung teman baik sekali," imbuhnya.
Dari sumber warga setempat tubuh korban yang tinggi besar dan berat menyebabkan pasangan korban tak mampu membawanya keluar dari kamar kos. "Mba mau selamatkan korban dulu atau dia punya diri? Ini kebakaran besar bos," ujar sumber warga.
ISU DIBAKAR
Belum diketahui pasti apa penyebab dari kebakaran itu. Namun saat ini pihak kepolisian masih teurs berupaya melakukan ivestigasi mencari tahu penyebabnya.
Isu ada dugaan kebakaran itu disengaja mengemuka. Dugaan itu diperkuat beberapa waktu terakhir Pemkot, tengah gencar melakukan relokasi pedagang.
Sekedar tahu, bila Gedung Putih rampung seluruh aktivitas PKL diarahkan masuk dalam area Pasar Rakyat Modern itu, dan diluar difungsikan sebagai terminal angkutan kota.
Penjabat Walikota Ambon, Bodwein Wattimena, menepis tudingan itu. “Kalau ada yang bilang atau menduga itu dibakar dan semua mengarah kepada pemerintah, saya rasa ini dugaan yang terlalu jauh dan tidak masuk akal,”kata Wattimena, ketika dihubungi Kabar Timur, kemarin.
Menurut Walikota, tidak mungkin peristiwa kebakaran di Lorong Tahu hingga Mardika sengaja dibakar dan dalangnya Pemerintah Kota.
“Siapa yang bakar coba. Memangnya itu siapa yang bakar. Kalau sengaja dibakar, masuk akal tidak? Masak kita mau buat setengah mati diri untuk tangani pengungsi dari dampak kebakaran yang begitu banyak,” paparnya.
Dia mengimbau seluruh masyarakat tetap menahan diri untuk tidak menyebar isu-isu yang tidak bisa dipertangungjawabkan. Sebab, ada pihak kepolisian yang memiliki kewenangan mencari tahu apa motifnya.
“Pemkot hanya fokus penanganan pasca kebakaran. Soal penyebab kebakaran itu kewenangan pihak kepolisian. Saya tidak bisa menduga-duga nanti tunggu rilis resmi polisi,”terangnya.
Pemkot sendiri, kata dia, mendukung dan serius mengungkap penyebab kebakaran. “Polda Maluku telah mendatangkan Tim penyidik dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri,”ungkapnya.
Menyoal penenanganan pengungsi pasca kebakaran, Bodwein mengaku, sejauh ini pihaknya telah berupaya memberikan penanganan terbaik bagi pengungsi terdampak di Lorong tahu hingga Mardika.
“Tadi (kemarin) setelah pulang gereja saya sudah turun ke lokasi pengungsi melihat, apa saja kekurangannya. Saya sudah kumpulkan OPD teknis untuk benahi seluruh kekurangan yang ada pada pengungsi,”katanya.
Nanti, lanjut dia, satu dua hari ke depan bantuan Kementrian Sosial kepada pengungsi sudah turun. “Jadi saya tegaskan sekali lagi, soal penyebab kebakaran kita tidak punya kewenangan apalagi sampai menduga-duga,”tandasnya.
TIM PUSLABFOR
Sementara itu, tim penyidik dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kebakaran di pasar Mardika, Kota Ambon, Minggu, kemarin.
Olah TKP yang dilakukan tiga personel Puslabfor Polri itu, langsung didampingi Direktur Reskrimum Polda Maluku dan Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease.
"Hari ini tiga personel Puslabfor Polri lakukan olah TKP di lokasi kebakaran. Mereka didampingi Dirreskrimum Polda dan Kapolresta Ambon,"ungkap Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol M. Rum Ohoirat di Ambon.
Rum mengatakan, olah TKP yang dilakukan tim Puslabfor Polri, dibantu personel Ditreskrimum Polda Maluku dan Polresta Ambon ini untuk mengetahui penyebab kebakaran pada Jumat (9/12), dini hari lalu.
Kebakaran tersebut menyebabkan tiga orang warga menjadi korban. Dua diantaranya meninggal dunia. Kebakaran itu juga menghanguskan kurang lebih ratusan rumah warga, kos-kosan, kios dan lapak para pedagang.
"Nanti hasil olah Tempat Kejadian Perkara seperti apa terkait penyebab kebakaran tersebut, akan kami sampaikan lebih lanjut kepada media,"tutup Juru Bicara Polda Maluku ini.
Untuk diketahui, pasca kebakaran hebat yang melanda Lorong Tahu hingga Mardika, terdapat 845 pengungsi yang terdiri dari balita, anak-anak, orang dewasa hingga Lansia kini berada di temoat pengungsian di Lorong Anggrek, dan sekitar Kantor Kelurahan Rijali, Desa Batu Merah. (KTE)
Komentar