Terlalu Sakit, Husein: Siap Hadapi Laporan Lucky Wattimury

KABARTIMURNEWS.COM. AMBON-Nomor ini selalu aktif. Saya telepon aktif. SMS selalu dibaca. Jadi bohong kalau Pak Lucky bilang tidak memakai nomor itu.

Tidak takut. Masalah ini mau dibawa kemana saja, termasuk Pengadilan Yaumilmasar dirinya siap. Apalagi, lapor ke polisi. “Undangan, pukul. 09.00.WIT, saya datang lebih awal pukul 07.00. WIT,” kata Husein Minangkabau, kepada Kabar Timur, Selasa, kemarin.

Cheno panggilan akrab Husein Minangkabau menuturkan kronologis awal uang Rp 115 juta yang diberikan kepada Lucky Wattimury.  “Ini sudah lama. Kurang lebih tujuh tahun, lalu. Tapi upaya saya meminta uang itu dikembalikan dari tahun ke tahun saya lakukan, tapi nihil. Pak Lucky selalu menghindar,” tuturnya.

Cheno menuturkan, pertama kali bertemu Lucky Wattimury di Gedung DPRD Maluku. Waktu itu, Pak Lucky masih anggota DPRD biasa, bukan Ketua DPRD Maluku. “Pertemuan tak sengaja itu, Pak Lucky minta saya nomor hape.  Saya berikan nomor hape saya,” cerita Cheno.

Selanjutnya, pada hari itu, juga Lucky menghubungi dirinya via telepon.  Lucky minta uang Rp 50 juta. “Katanya uang itu, mau dipakai melawan Edwin Huwae dalam rebutan Ketua DPD PDI Perjuangan, Maluku,” kata Cheno bertutur.

Cheno mengaku, langsung memberikan uang sebanyak Rp 50 juta kepada Lucky Wattimury. “Saya berikan, karena saya dijanjikan paket proyek,” ujarnya, ketika ditelisik Kabar Timur, kenapa baru kenal langsung berikan uang.

Selain Anggota DPRD, Lucky juga menurut, Cheno adalah seorang mantan guru dan Cheno sebagai salah satu muridnya. “Saya sudah kenal lama. Sebelum jadi anggota DPRD Pak Lucky ini guru saya sewaktu sekolah,” kata Cheno mengaku.

Kembali ke soal duit, lanjut Cheno, setelah mendapatkan Rp 50 juta, berselang dua puluh menit kemudian, Cheno dihubungi lagi oleh Lucky, minta tambahan uang  Rp 15 juta, katanya nanti  dirinya diberikan paket  besar (proyeknya).

Tambahan, uang Rp 15 juta langsung diberikan. “Jadi total hari itu, uang saya berikan sebanyak Rp 65 juta,” tambahnya. Selanjutnya, berselang sepuluh hari kemudian. Dirinya, dihubungi oleh Lucky Wattimury, untuk meminta tambahan uang sebanyak Rp 50 juta, lagi.

“Tambahan uang Rp 50 juta, saya bersama Lucky bertemu di Kentucky Urimessing, Diponegoro,” cerita Cheno lagi.  Menurut Cheno, tambahan uang Rp 50 juta, untuk kepentingan mau dikasih buat orang di DPP yang mau umroh. “Tambahan uang Rp 50 juta ini Pak Lucky bilang mau kasih orang di DPP Umroh,” kata Cheno.

Setelah diberikan uang tambahan Rp 50 juta dan berjanji akan memberikan dirinya paket kerja besar sampai tujuh tahun telah berlalu, tidak ada yang terealisasi. “Setiap saya ke kantor ketemu, selalu bilang balik dulu, nanti saya telepon. Janji telepon pun tidak pernah telepon setelah mengambil saya,”  tambahnya.

Menurut Cheno, seluruh keluh kesah dirinya terhadap uang sebanyak Rp 115 juta dalam tiga kali pengambilan ini, selalu dicurahkan lewat pesan singkat pada nomor Lucky Wattimuri dengan nomor belakang 6000.

“Nomor ini selalu aktif. Saya telepon aktif. SMS selalu dibaca. Jadi bohong kalau Pak Lucky bilang tidak memakai nomor setelah tujuh tahun,” ujarnya.

Dia mengaku, setelah masalah uang ini dirinya ekspos di media  Kabar Timur, beberapa bulan, lalu langsung, Lucky Wattimuri menghubungi dirinya minta bertemu. Waktu pertemuan itu, Lucky Wattimuri meminta bukti uang Rp 115 juta.

“Waktu ketemu, ontua minta bukti. Bukti tertulis tidak ada. Tapi, beta ceritakan semua kronologis pengambilan uang itu.  Saat itu, Pak Lucky mengakui mengambil uang sebanyak itu. Saksinya Pak Berce Minanglarat,” ungkap Cheno, seraya bersumpah Demi Allah!!

Setelah mengakui, oleh Lucky Wattimuri, dirinya diminta menghadap Pak Lasinta di Kantor PU Passo, katanya ada kerja, karena Lucky mengaku tidak miliki uang untuk menganti uang Cheno.  “Jadi uang Rp 115 juta itu mau dibarter dengan proyek. Tapi, saya menolak. Saya mau uang saya diganti uang cash saja,”  tambah Cheno.

Selanjutnya, Senin pekan, berikutnya,  Cheno dan istri oleh Lucky disuruh naik ke Kantornya di DPRD Maluku.  Karena Pak Lucky berangkat, makanya suami istri ini disuruh naik pada Kamis untuk ketemu sang wakil rakyat yang terhormat itu.

“Hari Kamis itu, saya dengan istri naik ke kantornya mau ketemu. Pak Berce ikut  bantu. Telepon bicara dengan Sekretaris Pak Lucky.  Tapi, bukan ketemu Pak Lucky bahkan menghilang atau menghindari untuk bertemu,” ceritanya.

Intinya kronologisnya seperti itu.  “Jadi saya mau  whatsapp biliau juga percuma. Nomor baru yang diberikan kepada saya, semua komunikasi baik pesan pendek maupun telepon, tidak pernah direspon,” ungkapnya.

Cheno menegaskan, tidak akan pernah sedikitpun merasa takut untuk hadapi ancamannya sebagaimana yang ditulis dalam hak jawab dan hak koreksi yang dimuat Kabar Timur.  Yang ditulis tidak sesuai fakta pertemuan.  Faktanya,  kasih nomor baru, dan janji akan kembalikan uang, tapi telepon tidak direspon, WA tidak dibalas.

“Jadi saya tidak  takut mau dibawa kemana masalah ini saya siap hadapi, sekalipun ke Pengadilan Yaumilmasar saya siap.  Apalagi, melapor ke pihak kepolisian saya sangat menunggunya.  Dan, bila laporan atau undangan saya diperiksa pukul 09.00.WIT, dan pukul 07.00. WIT saya sudah hadir lebih awal,”  uangkap Cheno.

Diakhirnya penuturannya Cheno mengaku, terlalu sakit cerita uang Rp 115 juta itu.  “ Beta pung uang, beta kasih. Beta ka kantor Pak Lucky malah beta diusir. Katanya nanti telepon, padahal tidak pernah telepon.  Pak Sekwan Almarhum Roy Manuhutu, selalu tenangkan beta ketika. Terlalu sakit ee,” tutupnya. (KT)

Komentar

Loading...