Banjir & Longsor di Seram Barat Enam Meninggal

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Banjir dan longsor menghantam gunung tembaga di Kabupaten Seram Barat. Enam orang meninggal dalam insiden itu.
Tujuh warga dilaporkan hilang dalam bencana banjir dan tanah longsor di Gunung Tembaga, Dusun Hulung, Desa Iha, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Selasa, kemarin.
Dari tujuh warga yang hilang dalam bencana longsor itu, dua ditemukan selamat. Kedua warga yang ditemukan selamat, masing-masing: Faisal, (30) warga Dusun Pawae, Desa Loki dan Ripaldi (20) juga warga Pawae.
Sedangkan, lima korban meninggal dari bencana itu, yang baru ditemukan dua orang. Sementara tiga warga lainnya, sampai berita ini diturunkan belum ditemukan.
Kedua warga yang ditemukan itu adalah: Vival (26), alamat dusun Pawae dan Ny.Abdul Rahman (48). Sedankan tiga korban yang belum ditemukan masing-masing: Abdul Rahman Samal (58), dan dua putri kembarnya berusia delapan tahun.
Untuk korban banjir yang diperoleh Kabar Timur terdapat dua warga yang terseret banjir. Dari kedua warga itu, salah satu diantaranya hilang dan belum ditemukan. Sedangkan, satu warga lainnya bernama: Laridwan (40), tahun sudah ditemukan dalam kondisi selama. Namun, rekannya bernama: Jajir Basir (43), belum juga ditemukan.
Informasi yang direoleh Kabar Timur menyebutkan, para korban meninggal dan luka dalam bencana banjir dan longsong, adalah para penambang ilegal batu sanibar di Gunung Tembaaga, Desa Luhu, Kecamatan Huamual.
Saat bencana banji5r dan tanah longsor menghantam daerah itu, para korban ini, tengah menempati atau berada pada tenda-tenda yang dijadikan sebagai tempat berlindung selama melakukan panambangan ilegal batu sanibar.
Hingga berita ini diturunkan, banbinsa dan warga setempat masih melakukan pencarian terhadap korban yang hilang saat banjir dan longsor menyerang kawasan itu. Hingga berita ini diturunkan belum ada penjelasan resmi dari BPBD SBB.
Bencana longsor juga menyebabkan akses jalan menuju ke lokasi kejadian sulit dilalui warga. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten SBB Thomas Wattimena mengaku belum memastikan berapa korban jiwa akibat longsor di kawasan tambang tersebut.
Wattimena hanya menyebutkan personilnya setelah menerima informasi adanya bencana langsung ke lokasi kejadian. “Kami belum dapat memastikan adanya korban jiwa dalam musibah ini sebelum mendapat info dari tim. Tim masih menuju ke lokasi,” akui Wattimena.
Sedangkan, Kepala BPBD Maluku, Henry Farfar mengatakan terdapat korban jiwa ketika terjadi bencana tanah longsor di lokasi yang biasanya menjadi penambangan liar batu dan pasir cinabar SBB. “Laporan dari Satlak PB Kabupaten SBB belum masuk ke BPBD provinsi karena di lokasi kejadian tidak ada sinyal telepon untuk berkomunikasi,” kata Henry di Ambon, Selasa.
Sehingga data keseluruhan belum diterima secara utuh, termasuk berapa orang yang menjadi korban dalam musibah tersebut. “Yang jelas ada korban jiwa tetapi belum diketahui berapa orang dan kami masih terus berkoordinasi dengan Satlak PB Kabupaten SBB,” ucapnya.
Dia mengimbau masyarakat di seluruh kabupaten/kota untuk selalu waspada dengan buruknya cuaca akibat musim hujan saat ini hingga menyebabkan banjir dan tanah longsor.
“BPBD provinsi setiap tahunnya juga melalukan sosialisasi, simulasi, serta edukasi maupun bimtek ke seluruh kabupaten/kota dengan melibatkan semua pihak terkait,” katanya.
Diharapkan program yang sama juga dilakukan oleh Satlak PB di setiap daerah kepada masyarakat agar mereka bisa mengetahui langkah apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana alam.
(AN/KT)
Komentar