BBM Pertalite di SBB Jadi Barang Langkah

KABARTIMURNEWS.COM,PIRU, - Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), saat ini jadi barang langkah sulit didapat masyarakat pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Al-hasil, pengendara baik roda dua maupun roda empat di SBB, rela membeli Pertalite dengan harga tinggi dibandingkan SPBU. Biasanya, Pertalite eceran dijual pedagang Rp 10 ribu per liter. Harga ini sedikit lebih mahal dibandingkan di SPBU, Rp 7.650 rupiah.
Namun dalam beberapa hari terakhir, masyarakat setempat khusunya pengendara dibuat resah dengan mainan harga oleh pedagang Pertalite eceran di Kabupaten SBB. Mengingat Pertalite sulit didapatkan pada SPBU, harga Pertalite eceran yang tadinya hanya Rp 10 ribu per liter, dinaikan hingga 50 persen atau berkisar Rp 15 ribu per liter.
Kondisi ini membuat masyarakat kesulitan dan berharap situasi tersebut segera diatasi oleh Pemerintah Daerah setempat serta pihak Pertamina.
Husni, salah satu warga Kecamatan Amalatu, Kabupaten SBB, kepada Kabar Timur, Minggu (10/4) mengaku, ada yang aneh dibalik kelangkaan BBM jenis Pertalite di SPBU. “Pertalite di SPBU sulit kita jumpai, beruntung kalau dapat, kalau tidak saat antri, petugasnya bilang maaf sudah habis,”terangnya.
Anehnya, Pertalite di SPBU dijual gunakan waktu operasi dan stoknya terbatas, namun ketersediaan Pertalite di pedagang minyak eceran melimpah. “ Kita sulit mendapatkan Pertalite dengan harga sesuai ketentuan di SPBU, tapi mengapa stok Pertalite pedagang eceran samping jalan, tidak habis-habis. Ada apa?,”tanya dia.
Situasi tersebut, terang dia, menjadi masalah besar yang dihadapi masyarakat saat ini. Apalagi, sekarang pedagang eceran menaikan harga dari Rp 10 per liter jadi Rp 15 ribu per liter.
“BBM ini kan kebutuhan dasar. Jadi pedagang bisa saja berpikir, dinaikan berapa pun, semisal sekarang Rp 15 ribu per liter, kami tetap membelinya. Sebab itu merupakan salah satu kebutuhan utama,”ungkapnya.
Maka dari itu, dirinya meminta kepada Pemda SBB agar melakukan koordinasi dengan pihak Pertamina, agar mengatasi masalah kelangkaan BBM di tanah Saka Messe Nusa.
“Apalagi sekarang ini kan bulan ramadhan, mobilisasi masyarakat menggunakan kendaran pasti tinggi, dan ekonomi rakyat juga belum stabil. Kalau harga Rp 15 perliter eceran, ditambah sulit mendapatkan Pertalite di SPBU, yang susah pasto masyarakat,”tutupnya.
Selain itu, Salah seorang supir truk mini, Herman, mengaku sudah enam bulan lebih Pertalite tidak dijual di SPBU Waipirit, Kecamatan Kairatu, SBB. “Saya kan sering bawa ikan dari Pelita Jaya ke Ambon, jadi saya sering isi bbm di SPBU Waipirit. Tapi sudah enam bulan lebih ini Pertalite tidak ada. Mana Pertamax sudah naik harga,” ungkap Herman, di Seram, Sabtu.
Ia mengatakan, sebelumnya SPBU di Waihatu, Kecamatan Kairatu, SBB dulu masih ada stok Pertalite. Tetapi sekarang sudah hampir satu bulan, SPBU Waihatu tidak menyediakan Pertalite lagi. “Jadi sekarang saya terpaksa beralih ke Pertamax, meskipun Pertamax harganya sekarang sudah melonjak jauh dari harga sebelumnya,” tutur Herman.
Senada dengan Herman, nelayan dari Negeri Kawa, Kecamatan Seram Barat, SBB, Risman mengatakan, BBM jenis Pertalite sangat susah didapatkan sekarang. “Kita dulu melaut sering menggunakan Pertalite karena murah. Tapi sekarang terpaksa harus pakai Pertamax yang harganya sekarang sudah mahal,” kata Risman.
Ia mengaku, kelangkaan Pertalite ini cukup berdampak pada pengeluarannya yang awalnya tidak besar, kini pengeluarannya lebih banyak dari pada penghasilannya. “Tapi mau gimana lagi, kita terpaksa beli Pertamax meskipun harganya kini sudah sangat mahal. Daripada tidak melaut sama sekali, malah semakin sudah nanti,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Sales manager area retail pertamina mor VIII Maluku Papua, Wilson Eddi Wijaya meminta kepada masyarakat Seram Bagian Barat (SBB) apabila ada kelangkaan Pertalite, segera dilaporkan ke pihak Pertamina, agar segera dikoordinasikan.
“Nanti kalau misalnya ada info kabarin aja ke kita, nanti langsung dikoordinasikan gitu. Karena sejauh ini ga ada sama sekali laporan, Kita oke-oke saja. Tidak terjadi apa pun,” kata Sales manager area retail pertamina mor VIII Maluku Papua, Wilson Eddi Wijaya, kepada ANTARA melalui telepon, Sabtu.
Tetapi Wilson mengaku, sejauh ini BBM jenis Pertalite masih aman di Kabupaten SBB. “Yang Pertamina tahu Pertalite Aman kok di SBB. Kita stoknya lebih dan yang kita salurkan banyak ke setiap SPBU di sana,” ucapnya.
Menurut dia, stok Pertalite tidak pernah bermasalah atau langka di SBB. Pertamina sendiri juga tidak pernah mendapatkan laporan terkait dengan kelangkaan Pertalite.
“Stok Pertalite tetap ada. Yang jelas kami Pertamina salurkan Pertalite sesuai dengan kebutuhan, jadi masyarakat tidak perlu khawatir tetap normal menjalankan aktivitas saja, kami tetap suport dan kami salurkan Pertalite dan solar secukupnya sesuai kebutuhan masyarakat,” pungkas Wilson.
(KTE/AN)
Komentar