“Bahaya” Jika Yang Komentari LIN tak Paham Alur

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Pembahasan mengenai kelanjutan program Pemerintah Pusat di Maluku, yakni Lumbung Ikan Nasional (LIN), sempat membuat publik bingung, karena muncul kabar bahwa program tersebut telah dipindahkan ke daerah lain.
Kabar tersebut ternyata memantik perhatian berbagai pihak, tak terkecuali Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, yang menilai polemik mengenai LIN Maluku, sangat memalukan dan tak perlu terjadi.
Richard Louhenapessy, kepada Kabar Timur, di ruang kerjanya, Senin (17/1) kemarin mengaku, dirinya mengikuti betul polemik yang terjadi mengenai kejelasan LIN Maluku. "Polemik LIN yang betul-betul menurut saya sangat memalukan. Mestinya tidak perlu terjadi polemiknya. Kita sama-sama dorong saja soal itu,"kata Walikota Ambon ini.
Menurut Richard, sangat "Bahaya" jika ada orang atau oknum yang berkomentar ke publik tentang LIN, namun tak paham alur dan mekanisme terkait lumbung ikan nasional itu sendiri.
"Kalau ada yang komentar soal LIN, tapi yang komentar ini mengerti, itu tidak apa-apa. Tapi kalau komentar namun tidak mengerti, itu yang "cilaka" atau bahaya. Ini yang buat saya prihatin,"ungkapnya.
Richard menegaskan, kabar mengenai dipindahkannya LIN dari Maluku ke daerah lain, sangat tidak mungkin. “Mestinya kita dorong saja, LIN itu tidak mungkin dipindahkan di tempat lain, karena potensi perikanan Indonesia ada di Maluku. Jadi tidak mungkin,"kata Richard.
Dikatakan, LIN jangan dilihat dalam prespektif politik. Tapi harus dipandang dari sudut yang mengarah kepada kesejahteraan masyarakat Maluku. "Nah, itu yang harus kita dorong. Bahwa keputusannya itu keputusan politik, oke!, tapi dampaknya itu, buat kesejahteraan masyarakat di Provinsi Maluku,"terangnya.
LIN, lanjut Richard, bukan untuk kepentingan orang perorangan, ataupun Pemerintah Provinsi, tapi kepentingan Rakyat Maluku. "Hemat saya, tidak usah kita mempersoalkannya. Yang penting ini ada pengakuan dulu, dan kebijakan politik untuk LIN ini betul-betul ada di Maluku. Nanti kalau ada kurang-kurang, baru nanti kita lengkapi,"jelasnya.
Lebih lanjut Richard Louhenapessy menjelaskan, berbagai komentar pesimis atau miring kepada publik terkait LIN, akan berdampak besar bagi kurangnya minat investor menanamkan investasi di Maluku.
"Ini sama dengan orang mau datang investasi, belum investasi lagi, sudah disuruh bayar ini dan itu. Kalau seperti itu, bagaimana bisa investor mau tanamkan investasinya. Kita persilahkan dulu investor masuk, silahkan pak, kita siapkan ini dan itu dulu sebagai awal. Kalau sudah investasi, baru kita buat aturan untuk investor, agar mewajibkan mereka bayar ini dan itu,"tambahnya.
Dengan begitu, lanjut Richard, jika investor sudah tanamkan investasi, maka mereka tidak bisa melawan. "Investor mau melawan gimana, dia kan sudah investasi, dia gak mungkin lagi bisa cabut dengan seluruh investasi yang sudah ditanamkan,"tutupnya. (KTE)
Komentar