Mandi Safar, Ritual Tolak Bala di Negeri Pesisir Leihitu
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Ribuan orang di kawasan pesisir pantai Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) melakukan ritual mandi safar, Rabu (6/10).
Ritual yang jatuh pada bulan Safar sesuai kalender islam itu sebagai bentuk masyarakat mendoakan kepada yang maha kuasa agar negeri yang ditempati mereka dapat terhindar dari bala.
Pantauan Kabar Timur di Negeri Hitu, Leihitu, Malteng, sebelum warga menceburkan diri ke air laut, lebih dulu raja, tokoh agama dan tokoh adat melafazkan zikir serta melakukan doa bersama.
Doa digelar tepat di atas jembatan pelabuhan Huseka’a Hitu dan dipimpin tokoh agama. “Ini sudah jadi tradisi tiap tahun di bulan safar. Masyarakat berdoa dengan harapan terhindar dari segala macam bahala,” kata Babang Pelu.
Dikatakan, tradisi ini tidak dilakukan dengan sesajian dalam bentuk barang. Namun, hanya dilakukan tahlilan sebelum harus menceburkan diri ke dalam air laut. “Dan tradisi ini pada umumnya dilakukan masyarakat jazirah Leihitu,” sebut dia.
Selain di Hitu, tradisi mandi safar juga di lakukan di pantai pasir putih Negeri Wakal, Morella, Hila dan negeri lainnya. Orang yang datang untuk mandi bukan saja dari dataran Leihitu, tapi juga dari daerah lain di Pulau Ambon.
“Turun mandi di hari safar itu filosofinya untuk mensucikan diri. Leluhur juga percaya ini untuk menolak bala,” kata warga Wakal, Rais.
Ditambahkan, untuk memeriahkan tradisi mandi safar, warga juga melakukan sejumlah perlombaan di kawasan yang dipakai untuk tradisi tersebut. (KTY)
Komentar