Bupati Malra: Penghargaan Ini Kerja Kerja Kolektif
KABARTIMURNEWS.COM,LANGGUR, - Bupati Muhamad Thaher Hanubun menyampaikan terima kasih. “Alhamdulillah, kami (Pemkab Malra, red) menyampaikan terima dan apresiasi kepada semua pihak yang telah memberi dukungan, sehingga TPID Malra bisa kembali mendapatkan penghargaan sebagai TPID terbaik,” ucap Bupati Thaher kepada wartawan di Langgur, Rabu (25/8).
Bupati mengatakan, penghargaan ini adalah hasil kerja kolektif. “Semua elemen masyarakat terlibat dalam raihan penghargaan yang diterima Pemkab Malra hari ini (kemarin),” ujarnya.
Dia mengungkapkan penghargaan yang diterima itu karena ada inovasi gerakan ketahanan pangan Vee’ Kes Yaang (kebun perbekalan, red) yang dilakukan Pemkab pada awal pendemi Covid-19 melanda Malra.
Kebun tersebut, lanjut dia, telah mendorong terciptanya budaya berkebun, difersifikasi pangan lokal dan peningkatan produktivitas pertanian. “Inovasi gerakan itu lantas mendapat pengakuan Pemerintah pusat melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP), dengan memberikan penghargaan TPID Kabupaten/Kota terbaik tahun 2020,” kata Thaher.
Penghargaan TPID Award yang diterima Kabupaten Malra pada tahun 2021 ini merupakan yang kedua kalinya, di era kepemimpinan Bupati M Thaher Hanubun dan Wabup Petrus Beruatwarin.
Sebelumnya pada tahun 2020, penghargaan yang sama juga telah diterima Pemkab Malra. “Penghargaan yang diterima Pemkab Maluku Tenggara ini sudah 2 tahun berturut-turut, yakni TPID Kabupaten/Kota terbaik tahun 2019 dan TPID Kabupaten/Kota terbaik tahun 2020. Semuanya berkat inovasi gerakan Ve’e Kes Yang, yang kini telah tercatat di lembaran nasional,” sebut dia.
DASAR PENETAPAN
Bupati memaparkan dasar penetapan Kabupaten Malra meraih TPID Kabupaten/Kota terbaik sebanyak 2 kali berturut-turut. Pertama, dalam gerakan ketahanan pangan Malra selama masa Pandemi Covid-19 melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Didalamnya ada Forkopimda, Ormas, Tokoh Adat, Tokoh Agama, OPD, dan PPK Kabupaten dan Kecamatan serta masyarakat. Kedua, implementasi program ketahanan pangan (Vee Kesyang) dan pembangunan rumah inovasi dan teknologi pertanian.
“Rumah inovasi itu mengolah limbah komoditi jagung yang tidak dimanfaatkan menjadi pakan ternak (silase). Termasuk juga pembuatan pupuk bokasi, yang kemudian dijadikan sebagai untuk memupuk tanaman,” jelas Hanubun.
Ketiga, pemanfaatan irigasi tetes untuk menjawab kebutuhan daerah, khususnya untuk daerah kering. “Fungsi irigasi tetes berdampak pada penghematan sumber daya air yang terbatas,” imbuhnya.
Keempat, penggunaan Smart Farming yang dalam pemanfaatanya mengandalkan teknologi informasi untuk irigasi pertanian. Kelima, pendistribusian benih atau bibit peralatan pasca panen. Dan keenam, disebutkan bahwa dalam menghadapi new normal, lahan-lahan Ve’e Kes Yaang yang sebelumnya dikelola oleh OPD diserahkan kepada masyarakat untuk melanjutkan pengelolaannya.
Selain itu, lanjut bupati, sektor pertanian sejauh ini telah memberikan kontribusi besar dalam mengendalikan inflasi di daerah. Guna mempertahankan hal itu, Pemkab Malra akan terus mengoptimalkan serta meningkatkan ekonomi daerah melalui berbagai inkvasi yang akan dikembangkan.
“Kontribusi sektor pertanian dalam mengendalikan Inflasi di daerah berdampak besar, sehingga sektor ini akan terus dikuatkan,” ujar Hanubun.
Oleh karena itu, Thaher mengatakan, untuk menata dan membangun ekonomi daerah Malra yang terdiri dari 11 kecamatan dan 192 Ohoi atau Desa, dengan kondisi geografis wilayah dikelilingi laut, tidak mudah dan tidak hanya dalam waktu singkat.
Dibalik itu semua maka Pemerintah harus tetap bekerja. Tidak boleh terlelap dan terbuai dengan penghargaan yang didapatkan. “Pastinya, tidak pernah ada kepuasan tetapi perlu untuk senantiasa mensyukuri rahmat yang diberikan Tuhan. Kita harus terus bekerja karena apa yang kita peroleh hari ini belum tentu menjawab pemulihan ekonomi ditengah gejolak pandemi Covid-19,” ucap Thaher.
Menurut Thaher, Pemerintah daerah akan berupaya mengoptimalkan sektor budidaya rumput laut pada tahun 2022 mendatang. “Kedepan ini akan ada satu inovasi atau kegiatan baru dalam bidang Kelautan, yakni budidaya rumput laut. Walaupun sudah dikerjakan oleh masyarakat, tetapi di tahun 2021 ini kita akan tingkatkan pengelolaannya untuk tahun 2022,” tutup Hanubun. (SON/KT)
Komentar