Pemprov Maluku dan Jatim Gagas Kerjasama

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku, dan Pemprov Jawa Timur (Jatim), secara resmi menggagas kerjasama di bidang investasi dan perdagangan.
“Atas arahan Pak Gubernur Maluku, Murad Ismail, maka kita gagas kerjasama ini, dengan tujuan utamanya adalah pengentasan kemiskinan, “ ungkap Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno, di Kantor Gubernur, Kamis (24/6).
Menurut Orno, tujuan mendasar dari gagasan kerjasama itu, semata-mata hanya demi kepentingan masyarakat. “Jika ini berjalan baik, maka masyarakat akan rasakan manfaatnya, “ ujarnya.
“Kita sudah bicara panjang lebar dengan Pemprov Jatim, dalam rangka mendorong penurunan angka kemiskinan. Kalau investasi dan perdagangan itu baik, pasti efeknya ke bawah itu dirasakan oleh masyarakat, “ terangnya.
Diungkapkan Orno, gagasan kerjasama dengan Pemprov Jatim itu, nantinya akan berujung pada penandatanganan MoU. Sasarannya, lanjut dia, mengarah pada perjanjian jangka pendek menuju jangka menengah dan jangka panjang.
“Maksud dari jangka pendek ke menengah dan panjang itu, adalah kita lebih kepada hal-hal praktis. Jadi nanti kita tidak hanya kirim ke sana, nanti Pemprov Jatim juga bantu kita untuk kirim investornya, guna mengembangkan industri dan UMKM di Maluku, “ paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur, Drajat Irawan, yang datang untuk membahas gagasan itu di Kantor Gubernur Maluku mengatakan, kedatangannya di tanah Raja-Raja merupakan tugas dari Gubernur Jatim.
“Saya ditugaskan oleh Gubernur Jatim, untuk penjajakan karena kita akan melaksanakan visi dagang dan investasi tanggal 7 Juli 2021 mendatang, “ ujarnya.
Diungkapkannya, sinergitas yang dibangun antara kedua provinsi untuk bagaikan memperkuat jaringan pasar, sehingga neraca perdagangan tidak terlalu jauh.
“Sekarang produk-produk Jatim yang dikirim ke Maluku itu nilainya Rp 2.14 triliun tapi barang-barang Maluku yang dikirim ke Jatim baru Rp 251 miliyar. Nah bagaimana supaya pasar ini lebih diperluas. Dan kemudian bagaimana investor dari Jatim bisa melihat potensi-potensi yang ada di Maluku, “jelasnya.
“Intinya, hampir semua potensi di Maluku ternyata merupakan komoditi ekspor kita di Jatim.
Kemudian SNI. Dan harus diketahui, banyak produk-produk dari luar pulau itu belum di SNI sehingga tidak bisa masuk di pasar global, “ tambahnya.
Olehnya itu, dengan modal pendekorasi yang dimiliki pihaknya, maka produk-produk di Maluku, bisa saja akan dimasukan ke pendokorasi untuk dicek perizinan, seperti SNI baru bisa diantar ke pasar global.
“Kerjasama untuk produk lokal, kita seperti minyak kayu putih itu belum standarisasi SNI. Jadi harus distandarisasi, sehingga bisa dijual dan diterima di pasar-pasar yang profesional dan lebih besar, “ ungkapnya.
Dia menambahkan, tujuan kerjasama itu yakni terciptanya saling adopsi antara Maluku dan Jatim. Sebab, ditengah pandemi seperti saat ini, pasar domestik menjadi potensi yang sangat besar.
Dan hal itu juga, sambungnya, telah disampaikan Gubernur Jatim, agar Maluku kedepannya bisa berakselerasi, khususnya di dalam peningkatan daya saing ekonomi
“Nanti seluruh produk-produk di Maluku, akan dibranding khususnya untuk produk UMKM, yang selama ini menjadi dorongan, sehingga memerlukan value, yakni produknya harus ber-SNI, “ terangnya.
“Seperti minyak kayu putih, yang harus dibranding sehingga mempunyai produk yang terlegitimasi, dan nilai jual yang makin tinggi. Dan kita juga akan mempermudah dalam konektivitas pemasarannya, supaya Maluku ke Jatim biaya kirimnya, bisa lebih efisien dan menghasilkan keuntungan yang aman, “tutupnya.
(KTE)
Komentar