Terungkap Mark-up Dana Desa Atiahu di Proyek Solar Cell

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Pengadaan lampu solar cell di Desa Atiahu, Kecamatan Siwalalat, Kabupaten Seram Bagian Timur  (SBT), Anggaran 2019 dan 2020 diduga bermasalah.

Dana Desa tahun 2019, untuk program Pembangunan sarana dan prasarana Energi alternatif Desa (Surya Sel/Solar Cell), sesuai Rencana Anggaran biaya (RAB) yang sudah ditandatangani oleh Kepala Desa Muhammadiyah Wailissa, terdapat 10 buah dengan sebesar Rp, 274.500.000.

Rinciannya belanja lampu Integra DL-YT 100 LED 100 Watt dengan harga satuan  Rp,9.878.000/buah total Rp,98.780.000, belanja tiang PJU-TS 10 buah, harga satuan Rp,1.672.000 total Rp,16.720.000.

Selanjutnya, biaya transportasi Rp Rp,29.850.000, Biaya pengiriman Rp,4.200.000, Upah kerja Rp,8.235.000/Buah sehingga total upah kerja Rp,82.350.000. Ditambah, biaya bongkar (buruh) Rp,4.000.000, dan honor tim pelaksana kegiatan sebesar Rp.800,000

Kepala Desa Atiahu, Muhammadiyah Wailissa dikonfirmasi media ini menjelaskan, tahun 2020, pihaknya hanya menyiapkan empat buah solar sell yang nanti dibelanjakan pihak Desa, karena saat itu anggarannya belum dicair alias masuk SILPA.

Setelah dicairkan baru dibelanjakan. Namun berbeda dengan anggaran dalam RAB sebagai acuan pembelanjaan. “Katong (kami) belum bikin (buat) pengadaan di Solar Cell. Yang ada cuma (hanya) 4 buah, itu masuk di  Silpa,”ucap Wailissa.

Program yang sama terjadi tahun  anggaran 2019 sesuai RAB sudah ditandatangani dan cap Kepala Desa, terdapat solar Cell sebanyak 23 Unit dengan harga Satuan Rp,27.000.000/buah, sehingga total Anggaran yang dialokasikan tahun Anggaran 2019 Rp,624.000.000.

Saat dikonfirmasi, Kepala Desa mengatakan, untuk tahun anggaran 2019, hanya 16 Buah, itu pun dua unit mengalami kerusakan sehingga pihaknya mengirim balik ke toko untuk diganti, namun akibat Covid-19  dua unit solar cell tersebut belum dapat dikirim oleh pihak Toko ke pihak Desa.

“16 buah, sekitar satu atau dua bulan ada dua yang rusak. Katong (kami) kirim balik untuk diganti, sampai sekarang belum ada karena Covid. Katong (Kami) beli di Jakarta,” ungkap Wailissa.

Pengakuan Kades, kontraproduktif dengan data dan fakta pada pengadaan Sollar Cell di Desa Atiahu mulai tahun 2019 dan tahun 2020. Penelusuran media ini menemukan beberapa Desa yang pernah melaksanakan program yang sama, terdapat perbedaan signifikan.

Desa-desa lain saat pengadaan solar Cell hanya  harga Rp,15.000.000/buah sudah termasuk, biaya pemasangan  dan pajak.  Tapi, di Desa Atiahu, terdapat mark up  mencapai ratusan juta, rupaih yang terdapat dalam pelaporan realisasi dana desa di tahun 2019 dan 2020.

(AN/KT)

Komentar

Loading...