Ini Kondisi Atapary, Setelah Terpapar Covid-19
KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Anggota DPRD Maluku Samson Atapary menjalani karantina mandiri di kediamannya, pasca dinyatakan positif terpapar virus Covid-19.
Atapary menuturkan, sebelum dan sesudah terkonfirmasi positif, tidak menderita gejala klinis Covid-19, seperti batuk, sesak napas, dan demam. “Saya sehat-sehat saja. Memang saya ini masuk dalam Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19,” kata Atapary dihubungi Kabar Timur, Rabu (5/8).
Medio Juli lalu, Atapary memimpin Pansus studi banding di Jakarta dan Bandung. Sebelum rapat dengan pihak terkait, sebagai ketua Pansus salah satu rancangan peraturan daerah pengelolaan Blok Masela, dirinya koordinasi dengan salah satu staf pendamping.
“Terjangkit dari siapa saya tidak bisa membuktikan. Kalau ditanya potensi dari orang yang terjangkit, mungkin dari staf Pansus ketika studi banding,” jelas politisi PDIP ini.
Sebab saat rapat di Jakarta, segala kebutuhan dan persiapan rapat dilayani staf Pansus bernama Ita. “Koordinasi terima dokumen termasuk dekat. Saya tidak tahu ibu Ita diketahui positif. Setelah rapat 16 Juli 2020, baru dapat informasi suaminya terkonfirmasi dan masuk RSUD M. Haulussy. Suaminya di kantor gubernur Maluku, hasil tracing dari Pak Melki Lohy yang lebih dulu terkonfirmasi Covid-19,” tutur Atapary.
Setelah kembali dari studi banding, Ita disarankan tidak masuk kantor di DPRD Maluku. Ketika mendengar suaminya positif, Atapary menjalani karantina mandiri di rumah. “Saya juga tidak berhubungan dengan isteri dan anak,” katanya.
Ita yang merupakan salah satu pejabat di Sekretariat DPRD Maluku menjalani pemeriksaa swab pada 18 Juli 2020. Besoknya atau 19 Juli, Ita dinyatakan positif Covid-19. “Waktu ibu Ita positif saya sudah curiga terjangkit. Saya mulai jaga jarak dengan orang lain. Sampa 1 minggu, tidak ada gejala, saya beranikan diri ke kantor. Memang ada tanggungjawab di komisi dan Pansus,” jelas ketua Komisi IV DPRD Maluku ini.
Kebetulan, lanjut dia, Komisi IV berencana melakukan verifikasi surat masuk di kabupaten Buru, pada 3 Agustus 2020. “Setelah rapat dengan Kanwil Kementerian Agama, saya melakukan rapid test tanggal 30 Juli lalu untuk penuhi syarat menumpang salah satu maskapai penerbangan ke Buru. Hasil rapid test saya reaktif,” sebutnya.
Atapary disarankan test swab di RSUD M. Haulussy, Ambon. Hasilnya, dirinya dinyatakan positif corona. “Karena dinyatakan positif, tindak lanjutnya apakah karantina di rumah. Besoknya saya periksa jantung, ginjal, paru-paru dan lainnya di RSUD Haulussy. Hasilnya, tidak ada masalah. Tapi saya dinyatakan OTG Covid-19,” aku Atapary.
Karena OTG, Atapary disarankan karantina mandiri di rumah. “Kebetulan rumah saya memenuhi syarat untuk karantina mandiri,” katanya.
Keseharian menjalani karantina mandiri, Atapary menghabiskan waktunya dengan menonton TV, main game di hand phone, membaca buku dan olah raga. Selama karantina mandiri, meski anak dan istrinya berada di kediamannya, Atapary menghindari kontak fisik. “Saya hindari kontak fisik, karena itu komunikasi dengan keluarga meski satu rumah lewat video call,” pungkasnya. (KTM)
Komentar