Pasien Corona Desak Gugus Tugas Serahkan Hasil Swab

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON – Kinerja pemerintah daerah provinsi Maluku melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, disoroti.
Gugus Tugas Covid begitu transparan menyampaikan penambahan jumlah kasus baru pasien positif setiap hari. Pasien dinyatakan terkonfirmasi positif corona hasil pemeriksaan swab polymerase chain reaction (PCR).
Tetapi sudah hampir empat bulan pandemi corona, Gugus Tugas begitu tertutup terhadap hasil pemeriksaan swab pasien positif terinfeksi covid-19. Data Gugus Tugas per Jumat (5/6) menyebutkan, jumlah pasien positif di Maluku 261 kasus, 186 diantaranya masih dalam perawatan.
Pasien positif dirawat di sejumlah rumah sakit maupun di karantina di beberapa lokasi di kota Ambon. Hasil swab dinyatakan positif tidak pernah diketahui pasien maupun keluarganya. Gugus Tugas tidak pernah menunjukkan bukti hasil swab pasien dinyatakan positif atau negatif teriinfeksi virus asal Wuhan, China ini.
Tidak tranparansinya data hasil swab ini menjadi pemicu warga Silale kota Ambon, kompak menolak rapid test pada Kamis, (4/6). Penolakan ini bukan tanpa alasan. Sebab salah satu warga Silale dinyatakan positif, tapi bukti swab hasil pemeriksaan laboratorium tidak diberikan kepada pasien atau keluarganya.
Opini negatif pun terbentuk di masyarakat, muncul dugaan penanganan corona dijadikan “lahan bisnis” oleh Gugus Tugas Covid-19. Kekecewaan juga disampaikan puluhan warga yang menjalani karantina di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Maluku di kota Ambon.
Divonis positif corona, tetapi secara klinis tubuh mereka segar bugar. Mereka mengaku menjalani tes uji cepat atau rapid test hasilnya reaktif atau positif sehingga menjalani pemeriksaan swab pertama. Ketika dinyatakan positif hasil swab, mereka menjalani karantina.
Sejak hari pertama menjalani karantina menyandang status pasien positif, tidak menunjukkan gejala terpapar corona seperti batuk, pilek, flu dan demam. Anehnya hasil pemeriksaan swab kedua dinyatakan positif sehingga tetap harus menjalani karantina. Namun, janggal tidak sekali pun bukti hasil swab ditunjukkan ke pasien atau keluarganya.
Puluhan pasien telah menjalani lebih dari tiga kali pemeriksaan swab tapi tidak pernah diberikan hasilnya. Bahkan salah seorang pasien yang merupakan anak buah kapal (ABK) KM Dobonsolo telah diambil swap sebanyak 9 kali, tapi hasilnya tak kunjung diketahuinya. Dia telah dikarantina selama dua bulan di BPSDM. Bisa dibilang dia pasien terlama menjalani karantina.
Beruntung dia tidak sendiri, sekitar belasan pasien corona juga dikarantina di BPSDM di kawasan Wailela, Ambon. Mereka diantaranya, perawat dan bidan yang merupakan tenaga medis di RSUD dr M. Haulussy dan warga Waihaong, Ambon.
Sudah lebih dari sebulan sejumlah warga Waihaong menjalani karantina. Sementara lima bidan dan perawat RSUD Haulussy hampir sebulan menjalani karantina di BPSDM. Kini mereka jenuh dan ingin secepatnya pulang ke rumah kumpul bersama keluarga.
Beberapa pasien mengaku, karena menjalani karantina kehidupan keluarga mereka kini pas-pasan. Anak dan istri di rumah terpaksa menggantungkan hidup dari tabungan mereka. “Saya sebagai suami, kepala keluarga sudah lebih sebulan dikarantina, tidak bisa bekerja untuk menafkahi keluarga. Tabungan saya mungkin hanya cukup dua tiga bulan untuk memenuhi hidup keluarga,” kata pasien yang meminta namanya tidak disebutkan saat dihubungi Kabar Timur, Sabtu (6/6).
Menurut mereka karena jenuh menjalani karantina tanpa tahu kapan berakhir, salah seorang pasien di BPSDM, kabur. Wanita lanjut usia inisial TT yang diketahui warga Waihaong, kecamatan Nusaniwe, kota Ambon itu kabur Sabtu (6/6) sekitar pukul 06.30 WIT.
TT bersama sejumlah warga Waihaong hampir dua bulan dikarantina di BPSDM sejak dinyatakan positif hasil pemeriksaan swab PCR.
Merasa kesehatannya semakin membaik dan jenuh dikarantina, TT memilih kabur. Rasa rindu kepada keluarganya juga menjadi alasan TT memutuskan mengakhiri masa karantina dan kabur dari BPSDM.
Menurut mereka meski oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Maluku, TT dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19, tapi secara klinis tubuhnya segar bugar, bahkan tidak mengeluhkan sakit. “Kata Gugus Tugas antua (TT) sakit kena virus corona. Tapi antua sehat-sehat saja kok, tidak mengeluhkan sakit,” ujar mereka.
Bukan saja TT, seluruh pasien yang dikarantina di BPSDM juga mengaku tidak menunjukkan gejala terserang corona, meski hasil swab oleh Gugus Tugas Covid diklaim positif.
Anehnya selama ini, pasien yang dikarantina di BPSDM tidak memperoleh bukti tertulis hasil swab yang menyatakan mereka positif terinfeksi virus mematikan itu. “Katong (kita) yang dikarantina di BPSDM sudah diperiksa swab lebih dari empat kali. Tapi bukti hasil swab tidak pernah ditunjukkan kepada kami, apakah negatif atau positif. Dokter hanya katakan hasil swab positif jadi harus tetap dikarantina. Sedangkan katong badan ini sehat, seng sakit. Kalau seperti ini terus, ya katong seng mau dikarantina lama sudah hampir dua bulan,” keluh mereka. (KT)
Komentar