Warga Heran Pasien Dinyatakan Positif Covid-19 Tanpa Bukti

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON- Puluhan orang warga Silale di kawasan RT 002 RW 04, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, menggelar aksi demonstrasi. Mereka menduga Covid-19 jadi lahan bisnis. Bagaimana tidak, salah satu warga telah dinyatakan positif, tapi bukti atau hasil laboratorium yang menyatakan benar dirinya positif tidak diberikan kepada pihak keluarga.
Salah satu keluarga pasien Covid-19 yang kini sedang dirawat, mengaku, dirinya tidak mengikuti anjuran tenaga kesehatan untuk mengikuti rapid test, setelah ayahnya dinyatakan terkonfirmasi. Pasalnya, bukti hasil laboratorium yang menyatakan ayahnya itu positif tidak diberikan untuk dilihat keluarga pasien.
“Katong di sini sebenarnya tidak tolak rapid test. Untuk tracking pertama yang katong lakukan, dong (tim medis) kan tanya data, tapi tanpa bawa bukti bahwa bapa itu batul terkena corona,” kata seorang wanita, putri dari salah satu pasien Covid-19 kepada wartawan, Kamis (4/6).
Sebelumnya, ayahnya telah berada 9 hari di Sumber Asia, setelah hasil rapid test dinyatakan reaktif. Kala itu ayahnya ikut rapid test bersama-sama dengan suaminya. Tapi hasil rapid test suaminya non reaktif.
“Sementara dong (ayah dan suaminya) itu sama-sama kontak, satu gelas, satu makan dan dong juga sering jualan sama-sama. Setelah 9 hari di Sumber Asia dinyatakan positif, belum ada yang turun di rumah untuk antarkan bapak punya hasil lab,” terangnya.
Setelah dinyatakan positif, beberapa hari kemudian tenaga kesehatan datangi rumah pasien untuk mengambil data. Mereka datang dan tidak bawa surat keterangan maupun hasil lab ayah korban. Saat itu, dirinya termasuk diminta ikut rapid test.
“Di situ beta (saya) bilang, beta tidak akan rapid, kalau tidak ada hasil lab beta punya bapak. Abis itu dong tunda, tracking ke dua dong telepon, bagaimana mau datang, lalu beta bilang, beta tetap seng (tidak) bisa datang kecuali beta bapa punya hasil lab itu ada,” katanya.
Mendengar jawaban anak dari pasien positif tersebut, tenaga medis mengaku akan memberikan hasil lab ayahnya jika yang bersangkutan datang ikut rapid test.
“Dari situ beta bertanya kenapa musti bagitu, kan harusnya kalau menurut protokol, setahu beta setelah pasien dinyatakan positif berarti hasil lab harus diketahui oleh pasien langsung dan juga keluarga,” heran dia.
(KTC)
Komentar