KABARTIMURNEWS.COM,AMBON- Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, Kasrul Selang mengatakan rencananya dua warga MBD yang positif berdasarkan hasil pemeriksaan Rapid Test atau alat tes cepat akan dikirim ke Ambon.
“Rencananya saya dengar mereka mau kirim kesini (Ambon). Mungkin besok karena mereka (Pemkab MBD) ada cari pesawat untuk kirim. Kayaknya (yang dikirim) orangnya,”ujarnya saat dikonfirmasi di kantor Gubernur Maluku, Ambon, Selasa (26/5) malam.
Bukan tanpa alasan Kasrul berkata demikian. Pasalnya menurut Kasrul, di MBD
“Kayaknya orangnya. Karena kita belum melatih (petugas medis di MBD) untuk pengambilan swab dan yang kedua alat yang namany VTM itu disana belum ada. Jadi mungkin orangnya yang dikirim kesini (Ambon).
Dikatakannya dengan kejadian ini juga membuat Gugus Tugas dilematis. Apalagi para pelaku perjalanan maupun mahasiswa di Kota Ambon asal kabupaten/kota berkeinginan pulang ke kampung halaman. “Makanya kita sangat dilematis di gugus sini ya. Kita punya adik-adik sangat ingin pulang (dari Kota Ambon), kita sangat paham. Kita cegah bukan karena kita larang, tapi kalau saat pulang ke daerah terpencil dan terkonfirmasi misalnya, ini jadi kesulitan tersendiri. Jadi kami harap maklum kalau kami melakukan pencegahan,”tandasnya.
Sebelumnya diberitakan kabartimurnews.com, Dua warga Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), dinyatakan reaktif positif Covid-19, berdasarkan hasil Rapid test (RDT). Akibatnya, warga setempat panik takut terjangkit virus mematikan itu.
Dua orang yang dinyatakan reaktif, bersama 18 orang lainya dikarantina terpusat di salah satu penginapan di Kota Tiakur, ibukota MBD. Mereka bersama 32 warga MBD menumpang KM Sabuk Nusantara, beberapa waktu lalu dari Kota Ambon.”Yang dikarantina sudah terjangkit virus Corona, jadi katong mau pulang,”kata Beng Duparlira, salah satu warga Desa Tomra, Kecamatan Letti, ketika mengubungi Kabar Timur, via telepon selulernya, Senin kemarin.
Duparlira bersama sejumlah rekanya yang sementara mengerjakan proyek kantor Kodim MBD, memilih pulang karena takut terjangkit virus asal Provinsi Wuhan, China.”Pulau (Letti) kami berdekatan dengan Pulau Moa. Kami harap akses transportasi laut dari Pulau Letti ke Pulau Moa, ditutup agar virus ini tidak terjangkit di daerah kami,”harap Duparlira.
Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pemkab MBD, Alfons Siamloy, mengatakan, berdasarkan hasil Rapid test, dua orang tersebut reaktif.”Jadi belum 100 persen positif Covid-19,”kata Siamloy, ketika dihubungi Kabar Timur, via telepon selulernya, Senin kemarin.