Dua Orang Reaktif, Warga MBD Panik

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON-Dua warga Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), dinyatakan reaktif positif Covid-19, berdasarkan hasil Rapid test (RDT). Akibatnya, warga setempat panik takut terjangkit virus mematikan itu.

Dua orang yang dinyatakan reaktif, bersama 18 orang lainya dikarantina terpusat di salah satu penginapan di Kota Tiakur, ibukota MBD. Mereka bersama 32 warga MBD menumpang KM Sabuk Nusantara, beberapa waktu lalu dari Kota Ambon."Yang dikarantina sudah terjangkit virus Corona, jadi katong mau pulang,"kata Beng Duparlira, salah satu warga Desa Tomra, Kecamatan Letti, ketika mengubungi Kabar Timur, via telepon selulernya, Senin kemarin.

Duparlira bersama sejumlah rekanya yang sementara mengerjakan proyek kantor Kodim MBD, memilih pulang karena takut terjangkit virus asal Provinsi Wuhan, China."Pulau (Letti) kami berdekatan dengan Pulau Moa. Kami harap akses transportasi laut dari Pulau Letti ke Pulau Moa, ditutup agar virus ini tidak terjangkit di daerah kami,"harap Duparlira.

Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pemkab MBD, Alfons Siamloy, mengatakan, berdasarkan hasil Rapid test, dua orang tersebut reaktif."Jadi belum 100 persen positif Covid-19,"kata Siamloy, ketika dihubungi Kabar Timur, via telepon selulernya, Senin kemarin.

Sekda MBD ini mengaku, pihaknya dalam waktu dekat mencarter pesawat untuk membawa hasil tes dua warga yang reaktif ke Kota Ambon, untuk di Swab PCR."Nah, dari hasil Swab PCR baru kita ketahui positif atau negatif Covid-19,"terangnya.

Apalagi, ingat dia, dua orang yang dinyatakan reaktif berdasarkan hasil rapid tes, Orang Tanpa Gejala (OTG). "Mereka tidak sakit atau tanpa gejala Covid-29. Hanya saja hasilnya reaktif,"beber Siamiloy.

Dia mengaku, dua warga reaktif bersama 18 warga lainya dikarantina di salah satu penginapan. Pemda, kata dia, minta pengertian dari mereka yang dikarantina agar tidak pulang."Jadi 18 orang diminta bertahan 10 hari dulu. Sementara dua orang yang reaktif sudah dipisahkan,"jelasnya.

Sementara delapan orang di mes Pemda dan empat orang lainya perumahan dokter bersama 20 orang yang menumpang KM Sabuk Nusantara, hasil tes negatif, sehingga mereka sudah dipulangkan ke rumah mereka masing-masing."Hanya, 20 orang dipenginapan berontak, sehingga dikaitkan dengan politik,"tegasnya.

Padahal, ingat dia, Pemda ingin menyelamatkan warga MBD dari ancaman virus mematikan itu. Apalagi, daerah yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste itu, minim tenaga Dokter dan alat kesehatan."Ketika mereka dikarantina itu duduk sama-sama. Kita minta pengertian demi masyarakat banyak. Nah, kita berharap mereka bertahan dulu, kalau hasil negatif mereka dipulangkan,"harap dia.

Soal warga setempat panik setelah dua orang yang dikarantina disebut terjangkit Covid-19, dia mengaku, Forkopimda MBD, himbau warga agar tetap tenang."Ketua Gustu MBD pak Bupati, Wakil Gustu semua unsur Forkopimda, saya ketua harian. Kami himbau agar tenang karena baru hasil Rapid test. Ada beberapa tahapan tes lagi. Tadi kita baru menggelar jumpa pers,"papar dia.

Apalagi, ingat dia, Bupati MBD, Benyamin Noach, telah menginstruksikan agar akses perhubungan laut dan udara ditutup sementara. Sedangkan kapal kargo tidak dilarang menyinggahi daerah itu."Kecuali kapal tol laut dan kapal barang milik Cong, tidak dilarang karena kapal tersebut mengangkut logistik"sebutnya.

Lantas, 32 orang berhasil masuk MBD dari Kota Ambon, dia mengaku, pihaknya sudah melarang kapal penumpang melayari daerah itu."Namun, KM Sabuk Nusantara ternyata bawa 32 penumpang. Enam orang yang punya hasil Rapid test. Sementara yang lainya hanya keterangan kesehatan. Kita tidak tahu mereka bebas Covid-19 atau tidak,"pungkasnya. (KTM)

Komentar

Loading...