716 Jiwa Mengungsi di Buano

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON- Sebanyak 716 jiwa warga Desa Buano, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), masih mengungsi hingga kemarin.

Mereka terpaksa mengungsi akibat meluapnya Danau Namaolu yang merendam rumah milik sebanyak 141 Kepala Keluarga tersebut, Rabu (26/2) lalu.

"Ini data pengungsi yang kami dapat dari Buano. Yaitu sebanyak 716 orang dari 141 KK akibat meluapnya talaga Namaolu," kata Plt Kepala BPBD SBB Nasir Suruali kepada Kabar Timur, Kamis (27/2) malam.

Menurutnya, berdasarkan data dari Raja Negeri Buano Utara Abd Kalam Hitimala, dari ratusan jiwa yang mengungsi terdapat sebanyak 256 siswa TK, SD, SMP dan SMA.

"Untuk TK berjumlah 38 anak, SD 98, SMP 52 dan 68 siswa SMA," kata Nasir yang mengaku masih dalam perjalanan menuju Piru, tadi malam.

Sebelumnya diberitakan, kurang lebih 100 unit rumah warga Desa Buano, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), terendam air. Mereka terpaksa mengungsi di dataran tinggi atau yang tidak tergenang air akibat meluapnya Danau Namaola, Rabu (26/2), pukul 09.20 WIT.

Danau Namaola berada di Desa Buano Utara. Danau ini meluap karena hujan deras yang mengguyur kawasan sekitar. Luapan air tersebut saban tahun kerap terjadi setelah danau itu tidak mampu menampung debit air hujan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kabar Timur, menyebutkan, jika luapan air Danau Namaola itu merendam ratusan rumah warga setinggi pinggang orang dewasa. Ketinggian air akan semakin meninggi tergantung debit air hujan yang mengguyur.

“Ada sekitar kurang lebih 100 rumah warga terendam. Ini sering terjadi apabila terjadi hujan lebat dan lama. Kalau musim hujan itu sering berdampak pada munculnya wabah penyakit seperti demam berdarah,” kata salah satu warga kepada Kabar Timur, kemarin.
Masyarakat Buano yang berdomisili di Kota Ambon, ini berharap kepada Pemerintah Daerah atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat agar segera memperhatikan kondisi serupa yang sering terjadi.

“Untuk Dinas Kesehatan sesegera mungkin mengambil langkah pencegahan dini terkait wabah penyakit demam berdarah,” pintanya.
Insiden itu dibenarkan Plt Kepala BPBD Kabupaten SBB, Nasir Suruali. Dia mengaku, kejadian tersebut bukanlah peristiwa banjir yang sebagaimana dikonfirmasi Kabar Timur sebelumnya.

“Itu Talaga yang sudah lama di Buano. Namanya Talaga Namaola. Jadi Talaga itu setiap hujan pasti meluap. Jadi bukan banjir. Banjir dan meluap kan beda. Karena Talaga tidak bisa tampung lagi makanya meluap dan masuk ke pemukiman,” ungkap Nasir via selulernya kemarin.

Nasir belum bisa memastikan sebanyak 100 unit rumah warga tergenang air. Sebab, pihaknya belum turun ke lokasi kejadian lantaran sedang menjalankan kegiatan Musrenbang. Selain itu, rencananya hari ini juga belia akan ke Kota Ambon dalam rangka tugas.

“Bisa jadi (kalau sekitar 100 rumah tergenang), karena katong juga belum ke sana. Mungkin besok (hari ini) baru pejabat (kepala bidang) ke sana karena katong ada musrenbang. Besok juga saya ada kegiatan di Ambon,” jelasnya.

Nasir mengaku mendapat informasi jika kemarin sejumlah personel Brimob Polda Maluku telah dikerahkan di tempat kejadian perkara (TKP). Sedangkan pihaknya, rencananya hari ini sekaligus mendistribusikan bantuan untuk korban rendaman air.

“Cuman satu hal, tahun lalu itu kan pada saat Musrenbang, dari Litbang rencana melakukan penelitian di Talaga Namaola untuk mencari solusi. Rencana pembuatan got juga tidak bisa karena posisi air laut lebih tinggi. Nah susahnya di situ,” ungkapnya.
Dia juga mengakui jika dua atau tiga tahun lalu BPBD pernah memberikan bantuan berupa pompa air. Namun hingga kini tidak dipergunakan karena mengalami kerusakan. “Jadi beta istilahkan talaga ini adalah talaga abadi. Kalau musim panas sebagian kering dan menimbulkan bibit nyamuk,” katanya.
Olehnya itu, tambah Nasir, pihaknya saat ini menunggu kerja Litbang untuk bersama mencari solusi, sehingga dapat keluar dari persoalan yang kerap terjadi saban tahun tersebut.
“Sampai saat ini warga dalam kondisi aman. Tapi memang mereka mengungsi di rumah keluarga yang tidak tergenang air,” tandasnya. (KCT)

Komentar

Loading...