PAPRI Maluku menyatakan setelah diamati keseluruhan lirik lagu tersebut ternyata tidak ada hal-hal yang menyimpang.
“Justru positif dalam liriknya,” kata Ketua DPD PAPRI Maluku Rico Mataheru.
Diakui Mataheru, istilah ‘Bustik’ yang berkembang di masyarakat Maluku khususnya Kota Ambon memang berkonotasi negatif. Istilah ini dimaknai sebagai alat kelamin pria yang diperbesar melalui suntikan.
Namun sebagai insan musik, ujar dia, pihaknya malah mengapresiasi semua yang terlibat melahirkan lagu ini karena bisa mengubah jargon yang negatif menjadi positif, sebagaimana terlihat dalam lirik lagu tersebut.
Tapi kembali ke produser, setelah timbul polemik di masyarakat, apakah akan menarik total, atau mengubah lirik, atau tetap merilis lagu itu seperti apa adanya, tergantung yang bersangkutan.
“Kita kembalikan kepada produser, kalau mau menarik dan mengubah tidak masalah atau tidak menariknya pun tidak ada persoalan,” kata Rico Mataheru.
Penyanyi dan pencipta lagu Ridwan Hayat menilai klarifikasi yang disampaikan produser lagu ini diharapkan mengubah imej masyarakat Ambon mengenai bustik. Bahwa istilah itu bukan selamanya sesuatu yang jorok.
Buktinya, judul lagu yang dilantunka Purtry Pasanea ini kepanjangannya adalah butuh suntikan kasih sayang.
“Memang racun dari sebuah lagu adalah judul. Kalau lagu dengan judul yang biasa-biasa saja susah jadi viral,” katanya.(KTA)