Ada Pria Misterius Jelang Penangkapan Is Warga Kampung Rinjani Ambon (2-Habis)

Ilustrasi

Laporan: Sony Betaubun-M Natsir

Keluarga IS alias Iksan Onoly (29) terduga calon pengantin bom Natal Kota Ambon, bersikeras dia tidak terlibat. Meski sebelumnya Kapolda Maluku Irjen Royke Lumowa menyebutkan ada bukti untuk warga Kampung Rinjani, dusun Ahuru Kelurahan Karpan, Kota Ambon itu.

Dituturkan kembali Ny Onya Onoly apa yang dialami suaminya Buchari sehari sebelum penangkapan anak mereka oleh Densus 88 Anti Teror Polda Maluku, ada seorang pemuda misterius. 

“Itu tanggal 19 Desember, dia (pemuda) tanya, itu bapa pung ana?,” ungkap Ny Onya. “Tapi sampe sekarang dia seng pernah keliatan. Padahal janji mau kasih bapa pekerjaan (bangunan),” urainya soal pertemuan anak muda itu dengan ayah Iksan di bawah JMP.

Mengendarai motor yang baru setahun dikeluarkan dari dealer, Iksan hari itu memang hanya mengantar sang ayah sampai di bawah JMP. Setelah itu dia menuju MCM, tempatnya bekerja di sebuah toko roti di mall yang tak jauh dari jembatan yang melintas di atas Teluk Ambon itu. 

“Iksan balik ke MCM, tinggal bapa sendiri di bawah JMP, di situ baru orang itu datang tanya-tanya bapa,” terang Ny Onya kepada Kabar Timur, Selasa (27/1) di rumahnya.

Rutinitas mengantar ayahnya itu kembali dilakukan besoknya, tanggal 20 Desember, pas Iksan sedang di luar shift kerja. Kali ini dia bersedia mengantar ke lokasi bangunan yang dikerjakan ayahnya, dusun Latta, Desa Halong Kecamatan Baguala. 

Setelah tiba, Iksan sempat meminta uang pecahan Rp 5000 untuk membeli bensin satu liter. Sedang Buchari menitip duit Rp 2000 untuk dibelikan handyplast di sebuah kios tak jauh dari tempatnya berdiri.

Tapi hingga waktu mendekati pukul 10.00 Wit pagi, Iksan belum kembali. Suaminya itu, terang Ny Onya, lalu menyusul ke kios, namun tidak menemukan anak mereka itu. 

Menurutnya, pemuda misterius ini inteljen Polisi yang selama ini memantau keberadaan maupun aktifitas anaknya itu. Baik di sekitar tempat tinggal, tempat kerja atau dimana saja. Orang itu selalu memantau Iksan.

Dan tak disangka ini momen terakhir, dalam hari itu bagi suaminya, kata dia, melihat sang anak. 

“Jadi sudah dua bulan ini. Bapa tinggal pikiran, kerja seng bisa kerja. Mana motor juga Polisi tahan. Katong paling susah, bulan ini saja musti bayar kredit motor itu Rp 900 ribu, ambil uang dimana?” urainya.

Tuduhan Polisi, kalau suaminya merupakan bagian dari jaringan teroris membuat Hardiyanti terpukul. Namun ibu muda, satu anak ini, yakin Polisi salah tangkap. 

Anti panggilan akrabnya, juga mempertanyakan cara-cara aparat bekerja dan mengaitkan suaminya itu  dengan hal-hal berbau terorisme. Keheranan dia tersebut berdasarkan penuturan suaminya saat dijenguk di Rutan Ambon. 

“Bagaimana dia (Iksan) seng mengaku kalau dipaksa dengan video hubungan suami isteri lah, mau buang ke jurang lah. Sapa saja akhirnya bisa mangaku padahal itu seng batul,” kata Hardiyanti.

Seperti anggapan keluarga selama ini, Iksan dicokok Densus 88 Anti Teror Polda Maluku saat dia pergi membeli bensin dan handyplast di sebuah kios setelah mengantar ayahnya Buchari ke lokasi pekerjaan di Latta, Desa Halong. 

Dari kios tersebut, Iksan lalu dibawa ke sebuah tempat yang tinggi mirip jurang dalam keadaan kepala dibungkus kain hitam. “Di situ sudah mungkin, beta paitua dipaksa mengaku dengan ancaman video dan buang ke jurang,” kata Hardiyanti. 

Inayah Onoly, kakak perempuan Iksan, menuding Densus 88 menggunakan cara-cara yang melanggar HAM. Menurutnya, seharusnya adiknya itu mendapat pendampingan setelah ditahan. Anehnya, setelah penangkapan adiknya itu dikeluhkan ke Komnas HAM, baru lah Polisi berubah sikap, terutama dalam hal ijin besuk untuk melihat Iksan di tahanan.

Kinerja Polisi lainnya yang dinilai tidak profesional, yakni terkait penahanan Iksan. Ternyata, putera keempat Buchari Onoly ini ditangkap Densus 88 pada tanggal 20 Desember 2019 tanpa surat perintah penahahan. 

“Tanggal 30 Desember baru ada surat penangkapan. Itu juga dong panggil di jalan-jalan masuk lorong Kampung Rinjani. Dong bawa Iksan di atas oto lalu suruh dia maetua tandatangan surat itu,” beber Inayah.

Usai surat penangkapan ditandatangani isteri IS alias Iksan Onoly, besoknya Kapolda Maluku Irjen Pol Royke Lumowa kepada wartawan di Rupatama Mapolda menyatakan IS adalah “calon pengantin” alias orang yang disiapkan untuk bom bunuh diri. Dia rencananya akan beraksi di salah satu gereja di Kota Ambon. 

Menurut Lumowa aksi jahat itu akan berlangsung tepat hari natal. “Mau bom bunuh diri di salah satu gereja,” ungkap Jenderal Bintang Dua Polri ini.

Kendati demikian, Lumowa tidak menjelaskan secara mendetail terkait dari jaringan apa calon pengantin tersebut. “Bukti-bukti komunikasinya ada,” tutup Lumowa tapi tidak menyebutkan gereja yang ditargetkan oleh IS. (**)

Komentar

Loading...