Penumpang Tidar Belum Ditemukan

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Hingga petang kemarin, pencarian terhadap Arham, petugas Navigasi Namlea, Kabupaten Buru, yang jatuh dari atas KM Tidar, Senin (15/7) sore lalu, belum ditemukan. Basarnas Ambon rencananya melanjutkan pencarian hari ini, Rabu (17/7).
Pencarian lanjutan rencananya menggunakan Kapal Negara (KN) Abimanyu milik Basarnas Ambon. Lokasi pencarian terhadap korban yang merupakan Aparat Sipil Negara (ASN) pada Kementerian Perhubungan ini akan menyisir arah perairan laut Pulau Buru.
Arham hilang di laut setelah terjatuh dari Dek 7 KM Tidar tujuan Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon. Dia kala itu hendak menolong La Hamuli, penumpang tujuan Manokowari, Papua. La Hamuli diduga stres dan berencana bunuh diri dengan cara terjun ke laut.
“Sampai hari ini proses pencarian hari pertama masih nihil (belum ditemukan),” ungkap Kepala Basarnas Ambon, Muslimin, kepada wartawan, Selasa (16/7) malam.
Dia menjelaskan, pencarian hari pertama menggunakan Kapal Karet atau RIB yang mengangkut 6 orang personel Basarnas. Sejumlah wilayah perairan laut Pulau Ambon dan Pulau Seram sudah dikelilingi. Tapi belum membuahkan hasil.
Selain Basarnas, Muslimin mengaku pencarian kemarin juga melibatkan Direktorat Polairud Polda Maluku. Mereka menggunakan kapal. Namun hasilnya sama, yaitu korban belum ditemukan.
Menurutnya, pencarian kini telah dihentikan karena alam sudah gelap. Dia menduga, korban belum ditemukan karena terbawa arus. Berdasarkan pantauan SAR dari pergerakan ombak dan arus, korban diduga terbawa ke arah Barat Pulau Ambon, atau menuju Pulau Buru.
“Besok (Hari ini) baru kami lanjutkan proses pencarian dalam operasi ke-2. Kami akan mengerahkan KN Abimanyu. Pengerahan kapal dilakukan karena situasi laut kurang bersahabat,” tandasnya.
Untuk diketahui, La Hamuli diduga mengalami depresi berat. Penumpang KM. Tidar dari Bau-Bau hendak menuju Manokowari, Papua itu lantas mencoba bunuh diri. Aksinya dengan naik dari atas atap anjungan lantai 7 kapal sontak menghebohkan penumpang.
Aksi nekat lelaki 30 tahun asal Desa Lapolea, Kecamatan Barangka, Kabupaten Nabarat, Sulawesi Tenggara ini membuat panik para penumpang. Upaya menghentikan niat Hamuli dilakukan. Termasuk korban Arham yang hingga malam kemarin belum ditemukan.
Niat Arham untuk menyelamatkan nyawa Hamuli nyaris berhasil. Sayang, ajal berkata lain. Berdasarkan video rekaman tiga penumpang melalui kamera ponsel dari sisi berbeda yang diterima Kabar Timur, tampak tangan Hamuli sudah dipegang Arham.
Hamuli yang hanya mengenakan celana dalam ini, saat itu mulai terlihat jinak mengikuti kemauan Arham. Entah mengapa, tiba-tiba dirinya terjatuh bersama Arham. Mereka terjatuh di perairan laut Pulau Tiga, Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah.
Saat terjatuh, kedua korban sempat terlihat berenang di tengah laut. Namun, saat kapal kembali untuk menyelamatkan keduanya, hanya Hamuli saja yang ditemukan. Sementara Arham, tidak.
Hamuli ditemukan terombang-ambing. Tangannya masih terlihat bergerak. Namun ajal berkata lain, saat berhasil diselamatkan. Dia meregang nyawa saat ditarik ke atas kapal.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Cabang PT. Pelni Ambon, Rudy Pentury memastikan Pelni akan menanggung biaya dan proses pemulangan jenazah La Hamuli ke kampung halamannya di Baubau.
“Hasil koordinasi kita dengan keluarga korban, karena korban dari Baubau menuju Manokwari, kita sepakati jenazah diturunkan dan kita menanggung mobil ambulance yang membawa jenazah korban ke RST dan akan diformalin, dikafanin dan kita siapkan peti untuk dikembalikan ke Muna, Baubau,” jelasnya.
Untuk proses pemulangan jenazah La Hamudi, kata Pentury, diupayakan dalam waktu dekat menggunakan pesawat. “Jadi kita tetap sesuai aturan main yang ada di perusahan,” katanya.
Upaya pemulangan jenazah akan dibicarakan lebih rinci dengan keluarga. “Dari pihak keluarga ada dua orang yang dampingi jenazah, sementara rekan-rekan lainnya melanjutkan perjalanan ke Manokwari,” pungkasnya. (CR1)
Komentar