Gedung Perpustakaan IAIN Bakal Dirobohkan

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON – Kontruksi Gedung Pusat Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon mengalami kerusakan parah akibat pergeseran tanah. Bangunan itu tak bisa dipertahankan. Rencananya gedung yang dibangun menghabiskan anggaran miliaran rupiah itu akan dirobohkan.

Kerusakan bangunan yang baru dipakai sekitar lima tahun ini terjadi setelah tanah di sekitar area bergerak akibat curah hujan yang tinggi beberapa minggu terakhir.

Rektor IAIN Ambon Hasbollah Toisuta saat memantau kondisi gedung itu, Minggu (9/6), mengaku, akan mengundang tim ahli untuk meneliti kondisi bangunan apakah masih bisa dipertahankan ataukah tidak.

Selain mendatangkan tim ahli, pihaknya juga akan menyurati Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Sebab, gedung perpustakaan berwarna putih hijau tersebut merupakan aset negara.

“Kalau dilihat dari aspek kerusakannya sudah mencapai 90 persen, hampir tidak bisa dipertahankan lagi. Nanti kita mencoba mengundang tim ahli yang datang untuk meneliti apakah akan dirobohkan atau seperti apa,” terangnya kepada Kabar Timur, Senin (10/6).

Tindakan dirobohkan gedung yang kontruksinya sudah terlihat hancur dan miring itu dilakukan agar tidak berdampak kepada bangunan rektorat disebelahnya.

“Iya, jangan sampai mempengaruhi bangunan rektorat. Karena hanya bersebelahan saja. Sehingga salah satu alasan kita mengundang tim ahli untuk melihatnya dulu,” jelasnya.

Menurutnya, saat ini pihaknya bersama tim tanggap darurat yang dibentuk di Markas Polda Maluku pada Jumat (7/6), sedang mengevaluasi langkah selanjutnya. “Nanti akan dievaluasi tim secara bersama sama jika ada perkembangan baru, agar bagaimana penanggulangan selanjutnya,” jelasnya.

Selain perpustakaan, dampak pergeseran tanah akibat curah hujan ini juga merusak gedung auditorium dan laboratorium MIPA IAIN Ambon. “Yang kena dampak juga ada auditorium dan Laboratorium MIPA. Yang rusak berat adalah perpustakaan,” terangnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ismail Usemahu menyebutkan, penurunan tanah yang terjadi hingga, kemarin telah mencapai 2,5 meter.

“Penuruannya cukup besar. Akhir Mei kemarin belum, tapi sampai tanggal 9 ini penurunannya sudah sampai 2,5 meter. Dampaknya gedung perpustakaan sudah bergeser, miring dan strukturnya sudah hancur. Kemudian auditorium dan lab Mipa. Ini imbas dari pergeseran tanah,” terang saat tanggap darurat di IAIN Ambon, kemarin.

Menurutnya, pergerakan tanah akibat curah hujan tinggi yang melanda kawasan Tempat Kejadian Perkara (TKP) mencapai 250 meter x 200 meter, sehingga dampaknya kepada tiga gedung yang saling berdekatan tersebut.

“Dengan kondisi cuaca saat ini kita hanya bisa lakukan penanganan darurat dengan cara blokade aliran air yang mengarah ke daerah longsoran. Tadi ada dua titik sudah kita block. Kemudian wilayah terbuka kita tutup dengan terpal yang dibantu oleh BPBD Provinsi maupun Kota,” jelasnya.

BELASAN MILIAR

Terpisah, Gubernur Maluku Murad Ismail mengaku bencana alam akibat curah hujan tinggi menyebabkan sejumlah infastruktur jalan, jembatan, rumah warga rusak dan ambruk. Dua wilayah yang terdampak adalah Pulau Ambon dan Pulau Seram.

Mengatasinya, Pemerintah Provinsi Maluku membentuk tim penanggulangan bencana untuk menangani sejumlah infastruktur jalan, jembatan, rumah warga dan kampus IAIN Ambon yang mengalami kerusakan ringan, sedang dan berat.

“Penanggulangan bencana kita sudah beres. Di Ambon ada 8 titik bencana. 7 rumah tertimpa longsor dan rusak-rusak sedang. Tidak ada korban jiwa. Cuma kita masalah IAIN itu yang paling berat,” kata Murad Ismail kepada wartawan, kemarin.

Sejumlah rumah warga yang tertimpa longsor di Ambon telah tertangani. Hanya saja, kerusakan yang dialami IAIN Ambon yang paling berat ditangani. Butuh belasan miliar untuk menangani gerakan tanah atau longsor di kompleks IAIN Ambon di Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau. “IAIN yang besar. Kerusakannya sekitar 50 persen. Kira-kira membutuhkan Rp 15 miliar baru bisa diselesaikan,” ungkapnya.

Untuk sejumlah jembatan rusak dan ambruk di Pulau Seram, Murad telah memerintahkan Dinas PUPR Maluku menghitung dampak kerusakan.

“Untuk jembatan sudah bisa dilewati. Di Maluku Tengah 1 (jembatan rusak) dan SBB 2,” tambahnya.

Murad juga meminta Dinas PUPR berkoordinasi dengan Balai Jalan dan Balai SSungai turun langsung di lokasi bencana. Mereka diminta melakukan perhitungan, menyangkut perbaikan jembatan atau bahkan dibangun ulang. “Saat kejadian itu, saya langsung perintahkan Kadis PUPR koordinasi dengan Balai dan turun ke sana tangani segera. Anggarannya berapa kita minta pada Kementerian PUPR,” kata Murad. (CR1)

Komentar

Loading...