Polri & TNI Bantu Korban Bencana Puting Beliung
KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Aparat Polri dan TNI menunjukkan kepedulian kepada masyarakat korban angin puting beliung di Kabupaten Buru.
Sedikitnya 13 unit rumah warga di unit 18 Desa Dobowae Kecamatan Waelata, rusak diterjang angin puting beliung, Minggu (16/12).
Kemarin, personil gabungan TNI dan Polri menggelar bakti sosial di unit 18 Desa Dobowae. Tim gabungan berjumlah 100 personil ini membersihkan puing-puing rumah warga yang rusak dihantam angin puting beliung.
Bakti sosial ini dipimpin langsung Kapolres Pulau Buru AKBP Ricky Purnama Kertapati, dan Dandim 1605 Namlea Letkol Syarifudin Azis.
Personil yang dikerahkan dalam kegiatan tersebut, yakni dari pers Polres Pulau Buru, Kodim 1605 Namlea dan personil Brimob Den A Pelopor Namlea dibantu oleh anggota Polsek Waeapo dan anggota Koramil Waeapo.
“Bakti sosial ini adalah untuk membersihkan puing-puing atau sisa dari reruntuhan bangunan yang rusak tertimpah bencana angin puting beliung,” kata Kapolres melalui press release yang diterima Kabar Timur, Senin (17/12).
Kegiatan ini kata Kapolres, juga untuk mengukuh sinergitas TNI dan Polri di Pulau Buru dalam rangka membantu masyarakat yang tertimpah bencana alam.
PULUHAN RUMAH RUSAK
Sebelumnya, puluhan rumah warga di Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara rusak diterjang angin puting beliung yang terjadi sejak Sabtu dan Minggu.
Sedikitnya 22 unit rumah warga di dua kabupaten di Maluku itu rusak. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku mencatat, sembilan rumah warga di Maluku Tenggara mengalami kerusakan. Sementara di kabupaten Buru 13 rumah warga yang rusak.
Kepala BPBD Provinsi Maluku, Farida Salampessy mengatakan, selain merusak rumah warga, amukan angin puting beliung juga merusak sebuah rumah ibadah, peternakan kambing, warung hingga gudang milik warga.
Di wilayah Maluku Tenggara puting beliung terjadi di Desa Revav, Kecamatan Kei Kecil Timur. “Sedangkan di Buru terjadi di desa Debowae, unit 18 Kecamatan Wailata,” sebut Farida di Ambon, Minggu (16/12).
Dari puluhan rumah warga yang rusak tersebut, beberapa di antaranya mengalami rusak berat bahkan ada rumah yang ambruk diterjang angin puting beliung. Sebagian besar rumah yang roboh atapnya hilang terbawa angin.
Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Meterologi Pattimura Ambon, Otoral Semwilar mengatakan, puting beliung yang terjadi di dua kabupaten tersebut dikarenakan adanya pertumbuhan awan colombus di dua wilayah tersebut.
Menurutnya, adanya tekanan rendah di wilayah Utara Australia mempengaruhi kondisi cuaca di Maluku pada beberapa hari kedepan.
Kondisi ini menyebabkan pumpunan massa udara di wilayah Maluku, serta fase konvektif MJO pada kuadran 4, yang meningkatkan potensi terbentuknya awan hujan lebih tinggi.
Menurutnya potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang berpeluang terjadi di laut Arafuru bagian Timur, Kota Tual, kabupaten Maluku Tenggara, Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Maluku Barat Daya (MBD).
Adanya awan gelap (Cumulonimbus) di lokasi tersebut dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang. Angin umumnya bertiup dari arah Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan terbesar 20 kots (40 KM /jam).
Tinggi gelombang laut berpeluang mencapai 2,5 meter terjadi di perairan Kepulauan Sermata, Kabupaten MBD hingga Kepulauan Tanimbar, kabupaten MTB, perairan Kepulauan Kei hingga Kepulauan Aru, perairan Selatan Ambon dan laut Banda.
Sedangkan, suhu bervariasi 21 hingga 31 derajat Celcius dan kelembaban 65 hingga 100 persen.
Semwilar mengimbau nelayan mewaspadai gelombang tinggi tersebut dan tidak memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional. “Armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut dengan sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang,” ujarnya.
Bila terjadi kondisi cuaca ekstrim, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
“Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan,” tambahnya. (KT/AN)
Komentar