“Sunat” Gaji ASN Polisi Diminta Usut Eks Asisten II MBD

Ilustrasi

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Politisi Partai NasDem Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) yang juga anggota DPRD Provinsi Maluku Komisi C, Semy Letelay disinyalir terkait kasus. Apa itu?

Sesama rekan politisi Partai NasDem mendesak Polisi mengusut Semy terkait pemotongan gaji ASN (PNS waktu itu), ketika menjabat Asisten II di Pemda Kabupaten MBD tahun 2010. Konon gaji ASN dipotong untuk membentuk Koperasi PNS dengan nilai bervariasi sesuai eselon, berkisar Rp 600 ribu ke atas.

Tapi hingga yang bersangkutan meninggalkan kursi birokrasi Pemda dan terjun ke dunia politik Koperasi “Kalwedo” tidak pernah muncul di publik badan hukumnya seperti apa. Alhasil duit dari pemotongan gaji tersebut juga dipertanyakan, ada dimana?

Kredibilitas Semy sebagai figur masyarakat juga diragukan. Pasalnya sang isteri yang notabene seorang pengajar, disebut-sebut tidak menjalankan tugas di SDN Sumpali, Desa Sumpali Kecamatan Pp Terselatan, Kabupaten MTB selama beberapa tahun, karena ikut hijrah dengan suaminya ke Kota Ambon.

“Sebagai pamong masyarakat dan pejabat negara, harusnya dia mendorong tegaknya aturan supaya isteri melakukan tugas di sekolah. Isteri bertahun-tahun makan gaji tapi tinggalkan tempat tugas itu bagaimana? Lalu dia sendiri soal gaji yang disunat dari PNS itu kita minta Polisi usut,” ujar politisi Partai NasDem Hermanus Lekipera kepada wartawan, Kamis, kemarin.

Menurut Lekipera gaji isteri Semy Letelay setelah dikroscek sebesar Rp 2.430.900,- jika dikalikan dengan 4 tahun atau 48 bulan nilainya mencapai Rp 167.827.000,-.Menurut Lekipera itu uang negara yang tidak sedikit, diberikan cuma-cuma kepada isteri Semy Letelay selaku seorang guru SD.

Semy Letelay dimintai konfirmasi tidak menepis adanya pemotongan gaji ASN ketika dirinya menjabat Asisten II di Pemda MBD. Namun dia menepis keras tudingan Lekipera, mempertanyakan dana hasil pemotongan itu.

“Ini khan momen politik. Hermanus Lekipera itu jang sabarang karena sudah terpidana lalu buat hal aneh-aneh. Dengar beta jelaskan. Koperasi itu khan ada, uang juga ada. Jang karena kepentingan lalu buat isu pembusukan di belakang-belakang,” ujar Semy di balik telepon selulernya tadi malam.

Menurutnya, koperasi dimaksud sudah terbentuk namun Semy tidak menyebutkan kapan dibentuk. Kemudian, uang yang dipotong dari ASN itu juga tetap utuh tersimpan di Kas Pemda MTB, sejak dirinya pensiun dari Pemda tahun 2012 lalu. “Beta keluar dari Pemda tahun 2012 tidak ada masalah, anda tinggal konfirmasi ke bendahara uang dimana,” ungkapnya.

Ketika disinggung soal kinerja sang isteri tinggalkan tempat tugas di SD Negeri Sumpali, Semy Letelay dengan nada berang kembali meminta Hermanus Lekipera tidak sembarangan mempublis informasi di media. Dia juga sempat meralat SD Negeri yang disebut-sebut oleh Lekipera.

“SD apa? SD Negeri Sumpali? salah itu, yang betul SD Negeri 1. Tapi tunggu-tunggu anda seharusnya kasih bakudapa beta dengan Hermanus dulu. Artinya ini khan momen politik, jang karena kepentingan lalu kasih naik berita sabarang-sabarang,” ujarnya melalui telepon seluler.

Meski bicara dengan penuh emosi di balik telepon, Semy berterimakasih karena Kabar Timur sebagai media pengawas kinerja pejabat publik, telah meminta konfirmasi dari pihaknya lebih dulu. (KTA)

Komentar

Loading...