Gempa Palu, Keluarga di Ambon Berharap Patricia Ditemukan

istimewa/KABAR TIMURnews

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON - Empat hari pascagempa dan tsunami yang meluluhlantahkan Kota Palu, Sulawesi Tengah, duka mendalam masih begitu dirasakan Emmy Pinontoan/Siahaya, warga Belakang Soya, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.

Gempa yang mengguncang 7,4 SR di Donggala, Sigi dan Palu yang memicu tsunami, Jumat (28/9), telah merenggut nyawa dua orang yang dicintainya.Menantu dan cucunya menjadi korban bencana yang menerjang Palu.Grito Kailola bersama putrinya, Syamira Almanda ditemukan meninggal dunia. Sementara Patricia Tuhumury/Kailola, istri Grito yang juga ibu dari Syamira hingga kini belum diketahui nasibnya.

Pasangan suami istri ini adalah karyawan PT Sampoerna Palu asal Ambon.Sebelum ditugaskan di Palu, keduanya bekerja di Sampoerna Ambon. Keduanya baru pindah tugas di Palu dua tahun lalu. Pindah ke Palu, Pasurti ini memboyong anaknya Syamira. Kemarin Kabar Timur menyambangi Emmy di kediamannya RT 02 RW 004, kawasan Belakang Soya, Kota Ambon.

“Yang sudah ditemukan itu jenazah Grito suami Patricia sama jenazah putrinya Syamira Almanda. Sementara Patricia sampai saat ini belum ditemukan,” kata Emmy membuka percakapan.

Emmy masih harap-harap cemas akan kondisi keponakannya. Keluarga Patricia di Ambon tidak henti-hentinya berdoa dan memohon adanya mukjizat Tuhan agar Patricia selamat dari bencana mematikan itu. Dia pasrah jika Patricia ditemukan tidak bernyawa asalkan jenazahnya ditemukan untuk segera dimakamkan di Ambon, kampung halamannya bersama anak dan suaminya. “Kita berharap (Patricia ditemukan) dalam keadaan hidup atau mati, bisa (dipulangkan) ke Ambon,” kata Emmy sambil menitikan air mata.

Oleh kerabat, rekan kerja  dan teman-temannya,  Patricia dikenal sebagai orang yang ramah dan baik. Begitu juga dengan suaminya, Grito.

Belum habis air mata dan kesedihan, duka kembali menghampiri keluarga besar Patricia di Ambon. Dua pekan sebelum gempa mengguncang Palu, Patricia kehilangan ayahnya, George Tuhumury. Patricia bersama suami dan anaknya menghadiri pemakaman ayahnya di Ambon. Pada 23 September lalu, Patricia dan keluarganya kembali ke Palu.

Ternyata, kedatangan suami Patricia dan anaknya ke Ambon menghadiri pemakaman mertuanya adalah yang terakhir sebelum ajal datang menjemput.

Tidak ada firasat buruk yang dirasakan keluarga Patricia di Ambon sebelum musibah itu datang. Apalagi Patricia dan keluarganya baru sepekan meninggalkan Kota Ambon. “Keluarga tidak ada firasat apa-apa,” kata Emmy.

Namun ada yang berbeda, entah apakah itu pertanda buruk. Sebelum kembali ke Palu, sebenarnya keluarga di Ambon masih berharap Patricia dan keluarganya tidak secepatnya kembali ke Palu. Tapi karena kesibukan kerja, Patricia dan keluarganya kembali ke Palu. “Kita sebenarnya masih mau tahan mereka untuk tinggal dulu di Ambon, tapi Patricia bilang tugasnya menumpuk. Dan memang dia orangnya pekerja keras dan bertanggung jawab terhadap kerjanya,” tutur Emmy.

Jenazah Grito dan Syamira kini sudah di berangkatkan ke Makassar dari Palu. Kapan jenazahnya dipulangkan ke Ambon, Emmy belum dapat memastikan. “Kalau kapan dipulangkan, belum tahu, karena informasinya (jenazah) harus dikarantina dulu,” sambung Emmy.

Ibunda Patricia yang tak lain adalah adiknya, Jane Pinontoan/Tuhumury bersama Neny Pinontoan sudah bertolak dari Ambon ke Makassar, Selasa (2/10), menggunakan pesawat Batik Air.

“Ibu Patricia, sudah berangkat tadi (kemarin) ke Makassar, kalau adiknya Patricia sudah lebih dulu berangkat ke sana (Palu),” katanya.

Pemulangan jenazah menantu dan cucunya dibiaya oleh PT Sampoerna. “Pihak perusahaan selalu berkomunikasi dengan kami sejak bencana tsunami terjadi dan saat jenazah ditemukan,” ujar Emmy. (RUZ)

Komentar

Loading...