Ambon ke Zona Kuning Covid-19

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Meski zona kuning, tapi tetap waspada. Prinsipnya, 3T itu akan tetap lakukan maksimal.

Penularan virus covid-19 di Kota Ambon semakin menurun. Faktanya, kota bertajuk manise itu, kini tidak lagi berada pada zona orange corona melainkan dengan status zona kuning.

Kadis Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy mengatakan, sejak Minggu 2 Mei 2021, status Kota Ambon sudah bergeser dari zona orange ke zona kuning penularan covid-19. “Iya, kita sudah zona kuning dengan resiko rendah,” kata Pelupessy ketika dikonfirmasi Kabar Timur, Senin (3/5).

Dia mengatakan, meski di zona kuning, Dinkes Kota Ambon akan tetap tegas dengan terus mengawasi protokol kesehatan (prokes) di masyarakat. Prokes dengan mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker itulah yang nantinya menjaga agar Ambon tidak lagi balik ke zona sebelumnya.

“Protkes tetap dijalankan. Jangan kita euforia seakan-akan sudah bebas. Mari terus kita jaga supaya jangan lagi ada kenaikan kasus,” pintanya.

Menurutnya, menjelang lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah, tentu lonjakan manusia akan meningkat, baik itu di pelabuhan, mall maupun pasar. Mengantispasi jangan sampai ada penularan di sana, maka akan ada pengawasan pihak-pihak terkait.

“Meski zona kuning, tapi kita tetap waspada. Prinsipnya, 3T itu akan tetap kita lakukan dengan maksimal,” tandas dia. Ditanya soal zonasi, Wendy mengaku ada kenaikan 0,1 poin. Sebelumnya, zonasi Kota Ambon berada di angka 2,31. Bergerak ke zona kuning karena ada peningkatan menjadi 2,41 poin.

Dia mengaku zonasi bisa terus meningkat semuanya tergantung dari masyarakat. Tapi jika masyarakat acuh dan tak mau tahu, maka bisa saja ini sulit untuk diperoleh. “Semua itu tergantung kepatuhan masyarakat terhadap protkes. Kita juga menjaga jangan sampai ada peningkatan kematian. Sebab zona ini diukur dari jumlah kasus dan angka kematian,” sebutnya.

Dia mengimbau kepada masyarakat Kota Ambon yang merasa mulai bergejala, segera untuk mendatangi pelayanan kesehatan terdekat. Ini penting supaya Dinkes bisa mengantisipasi adanya kenaikan jumlah kasus.

“Jangan tunggu sampai sudah berat. Kalau memang merasa bergejala, datang ke pelayanan kesehatan supaya bisa di swab atau dirapid antigen,” harapnya (KTY)

Komentar

Loading...