Kapolda Maluku Pantau Pasar

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Kepala Polda Maluku Irjen Polisi Royke Lumowa, melakukan pemantauan terhadap sembilan bahan pokok di Pasar Tradisional, kawasan Mardika, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Rabu (5/12).

Pemantauan dilakukan untuk mengecek harga dan ketersediaan kebutuhan masyarakat menjelang perayaan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Beliau didampingi Wakapolda Maluku Brigjen Pol. Dr. Akhmad Wiyagus berserta tim Satgas Terpadu Provinsi Maluku.

“Ini pengecekan awal saya bersama Pemda (Pemerintah Daerah). Kami mengecek sembilan bahan pokok, pangan,” kata Kapolda Maluku kepada wartawan di sela pemantauan di Pasar Mardika, kemarin.

Menurutnya, pengecekan langung yang dilakukan pihaknya setelah menggelar rapat Sinergitas bersama para pimpinan tim Satgas Pangan Terpadu Provinsi Maluku.

“Kemarin kami rapat dan bahan pangan khususnya beras, gula, tersedia sampai 3 Bulan ke depan,” ungkap mantan Kakor Lantas Polri, ini.

Selain beras dan gula, kebutuhan inti rumah tangga lainnya, menjelang dan berakhirnya perayaan Natal dan Tahun Baru, aman. Kendati demikian, dia mengaku saat ini sedang terjadi kenaikan harga pada beberapa bahan pangan lain seperti telur ayam ras, gula dan cabai merah.

“Kalau stok bahan pokok yang lain juga tersedia. Ada yang 34 hari, 50 hari, dan 60 hari ke depan.Tadi saya lihat ada kenaikan sedikit pada gula, telur dan cabai merah keriting, dari 30 ribu ke 40 ribu,” jelasnya.

Jenderal Bintang Dua ini mengaku, fluktuasi harga saat ini sedang terjadi. Namun yang menjadi perhatian khusus adalah jangan sampai pedagang atau distributor, diketahui ada yang menyimpan atau menimbun barang dagangan.

“Yang kita jaga, jangan sampai ada yang tahan-tahan barang. Atau jangan sampai ada penimbunan. Ini yang kita jaga,” jelasnya.

Dia menegaskan, jika ditemukan terdapat pedagang atau distributor yang sengaja menimbun barang untuk mendapatkan keuntungan melimpah, pihaknya tidak segan-segan melakukan penindakan tegas sesuai aturan hukum yang berlaku.

“Pasti pidana. Makanya kita harus cegah. Tadi sejumlah pedagang bilang kalau penimbunan biasanya terjadi H min 1 dan 2 menjelang Natal. Mepet-mepet. Kalau sekarang belum,” tegasnya.

Dikatakan, kenaikan harga yang berlaku pada beberapa kebutuhan pokok tersebut terjadi karena permintaan konsumen tinggi.
“Kalau telur dikirim dari Jawa Timur. Bawang dari Jawa lagi. Cabai merah kriting dari Namlea (Kabupaten Buru, Maluku).

Permintaan cabai ini tinggi sekali. Orang Ambon kalau tidak makan cabai tidak sedap,” ungkapnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku Elvis Pattiselano, mengaku, pemantauan yang dilakukan pihaknya bersama Kapolda Maluku merupakan yang pertama kali.

“Ini infeksi awal. Mungkin pekan depan setelah tadi bicara dengan Dirkrimsus untuk jadwalkan Pak Kapolda dan Pak Gub atau Wagub punya waktu bisa turun bersama. Tadi itu cabai keriting agak naik karena stok. Kalau stoknya banyak, maka harga turun otomatis, stok kurang nanti agak naik sedikit,” katanya.

Disinggung mengenai kemungkinan cabai merah yang mengalami kenaikan harga karena di timbun sejumlah oknum tak bertanggung jawab, Elvis, mengaku tidak yakin. “Tidak mungkin mereka tahan, kalau tahan pasti busuk dan rugi dia (pedagang),” ujarnya.

Menurutnya, berdasarkan pemantauan kemarin, harga pasaran bahan pangan masih relatif stabil. Jika adanya turun naik harga (fluktuasi), kata Dia relatif pada beberapa komoditi tergantung suplay dan demand. “Cabai juga sudah dikeluarkan dari komoditi inflasi karena dia fluktuatif setiap hari karena tidak bisa bertahan normal setiap hari,” jelasnya.

Dia meminta konsumen agar cerdas saat melakukan tawar menawar harga dengan pedagang di pasar. Dia menyarankan agar pembeli masuk ke dalam pasar, karena harganya relatif murah di banding dengan yang berjualan di depan.

“Jadi pasar itu tempat tawar menawar antara konsumen dan penjual, sebab itu konsumen harus cerdas, coba masuk ke dalam (pasar), tapi kan kadang-kadang orang tidak mau sepatu dan kakinya kena becek,” tandasnya. (CR1)

Komentar

Loading...