Yayasan Panti Asuhan di Soya Terbakar

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON- Yayasan Panti Asuhan RPSA Caleb House yang berada di Jalan Tabea Djou, Dusun Kayu Tiga, RT 006 RW 01 Negeri Soya Kecamatan Sirimau Kota Ambon, terbakar, Rabu (1/8).
Kebakaran terjadi setelah seorang anak asuh berinisial MA, membakar karton bekas didalam kamar. Meski tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa yang terjadi pukul 10.30 WIT ini, tapi satu blok yang ditempati khusus anak perempuan itu ludes terbakar.
Seluruh armada Dinas Kebakaran Pemerintah Kota Ambon sebanyak 7 unit dikerahkan. Gerak cepat tim pe-ma--dam kebakaran, sehingga mem-buat api tidak merembet membakar blok lain-nya yang hanya berjarak 1 me-ter.
“Kebakaran terjadi antara jam sepuluh sampai jam setengah sebelas. Saat itu katong sementara menyiapkan makan siang untuk anak-anak yang akan ke sekolah,” kata Farinia Lewe-rissa, Ketua Yayasan Caleb House ke-pada Kabar Timur, kemarin.
Kebakaran diketahui pertama kali Jean Frans, seorang anak panti asu-han. Ia menggendong adiknya dan ber-lari keluar memberitahukan ke-pada Lewerissa yang sedang menyiap-kan makanan di dapur. “Dia (Jean) me-nyam-paikan bahwa mama Makelo (Panggilan MA) bakar karton. Ruangan disebelah tabakar,” ungkapnya.
Mendengar laporan Jean, Le-weris-sa yang berada di bilik sebelah, berlari menuju kamar tempat MA membakar karton. Melihat kejadian itu, Lewerissa kemudian membukakan pintu dan jendela. Air yang berada didalam bak kemudian diisi Rinso untuk melakukan penyiraman terhadap api.
Upaya Lewerissa memadamkan api sia sia. Api semakin membesar dan Ia kemudian berteriak meminta pertolongan kepada masyarakat sekitar. “Saat itu beta rencana buka pintu pintu agar api keluar. Ternyata api sudah sampai di flapon. Mungkin karena ada angin dan api sudah taputar dalam ruangan,” jelasnya menggunakan dialek Ambon.
Melihat api semakin membesar, Lewerissa menarik MA yang kala itu masih berada di dalam Tempat Kejadian Perkara (TKP). Ia kemudian mengungsikan seluruh anak asuhnya di daerah ketinggian yang berada di sebelah kanan yayasan (dilihat dari jalan raya).
“Saat berteriak beta lihat Om Yan. Beta minta Om Yan lepas sekren (kontak jaringan listrik). Saat itu yang ada hanya anak anak kecil. Anak anak besar semuanya sedang ke sekolah. Lalu beta larikan mereka ke arah hutan,” jelasnya.
Kejadian itu membuat Lewerissa panik bukan kepalang. Dalam benaknya, hanyalah menyelamatkan nyawa seluruh anak asuhnya yang terdiri dari anak yatim piatu dan disabilitas. Seluruh barang berharga yang berada di bilik khusus perempuan itu tidak sempat diselamatkan.
“Saat itu data administrasi yayasan beta seng sempat kas kaluar lai. Karena saat itu yang didalam beta pikirkan hanyalah kasih selamat anak anak saja. Kalaupun api makan (membakar) sampe samua bangunan, beta dan anak anak tetap selamat di atas. Jadi katong seng sempat kas kaluar anak anak perempuan punya barang-barang seperti pakaian lai. Jadi semua tabakar,” jelasnya.
MA, kata Lewerissa merupakan seorang anak berkebutuhan khusus. MA adalah penyandang disabilitas (Bisu dan Tuli). Kelakuannya juga sedikit mengalami gangguan. “Yang bakar ini adalah anak bisu, tuli dan agak terganggu. Dia sekolah di SLB Nania,” terangnya.
Lewerissa mengaku, bangunan yang terbakar itu terdiri dari 2 kamar besar dan 2 kamar kecil. Jumlah anak asuh pada yayasan tersebut sebanyak 20 orang. “Jumlah anak asuh 20 orang. Perempuan 4 dan laki laki 16. Yang kebutuhan khusus (disabilitas) ada 3 orang termasuk MA. Ruangan ini (yang terbakar) adalah kamar anak-anak perempuan,” tandasnya.
(CR1)
Komentar