Nasehat Direktur Blok Masela Untuk Mahasiswa: Utamakan “Attitude”
KABARTIMURNEWS.COM.AMBON - Dr Netty Siahaya Ch.Amd yang juga Direktur Blok Masela dari Fakultas MIPA Universitas Pattimura (Unpatti) jurusan Kimia. Ia ditugaskan Rektor Unpatti Prof Dr Fredy Leiwakabessy, M.Pd menjabat Direktur Blok Masela.
Yang mana tugasnya adalah mempersiapkan SDM unggul untuk mengelola Blok Masela. Dan diharapkan para mahasiswa setelah lulus kuliah punya kemampuan mengelola Blok tersebut.
"Nah, kaitannya dengan Program Mahasiswa Belajar Kampus Merdeka atau MBKM adalah, mahasiswa diharapkan belajar secara merdeka. Kalau dulunya kampus jadi tempat belajar mahasiswa dan dosen berinteraksi di ruang kuliah secara tatap muka, sekarang tidak lagi," ungkap Dr Netty Siahaya kepada Kabar Timur Rabu (26/6) di ruang kerjanya
Dan 2 hal utama yang dituntut setelah Menristek-Dikti menyatakan bahwa di kampus mahasiswa harus benar-benar belajar secara merdeka. Sehubungan dengan konsep kampus merdeka, maka di sini mahasiswa harus mampu selesaikan masalah secara merdeka.
Dalam sistem belajar kampus merdeka, ada dua hal yaitu merdeka belajar itu sendiri. Di lain pihak dosen diberi otonomi untuk bebas dari birokrasi yang berbelit-belit.
"Di lain pihak mahasiswa diberi kebebasan memilih mata kuliah yang dia disukai," ungkap Direktur Laboratorium Blok Masela itu.
Yakni dengan memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada mahasiswa belajar di luar kampus. Semua demi mendapatkan calon-calon pemimpin yang berkualitas.
Tapi masalahnya mahasiswa saat ini lebih banyak berhubungan dengan dengan ilmu pengetahuan atau knowledge. Padahal semestinya lebih banyak ke etika, attitude.
"Bisa dilihat dari bagaimana tatap muka dengan dosennya. Itu harus diuji, seperti arang dan api, sementara asapnya jauh. Itu berarti tidak berkolerasi khan?," ujarnya berilustrasi.
Faktanya, saat ini mahasiswa hanya mengutamakan skill atau knowledge. Tapi tidak dibarengi dengan attitude, atau sikap.
Di Kampus orang tidak lagi menghargai sesama, artinya sikap generasi sekarang mulai terkikis. Dulu kalau dosen sedang mengajar mahasiswa perhatikan, dan bertanya kalau belum paham.
"Tapi sekarang? Dong seng pusing. Di sekolah juga begitu siswa-siswi jadi liar. Attitude tidak seperti dulu lagi, padahal Jepang itu menghargai orang tua segalanya. Keluarga memang suruh kejar pengetahuan, knowledge tapi sikap hormat dan attitude jauh lebih penting," ujar Dr Netty Siahaya.(KTA)
Komentar