Mantan Gubernur “Jenderal” Maluku Masih Jago

KABARTIMURNEWS.COM.AMBON - Murad Ismail bisa jadi akan kembali menjadi Gubernur Maluku untuk kedua kalinya.

Pasca dilantiknya Sadli Ie sebagai penjabat Gubernur Maluku oleh Mendagri Muhamad Tito Karnavian, 26 April 2024, lalu, semua spekulasi berakhir.  Termasuk ketokohan mantan Gubernur “jenderal” Maluku, Murad Ismail.

“Semua isu, semua spekulasi tentang ketokohan Murad Ismail, di pentas nasional yang sudah melemah terjawab.  Ternyata biliau (Murad Ismail), masih miliki pengaruh alias jago. Pelantikan Sadli Ie, sebagai penjabat Gubernur Maluku menjadi bukti,”  kata Muhamad Rais Att, salah satu pengamat politik asal Maluku, kepada Kabar Timur, via telepon selulernya, Senin, tadi malam.

Menurut dia, pelantikan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Maluku, Sadli Ie, harus dibaca sebagai bagian dari kuatnya presure mantan Gubernur Maluku, Murad Ismail. “Artinya, andil besar dari rebutan kursi penjabat Gubernur Maluku, adalah Murad Ismail,” kata Rais, seraya menambahkan, masukan dan saran Murad Ismail, masih didengar Pemerintah Pusat, tidak seperti isu-isu sebelumnya.

Terbukti,  kata Rais, jauh sebelum ada kepastian Sadli Ie bakal dilantik sebagai penjabat Gubernur,  mantan Gubernur Maluku, Murad Ismail, dalam beberapa kesempatan  telah berujar dengan optimis, bahwa Sadli Ie, akan menjadi penjabat Gubernur Maluku. “Dan, semua menjadi nyata, khan,” tambahnya.

Selain itu, kembali mantan Gubernur “jenderal” Maluku, Murad Ismail ke pentas Pilkada Maluku, November 2024, mendatang, sebagai incumbent , masih memungkin peluang Murad menang terbuka lebar.  “Peluang incumbent menang masih terbuka,” katanya.

Apalagi, tambah Rais,  kesiapan finasial, kedekatan Murad dengan sejumlah ketum-ketum Parpol, tokoh-tokoh nasional dan petinggi-petinggi merupakan salah satu indikator yang memungkan, Murad bisa kembali memimpin Maluku, untuk kedua kalinya.

Di Maluku, lanjut dia, Murad punya dukungan kuat pada tataran grasroot (akar rumput), atau wong cilik.  Sementara untuk elite, sebagain mendukung dan sebagain lagi kontra. Kendati begitu, kontra sebagian elite di Maluku ini, tidak akan mempangaruhi dukungan bagi Murad Ismail.

Setidaknya, salah satu ukuran riil sebagaimana yang diungkapkan itu, adalah: keterpilihan Widiya Pratiwi istri Murad Ismail, pada Pileg Februari, 2024, lalu. “Widya Pratiwi pengumpul suara terbanyak dan melaju ke kursi DPR RI, Dapil Maluku. Ini juga salah satu bukti, kalau Murad Ismail masih cukup kuat dan berpengaruh di Maluku,” paparnya.

Murad Ismail, sebagai incumbent nanti, akan memeproleh beberapa Parpol pendukung.  Salah satu, yang pasti adalah: Partai Amanat Nasinal (PAN).  Selain PAN,  Demokrat, Golkar, Hanura dan juga parpol-parpol lainnya yang tidak menutup kemungkinan akan dilobi Murad Ismail.

Dinamika Politik di Daerah, kata dia, keputusan terakhir di Pusat. “Jadi apapun yang terjadi di daerah, semua akan manut ketika pusat telah memutuskan. Artinya, kekuatan hakiki dari semua dinamika politik di daerah ada pada pimpinan di pusat,” tambahnya.

Menurut dia, semua pendapat-pendapat politik di daerah terkait rekomendasi Parpol harus dilihat dan dipahami hanya sebatas wacana, kerena pendapat yang disampaikan  tidak miliki kepastian memutuskan. “Mereka di daerah hanya membuat wacana saja, tapi tidak punya kemampuan memutuskan,” kata Rais.

Misalnya, ada Parpol A dan B yang di daerah mengatakan, tidak akan mendukung Murad Ismail atau asal bukan Murad dan sebaiknya Murad tak mendaftar di Parpolnya dan sebagainya. Semua itu, hanya pendapat atau wacana untuk meramaikan dinamika Pilkada Maluku, tapi bukan keputusan Parpol.

Dia memprediksi, incumbent Murad Ismail nantinya, akan mendapat dukungan Parpol-Parpol diakhir penentuan sikap Parpol menurunkan rekomendasi. Pasalnya, keputusan rekomendasi ada pada pimpinan pusat, bukan daerah.

“Ini sama halnya dengan penjabat Gubernur Maluku. Dari daerah, DPRD Maluku, mengusulkan tiga nama, dan Nama Sadli Ie, tidak  tidak diusulkan. Tapi, diakhirnya justeru Sadli Ie, yang dilantikan sebagai penjabat Gubernur Maluku,” terangnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, membaca politik tidak hanya menggunakan keputusan-keputusan politik di daerah, sebagai sesuatu yang penting, padahal, inti dari semua nyanyian orang-orang di daerah ada pada poros utama, yakni pusat. “Jadi siapa yang menguasai poros utama, maka yang bersangkutan harus diperhitungkan. Murad Ismail, bisa jadi akan kembali memimpin Maluku,” tutupnya. (KT)

Komentar

Loading...