
KABARTIMURNEWS.COM.PYONGYANG – Korea Utara (Korut) kembali mengomentari agresi Israel ke Jalur Gaza. Korut menyebut Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina dengan dukungan Amerika Serikat (AS).
Kementerian Luar Negeri Korut menyoroti aksi Israel membidik fasilitas kesehatan dalam serangannya ke Jalur Gaza. “Pemboman yang dilakukan Israel terhadap fasilitas kesehatan, yang menurut hukum internasional harus dilindungi sebagai prioritas di masa damai dan masa perang, adalah kejahatan perang yang tak terbayangkan dan kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata seorang juru bicara (jubir) Kemenlu Korut seperti dilaporkan kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA), Kamis (26/10).
“Apa yang tidak dapat diabaikan adalah bahwa kejahatan (Israel) ini dilakukan dengan dukungan terang-terangan dari AS. AS mengirim amunisi dalam jumlah besar ke Israel dan mengirim dua kelompok kapal induk ke perairan Timur Tengah, memberi Israel lampu hijau untuk membantai warga Palestina tanpa mendapat hukuman,” ujar jubir Kemenlu Korut menambahkan.
Dia kemudian menuding AS sebagai kaki tangan Israel. “Fakta bahwa AS menutupi perilaku kriminal Israel segera setelah pemboman rumah sakit, dengan alasan lemah bahwa serangan itu dilakukan oleh kekuatan selain Israel, menunjukkan bahwa AS adalah kaki tangan yang berkomplot dan mendorong genosida Israel,” ucapnya.
Terkait pemboman rumah sakit yang disinggung jubir Kemenlu Korut, pada 17 Oktober 2023 lalu sebuah serangan udara menghantam Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Jalur Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, serangan itu membunuh setidaknya 471 orang dan melukai 342 lainnya. Sementara komunitas intelijen AS mengungkapkan, jumlah korban meninggal dalam insiden itu berkisar antara 100 hingga 300 orang.
Serangan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli dikecam banyak negara dan organisasi internasional. Israel membantah menjadi aktor di balik serangan ke rumah sakit tersebut. Mereka justru menuduh Jihad Islam sebagai pelaku penyerangan terhadap Rumah Sakit Baptis Al-Ahli.
Sebelum komentar terbarunya, Korut sudah melayangkan kritik tajam terhadap peran AS dalam konflik Israel-Palestina. Pyongyang menilai, konflik tersebut merupakan tragedi yang sepenuhnya diciptakan Washington. “AS telah menutup mata terhadap Israel, pendudukan ilegalnya atas wilayah Palestina, serangan bersenjata yang terus menerus, jatuhnya korban sipil, dan perluasan pemukiman Yahudi,” kata KCNA.
KELUARGA DOKTER INDONESIA DIBUNUH
Sementara itu, keluarga dari dokter yang bekerja di rumah sakit Indonesia di Gaza telah terbunuh oleh serangan udara Israel. Kabar tersebut dibagikan melalui video yang tersebar di media sosial dan media, termasuk media Palestina Quds News Network.
Sebuah video yang menampilkan suasana yang riuh memperlihatkan seorang pria menerima telepon dengan latar suara tangisan pria lain. Dalam keterangan video yang diberikan akun media sosial Quds News Network, pria dalam video tersebut adalah kepala bagian bedah di Rumah Sakit Indonesia Mohammad Al Rann.
"Jet Israel telah menargetkan keluarga kepala operasi di Rumah Sakit Indonesia, Mohammad Al Rann, membunuh mereka semua. #Israel telah menargetkan keluarga dokter dan jurnalis, membunuh seluruh keluarga," ujar keterangan akun tersebut.
Selain Al Rann, banyak pekerja medis dan media pun kehilangan keluarga saat mereka bertugas. Salah satu yang menghadapi situasi yang sama adalah kepala biro Bahasa Arab Aljazirah di Gaza Wael Dahdouh.
Wael kehilangan istri, putra, putri dan cucu akibat gempuran Israel tanpa ampun. Mereka berada di kamp pengungsi Nuseirat saat serangan terjadi.
Menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza pada Rabu (25/10/2023), serangan Israel telah membunuh lebih dari 6.500 orang. Gempuran yang memakan korban sipil pun nyatanya bukan karena tidak sengaja. Israel terang-terangan menyatakan mereka mengincar anggota Hamas, meski di sekitarnya ada warga sipil.
Militer mengatakan, rumah-rumah yang dihuni para anggota Hamas adalah target yang sah meskipun warga sipil tinggal di dekat mereka. “Apa yang disebut rumah pribadi bukanlah rumah pribadi,” kata seorang perwira senior angkatan udara Israel kepada wartawan dalam sebuah pengarahan baru-baru ini. (ROL)
Komentar