Ini Penyebab Warga Tihulale Blokade Jalan Lintas Seram

Korban Pemukulan Warga Hualoy Ternyata Pendeta

Jalan lintas seram sempat diblokade, menyusul salah warga Desa Tihulale, babak belur, diamuk warga. Dan, ternyata korban seorang pendeta.

AMBON - HT warga Tihulale ini, babak belur. HT diamuk warga Hualoy, Kebupaten Seram Barat (SBB), Sabtu, akhir pekan, kemarin, setelah sebelumnya mobil yang dikendarai menyenggol salah satu anak kecil yang tengah menonton konvoi motor arak-arak SMU yang baru lulus sekolah.
“Anak kecilnya sempat terjatuh. Kepalanya terbentur spion mobil korban,” ungkap salah satu warga Hualoy, kepada Kabar Timur. Dari insiden itu, kemudian warga lainnya lihat dan marah lalu memukuli korban.
Insiden pemukulan HT berimbas panjang. Warga Tihulale, yang mendengar HT dipukul marah. Pasalnya, HT merupakan salah seorang pendeta. Tanpa, perintah mereka berkumpul dan melakukan blokade jalan.
Dari, aksi blokade jalan tersebut, salah satu warga Hualoy jadi korban. Aksi blokade dan swiping jalan berhasil. Salah satu warga Hualoy yang melintas dikenali warga. Apes, warga tersebut juga dihantam hingga babak belur.
Aksi blokade jalan, dilakukan sejak, Sabtu sore, hingga Minggu, siang, kemarin. Kabar Timur yang melintas Desa Tihulale, Minggu, siang, kemarin, mendapati, mulai ujung kampung, dari arah, Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), menuju Kota Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBBT), blokade jalan telah dibuka.
Kendati begitu, terdapat puluhan aparat TNI-Polri yang bersiaga penuh dengan perlengkapan yang lengkap, pada perbatasan Desa Tihulale yang diblokade tersebut. Mobil yang melintas diarahkan aparat untuk berjalan pelan-pelan dan tidak ngebut.
Jalan dibuka hanya satu arah. Bekas-bekas kayu untuk pemblokiran jalan masih berhamburan. Warga juga tampak masih bergerumul bersama aparat yang bersenjata lengkap. Yang, pasti jalan poros yang diblokade persis pada Desa Tihulale, sudah dapat dilalui alias telah dibuka.
Jalan baru bisa dibuka kembali pukul 11.00 WIT setelah Pemerintah Daerah (Pemda) setempat melalui Sekda SBB, bersama pihak keamanan dan dua pihak baik korban maupun pelaku yang diwakili Pemerintah Desa masing-masing melakukan mediasi di Mapolsek Kairatu Timur.
Pertemuan tersebut dihadiri Sekda SBB, Laverne A. Tausuun, Kepala Kesbangpol, Saban Patty, Kabag Ren Polres SBB, AKP. Djafar Lessy, Kapolsek Kairatu Timur, Iptu Rudy Ahab, Camat Amalatu, Danramil 1502/Kairatu, serta Danpos BKO Yon Armed 1 Kostrad.
Sekda SBB usai melakukan pertemuan itu mengatakan, setelah melalui pembahasan yang cukup panjang, penyeleseaian masalah kasus pemukulan terhadap warga Tihulale oleh pemuda Hualoy akhirnya menemukan titik terang.

“Kita bersyukur kedua pihak yang bermasalah memiliki itikad baik untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Kalaupun tadi (kemarin) ada aksi pemalangan jalan, tapi sekali lagi dengan adanya mediasi ini sudah dibuka kembali,”ujarnya.
Persoalan-persoalan seperti itu, lanjutnya, jangan dibiarkan berlarut-larut. “Harus segera diselesaikan. Kita percayakan kepada apparat penegak hukum untuk mengatasinya,”tandasnya.
Kapolsek Kairatu Timur, Iptu Rudy Ahab mengaku, proses mediasi menyangkut persoalan dimaksud dapat berjalan dengan baik dan telah disepakati oleh kedua pihak untuk diselesaikan secara kekeluargaan.
"Persoalan ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Dan korban tidak menuntut proses hukum, namun meminta ganti biaya kerugian material akibat yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut,"jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, mengenai biaya ganti rugi yang ditimbulkan akibat kasus pemukulan tersebut, telah disampaikan langsung kepada Kepala Desa Hualoy untuk ditampung dan direalisasikan.
“Kepada warga masyarakat untuk melihat ini sebagai satu pelajaran. Mari sama-sama menjaga dan menciptakan suasana yang aman dan nyaman di Kabupaten SBB, terlebih khusus di wilayah kecamatan Amalatu,”tutupnya.(*/KT)

Komentar

Loading...