Tiga Tahun Dendang Sahur Latu Masih Jadi Favorit di Ambon

KABARTIMURNEWS. COM, AMBON - Dendang sahur dengan lagu-lagu bertemakan islam, selalu hadir dan menggema saat Ramadhan di Provinsi Maluku.

Kreativitas pemuda di Maluku menciptakan lirik lagu menarik bertemakan Ramadhan, menjadi hal yang paling ditunggu-tunggu saat waktu Sahur.

Tak terkecuali di Kota Ambon. Hampir semua setiap malam jelang Sahur, masyarakat muslim seperti di kawasan Desa Batu Merah, Poka, dan Waiheru serta bebebrapa lokasi lainnya dihibur kelompok pemuda dengan lagu-lagu sahur sangat kreatif.

Menariknya, kelompok-kelompok pemuda yang membangunkan sahur dengan lagu-lagu kreatif bertemakan Ramadhan itu, bukan merupakan warga Kota Ambon.

Kelompok pemuda bukan KTP Ambon yang setiap ramadhan rutin mendendangkan lagu sahur itu berasal dari sejumlah kabupaten di Maluku, seperti Seram Bagian Barat (SBB), SBT, Buru, Buru Selatan, Maluku Tengah dan lain sebagainya.

Namun dalam tiga tahun terakhir, atau terhitung sejak Ramadhan 2021, 2022 hingga 2023/1444 Hijriah, ada satu kelompok pemuda yang paling menjadi favorit masyarakat Kota Ambon saat mendendangkan lagu sahur.

Membawakan lagu sahur original yang berasal dari Negeri Latu, Kecamatan Amalatu, Kabupaten SBB, Maluku, pemuda-pemuda itu langsung mencuri perhatian masyarakat muslim Kota Ambon dalam tiga tahun terakhir.

Lagu sahur berjudul “Siti-Siti Fatimah” dan “Fatimah Putri Bapak Imam” yang viral di 2021 dan membuming di media sosial pada 2022, ternyata masih tetap menjadi favorit warga Kota Ambon di Ramadhan 2023 ini.

Tak jarang setiap pada Ramadhan kali ini, Kelompok pemuda asal Negeri Latu yang menyebut dirinya Kerukunan Keluarga Leparissa Amalatu (KEKAL) Ambon, mendapat banyak tawaran untuk menyanyikan lagu sahur di berbagai tempat di Ibukota Maluku itu.

Trisno Wakano, Koordinator Dendang Sahur KEKAL Ambon, Kamis 30 Maret 2023 mengatakan, tradisi membangunkan sahur menggunakan lagu-lagu menarik hasil karya anak Latu memang sudah ada sejak lama.

“Di kampung kami (Latu), sudah menjadi tradisi untuk setiap ramadhan kita bangunkan orang sahur menggunakan lagu-lagu yang diciptakan sendiri di kampung kami, seperti salah satunya Siti-Siti Fatimah,” terangnya.

“Makanya tradisi di Kampung itu kita bawa sampai ke Ambon sini. Dan Alhamdulillah, masyarakat Ambon memberikan respon positif dengan selalu mengharapkan kita dendangkan sahur di komplek-komplek mereka,”sambungnya.

Tradisi membangunkan sahur yang dilakukan KEKAL Ambon, lanjutnya Trisno, juga dimanfaatkan sebagai sarana untuk menjalin silaturahmi antar sesama perantau dari Negeri Latu yang ada di Kota Ambon.

“Kita yang di Ambon ini kan, ada yang mahasiswa, karyawan swasta, PNS, bahkan anggota TNI serta Polri. Dan dendang sahur saat ramadhan ini benar-benar kita manfaatkan untuk ajang silatuhami,”ujarnya.

“Selama 11 bulan dalam setahun itu kan kita sibuk dengan kerja dan kegiatan masing-masing. Nah satu bulan dalam ramadhan kita manfaatkan untuk selalu bertemu dalam momentum dendang sahur,”paparnya.

Selain itu, kata Trisno, dendang sahur KEKAL Ambon di Ibukota Maluku itu, juga dimanfaatkan pihaknya untuk memantau seluruh masyarakat negeri Latu, khususnya para mahasiswa-mahasiswi.

“Dengan adanya kumpul malam-malam untuk menyanyikan lagu sahur, kita bisa awasi adik-adik kita. Dari pada mereka ikut-ikutan balap-balapan di jalan dengan motor saat habis tarawih, mending mari sama-sama membangunkan sahur,”jelasnya.

Trisno berharap, tradisi membangunkan sahur yang dilakukan KEKAL Ambon yang mendapat respon positif dari publik Kota Ambon, dapat menjadi motivasi semua pihak untuk terus melakukan kegiatan positif dan bermanfaat.

“Mudah-mudahan ini bisa jadi motivasi. Seperti yang saya katakan tadi, daripada ugal-ugalan di jalanan dengan motor, mending sama -sama bergabung atau bentuk kelompok sendiri untuk dendangkan lagu sahur,”tutupnya. (KTE)

Komentar

Loading...