KABARTIMURNEWS, AMBON – Yang bangun lapak di dalam Terminal Mardika itu, bukan Pemerintah Kota (Pemkot), tegas Penjabat (Pj) Walikota Ambon, Bodewin Wattimena, di Gedung Balai Kota, Rabu (22/2).
Kawasan Terminal dan Pasar Mardika, di wilayah Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku, dalam beberapa waktu terakhir menarik perhatian publik.
Bagaimana tidak, pada 8 Februari 2023 lalu kurang lebih sebanyak 300 lapak didalam kawasan Terminal A1 Mardika digusur menggunakan alata berat.
Yang menggusur ratusan lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) di dalam Terminal A1 Mardika, diketahui adalah PT. Bumi Perkasa Timur atau yang dikenal dengan sebutan PT. BPT.
PT.BPT sendiri diketahui merupakan pihak ketiga yang dipercaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku, untuk mengelola kawasan Pasar dan Terkonal Mardika.
Namun anehnya, beberapa waktu kemudian pasca digusur, terlihat ada pembangunan lapak baru di dalam wilayah Terminal A1 Mardika.
Diduga kuat, pembangunan lapak baru di dalam terminal A1 Mardika tersebut, dilakukan PT. Bumi Perkasa Timur.
Tindakan membangun lapak baru di bekas tempat pembongkaran lapak pedagang sebelumnya didalam Terminal A1 Mardika, sontak menuai berbagai kecaman dan kontroversi baik dari masyarakat maupun para Supir Angkot.
Masyarakat yang belum tahu siapa pemegang aset Terminal dan Pasar Mardika, langsung menjustis bahwa pembangunan lapak baru itu menandakan “Niat Busuk” Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon untuk “memoroti” uang rakyat khususnya pedagang.
Preseden buruk tentang Pemkot Ambon atas pembangunan lapak itu terus bermunculan. “Sudah di gusur tapi dibangun lagi, nanti akan di sewakan lagi kepada pedagang, jahat sekali kan,”ungkap salah satu warga Kota di Mardika.
Tidak sampai disitu, langkah membangun lapak baru di Terminal A1 Mardika juga menuai protes dari para Supir Angkutan Kota (Angkot).
Al-hasil, Rabu 22 Februari 2023, ratusan supir Angkot di Kota Ambon melakukan mogok, sembaro menggelar aksi demo di kawasan Gong Perdamaian, dan Kantor Gubernur Maluku.
Para supir melayangkan protes keras, meminta Gubernur Maluku menyikapi persoalan yang mereka hadapi, dimana fungsi terminal digandakan sebagai arena berdagang PKL.



























