Dua Kali Informasi Penculikan Anak di Ambon “Hoaks”
KABARTIMURNEWS.COM.AMBON - Terbaru di di kawasan Citralnd. Ternyata hanya salah paham, sopir dan penumpang.
Kasus penculikan anak di bawah umur, kerap menggemparkan masyarakat Indonesia. Kepanikan masyarakat terlihat atas berbagai berita penculikan anak. Paling terasa di wilayah Timur Indonesia.
Tak terkecuali di Kota Ambon. Sejak isu penculikan anak menyebar luas, orang tua di Ibukota Provinsi Maluku ini, kerap meningkatkan kewaspadaan mengawasi anak, mencegah adanya kasus penculikan anak.
Di Ambon sejak Januari 2023 ini terdapat dua insiden yang mengarah pada dugaan kasus penculikan anak di bawah umur. Hanya saja, setelah ditelusuri pihak kepolisian, indikasi kasus penculikan anak tidak benar alias “hoaks.”
Awal Januari 2023, warga Kota Ambon dihebohkan kabar penculikan anak di wilayah Passo, Kecamatan Baguala, korbannya seorang siswi SD 77 Passo berinisal CT (12).
CT mengaku nyaris diculik dua orang bertopeng saat keluar dari salah satu Supermarket di Kawasan Passo. Beruntung digagalkan warga sekitar. Informasi anak berusia 12 tahun ini, sempat menghebohkan Kota Ambon.
Hanya saja, setelah ditelusuri pihak kepolisian, semua keterangan CT tidak benar alias hoaks. CT mengarang cerita dirinya nyaris diculik untuk hindari marah orang tuanya, karena terlambat pulang sekolah.
Hal serupa terjadi di akhir Januari 2023. Kali ini salah satu Supir Angkutan Kota (Angkot) di Ambon, yang nyaris dituduh sebagai pelaku penculikan anak dibawah umur. Namun bukan karena mengarang cerita, melainkan salah paham.
Kapolres Baguala, AKP Meity Jacobus, kepada wartawan, Minggu (29/1) mengatakan, informasi mengenai adanya kasus penculikan anak dikawasan CitraLand, Lateri tidak benar.
“Telah dilakukan klarifikasi di ruangan Reskrim Polsek Baguala, tentang permasalahan dugaan penculikan anak di bawah umur yang terjadi di halaman CitraLand pukul 22.00 WIT. Dan penculikan itu tidak benar,”ujarnya.
Menyoal kronologi peristiwa, Kapolsek menjelaskan, keterangan korban Tahir Bahir Lessy (15), saat itu Jumat (27/1) malam dirinya memberhentikan salah satu Angkot jurusan Hatu, untuk pulang ke rumahnya di Kawasan Waiheru, Kompleks Cokro.
“Korban naik mobil Angkot jurusan Hatu yang akan melewati desa Waiheru tempat dimana korban tinggal, dan ketika mobil berjalan supir angkot (pelaku) mengatakan "katong jalan bawa (JMP) jua"dan korban mengiyakan,”terangnya.
Selama dalam perjalanan ada orang lain yang menghentikan mobil untuk naik. Namun supir (pelaku) tidak berhenti mengambil penumpang lain. Ketika sampai di depan CitraLand, supir mengatakan bahwa "Katong (kita) singgah ambil orang pakai (carter) mobil dulu,"sambungnya.
Kemudian, lanjut Kapolsek, korban mengaku supir memutar mobil masuk ke dalam CitraLand dan saat jalan korban melihat jalan gelap lalu minta supir untuk menurunkannya.
“Namum sopir berkata: "Di sini orang Kristen tempat bunuh orang." Korban takut, langsung melompat keluar dari dalam mobil dan lari ke arah jalan raya,”terangnya.
Sementara itu, Kapolsek mengaku, keterangan dari Supir Angkot yakni Rifan Hukom bahwa, saat parkir menunggu penumpang di depan Maluku City Mall (MCM) Tantui, Ambon, korban datang lalu naik tujuan Waiheru.
“Supir Angkot mengaku, saat mengendarai mobilnya dia mengatakan kepada korban "Katong bajalang bawa jua." Namun dalam perjalanan ada penumpang lain hentikan mobil untuk naik, namun supir tidak berhenti mengambil mereka, karena mau mengambil orang yang sudah janji pakai mobil,”paparnya.
Saat sampai didepan CitraLand,supir mengatakan kepada korban untuk singgah dan masuk mengambil orang. “Saat masuk kedalam, korban minta diturunkan namun karena tidak mau korban turun disitu, supir lalu menakutinya dengan berkata disini orang Kristen tempat bunuh-bunuh orang,”jelasnya.
“Tiba-tiba korban loncat dari dalam mobil. Supir ini sempat berhenti mengangkat korban namun korban lari ke arah bawa (menuju jalan raya), akhirnya supir kembali lanjut mengambil penumpang yang pakai mobil,”ungkapnya.
Dengan demikian Kapolsek mengaku, insiden di CitraLand bukanlah kasus penculikan anak, melainkan salah paham semata. “Karena supir ini tidak ada niat menculik korban,”ujarnya.
“Korban hanya takut dengan kondisi jalan di CitraLand. Pasalnya, korban ini baru pernah masuk disitu. Supir sudah minta maaf kepada korban dan keluarganya. Mereka sepakat masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan,”tutupnya.(KTE)
Komentar