Maaf Aleg DPRD SBB Ini Ditolak Keluarga

KABARTIMURNEWS.COM.AMBON - Ulah Anggota DPRD Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Jodis Rumasoal, yang diduga melakukan pelecehan terhadap CR salah satu kader Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), berbuntut Panjang.
Wakil rakyat besutan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu, sebelumnya diketahui melakukan pelecehan terhadap salah satu kader PMKRI berinisal CR, 8 Desember 2022, lalu.
Saat itu, diketahui CR melakukan komunikasi dengan Jodis guna mengawal agenda pembangunan sumber daya manusia dalam lingkup kemahasiswaan. Hal tersebut merupakan agenda kaderisasi internal PMKRI di kota Jajakan SBB, yang telah ditetapkan dalam Sidang MPA XXXI, PMKRI di Samarinda.
Dan pada saat komunikasi ini, kader PMKRI meminta kesediaan Jodis Rumasoal sebagai pemateri, sekaligus dapat membantu secara materil guna memperlacar agenda dimaksud.
Alih-alih merespon dengan etika komunikasi yang baik, justru kader PMKRI diperdaya dan digiring kepada tindakan pelecehan yang mana Jodis Rumasoal berkata akan menyangupi maksud tersebut, dengan syarat bahwa CR harus bersedia melayani hasrat seksualitasnya untuk tidur bersama Jodis Rumasoal di hotel.
Kemudian ketika Kader PMKRI melakukan perlawan dan membela diri secara lisan terhadap perbuat asusila yang dilakukan oleh Jodis Rumasoal ini, tetapi malah berbalik mengintimidasi, rasis.
Jodis malah ngotot dengan mengatakan “kamu belagu sekali, kamu hitam jelek juga, siapa juga yang mau dengan perempuan aktivis yang hari-hari demo dijalan,”kata Jodis mengintimidasi CR dengan rasis.
Ulah oknum wakil rakyat SBB ini pun menuai kecaman dari berbagai pihak terutama PMKRI, yang langsung melaporkan aksi tidak terpuji Jodis ke Komnas Perempuan pada 13 Desember 2022, dan Bareskrim Polri pada 15 Desember 2022 lalu.
Bukan saja itu, kasus dugaan pelecehan yang dilakukan Jodis Rumasoal itu telah membuat PMKRI se-Jakarta turun melakukan aksi demo di depan Kantor DPP PDI-Perjuangan pada Selasa 10 Januari 2023 lalu.
Menyadari perbuatannya merupakan salah satu tindakan yang masuk dalam unsur pelecehan, Jodis Rumasoal diketahui telah datang ke rumah keluarga korban di Kawasan Kairatu, Kabupaten SBB, pada 21 Januari 2023.
Kepada Kabar Timur via telepon seluler, Selasa (24/1) kemarin, RS yang merupakan paman CR mengaku, rumah keluarga korban pada Sabtu 21 januari 2023 akhir pekan kemarin didatangi keluarga Jodis Rumasoal dengan tujuan meminta maaf atas perbuatan Anggota Legislatif (Aleg) Kabupaten SBB itu.
“Yang datang ini beberapa utusan keluarganya Jodis, lalu saya tanya kepada beberapa utusannya itu, masa yang datang kesini keluarga, kalau keluarga tidak ada masalah dengan kami, yang bermasalah itu pelaku (Jodis Rumasoal),”ungkap Paman korban.
Dalam proses pembahasan antara keluarga korban dan keluarga Jodis, lanjut Pamannya CR, kurang lebih sekitar setengah jam berlangsung barulah Rumasoal sampai, dan langsung dipersilahkan masuk oleh Ibu Korban.
“Saat disampai, saya lalu mengatakan kepada dia (Jodis), bahwa Sebenarnya ose (Kamu) ini datang par (Buat) apa?, dia langsung menjawab kalau dia sudah salah kata-kata par Ade (CR) jadi beta mau minta maaf,”terang RS.
Mendengar permintaan maaf keluar dari mulut Anggota Legislatif SBB itu, RS mengaku, sontak ibu korban dengan cepat membalas dengan lantang dan tegas bahwa permintaan maaf kader PDI-Perjuangan ini ditolak.
Sementara itu, ibu korban yakni MR mengaku, penolakan permintaan maaf dari Jodis atas pelecehan yang dilakukan terhadap puterinya itu sudah sangat setimpal. Pasalnya, perbuatan anggota DPRD SBB ini terlanjur membuat malu keluarga besar korban.
“Saya langsung bilang, selaku ibu saya tidak kasih maaf Jodis. Sebab, selama ini saya berjuang menyekolahkan anak perempuan saya dengan susah payah dan tidak pernah menyuruhnya untuk jual diri,”ungkap ibu CR.
“Jodis ini sebagai wakil rakyat, kalau anak saya dengan dia teman-teman minta bantu untuk keperluan advokasi, dan mereka punya kepentingan organisasi itu, kalau tidak bisa dibantu maka bisa bicara baik-baik, janga lecehkan seperti itu,"sambungnya.
Dikatakan ibu korban, dari awal kejadian pihaknya telah memberi signal positif kepada Rumasoal agar datang ke rumah CR di Kairatu, untuk menyelesaikan persoalan tersebut secara kekeluargaan.
“Jelas kita menolak permintaan maaf, karena pikir sama-sama kita orang Seram makanya dari awal Jodis ini sudah disuruh datang menyelesaikan secara kekeluargaan. Tapi, saat ditelepon berulang kali, Jodis hanya menjawab nanti mau buat acara makan-makan,”terangnya.
“Nah, jawaban Jodis seakan-akan bisa membeli kita pihak keluarga CR yang dia lecehkan ini dengan uang. Dan dari awal memang Jodis tidak punya itikad baik menyelesaikan persoalan. Nanti Ketika teman-teman CR sudah bergerak dan ada instruksi dari DPP PDI, setelah persidangan oleh Mahkamah Kehormatan partai itu baru mau datang minta maaf,”tegasnya.
Dari pihak keluarga korban mengaku, sudah terlanjur malu dengan masalah dugaan pelecehan. Pasalnya, mereka menilai sejak awal Jodis tidak menunjukan itikad baik menyelesaikan masalah, serta menggunakan sejumlah cara yang dianggap merugikan CR dan keluarganya.
“Saya juga katakan kepada Jodis, kalau sudah tahu salah maka rendah hati lalu datang. Ini malah Jodis membela diri kiri-kanan, dengan fitnah beta anak dengan carita sambarang -sambarang (sembarangan) par orang-orang, kalau beta anak pacaran dengan dia (jodis) padahal seng batul,”tegasnya.
“Lalu masa pigi bicara kalau beta anak hanya mau uang, dan karena Jodis seng kasih uang lalu beta anak marah. Padahal beta anak seng kalakuang seperti itu. biar katong ini orang kurang lai, tapi katong ni jua punya harga diri,”ungkap Ibu CR.
Ibu korban juga menyangkan tindakan pelaku yang sempat memberikan keterangan tidak benar kepada publik. “Pada hari Rabu, 18 Januari 2023 lalu, Jodis kasih keterangan untuk orang-orang DPC partai, dan beberapa orang kalau sudah datang minta maaf jadi aman. Padahal belum,”ungkapnya.
"Jodis mengaku bahwa saya sudah kasih maaf, jadi tinggal konferensi pers lalu samuanya aman saja, padahal belum. Sampai anak saya punya om-om semua datang tanya ke saya seolah-olah saya sebagai orang tua ambil keputusan sendiri, untuk buat keluarga susah,”bebernya.
Olehnya itu, ibu korban mengatakan kepada Jodis, bahwa apa yang terjadi saat ini bukanlah kesalahan anaknya, yang dianggap mau menjebak Jodis atau merusak karir dan citra politik sebagai seorang legislatif, melainkan kesalahan Jodis sendiri.
"Sebagai orang tua yang mewakili keluarga besar, seng ada masalah dengan keluarga pelaku, tetapi sebagai ibu saya sangat marah dan merasa menyesal dengan sikap Jodis kepada keluarga kami melalui apa yang dilakukan terhadap anak perempuan saya. Intinya saya tidak ada kasih hati untuk memaafkan Jodis,”tutupnya. (KTE)
Komentar