Akademisi Sebut Emas Romang Habis 15 Tahun Kedepan

AMBON -Akademisi Universitas Pattimura (Unpatti) Prof. Yusthinus Thobias Male menyebutkan deposit emas di Pulau Romang Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) diperkirakan habis antara 10 - 15 tahun masa produksi.

Karena itu harus dimanfaatkan dengan pengelolaan yang profesional. Agar berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat maupun PAD Pemda setempat.

Menurut Yusthinus mineral tambang jenis logam mulia di Pulau Romang, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) itu tergolong emas primer berasal dari jebakan primer. Dia menjelaskan pembentukan emas primer dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan kulit bumi.

Yaitu kegiatan magma, mulai dari peleburan di perut bumi hingga magma naik ke permukaan, dan membeku kemudian membentuk batuan. Namun proses pembentukan emas, ujar dia, mempengaruhi metode penambangan.

Pada kategori primer diterapkan tambang bawah tanahb dengan metode "lubang tikus". Yaitu cara penambangan dengan pembuatan jalan masuk, penggalian bijih dari material dan pengangkutannya ke permukaan.

Dijelaskan kedatangan tim peneliti ke Romang Rabu (13/10) lalu karena kebutuhan adendum Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) eksplorasi mangan yang izinnya telah keluar sejak tahun 2015. Adendum tersebut merupakan dokumen tambahan sesuai ketentuan undang-undang No.4 Tahun 2009 tentang Minerba.

Bukan saja sampel batuan dominan mangan itu, pengujian juga dilakukan terhadap sampel air, udara, tanah. Bahkan tingkat kebisingan (noise) guna memastikan proses produksi tidak berdampak negatif terhadap lingkungan dan manusia.

Kemudian didukung pelaksanaan sosialisasi potensi dampak serta menjaring aspirasi, saran hingga keluhan masyarakat setempat. Aspirasi masyarakat akan disertakan dalam dokumen lengkap hasil penelitian untuk diuji di Kementrian Lingkungan Hidup.

Namun sebelum itu dilakukan dokumen akan diserahkan kepada masyarakat untuk untuk dipelajari dan dikoreksi. Selanjutnya, perwakilan masyarakat akan diundang untuk ikut sidang.

Karenanya Prof. Yusthinus Male berharap warga tidak terhasut dengan oknum yang mengaku pakar lingkungan menyikapi aktivitas tambang di Pulau Romang. (/*)

Komentar

Loading...