AMBON-Budaya atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan sangat penting bagi sebagian warga. Namun tak jarang sebagian warga yang kemudian melestarikan budaya mereka masing-masing.
Seperti yang dilakukan masyarakat Negeri Hitu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng). Warga disana setiap bulan Safar (kalender islam), masyarakat di negeri tersebut menggelar tradisi mandi safar.
Tradisi ini bukan sesuatu yang baru. Tradisi ini muncul bersamaan dengan siar agama Islam di negeri ini terkhusus Maluku umumnya.
“Makna dari tradisi Husafara itu sendiri,
bentuk dari mereflesikan peristiwa yang pernah dialami Nabi Muhammad SAW dan kaumnya,” kata Raja (Upu) Negeri Hitu, Salhana Pellu, di Rumah Raja Hitu, Rabu, kemarin.
Ia bercerita, pada saat itu Rasul mendapatkan cobaan atau bala dari Allah SWT berupa wabah hingga kemudian Rasul berhasil dari ujian tersebut.
Saat itu, ujian terjadi di bulan safar penanggalan islam.



























