Bulog Minta Pemda Bantu Pasca Panen Petani

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Beras Namlea pulau Buru dan Kobisonta maupun Kairatu di Seram diakui memiliki cita rasa yang bagus untuk dikonsumsi. Sayangnya tak bisa dibeli pihak Bulog Divre Maluku karena bisa merugikan.

Hal itu disampaikan Kabag SDM dan Operasional Perum Bulog Divre Maluku Hamdani Malawat, yang sekaligus meminta perhatian pihak Pemda setempat untuk membantu para petani sawah. “Persoalannya ada di pasca panen. Gabah ini dijemur di lapangan terbuka. Itu juga ada panas matahari, kalau tidak? Ya rusak sudah,” katanya dihubungi di kantornya, Jumat pekan kemarin.

Dalam hal ini dia meminta perhatian pihak dinas terkait pada Pemda setempat untuk membantu para petani sawah dengan alat pengering (dryer). Dengan peralatan tersebut dipastikan masalah pasca panen teratasi.

Menurutnya Bulog hanya berperan menyerap beras petani dengan standar kualitas yang sudah ditetapkan pemerintah.

Namun beras dari dua lumbung beras Maluku itu tak bisa diserap lantaran standar kualitas pasca panen tidak memenuhi untuk penyerapan (dibeli). Yang anehnya di Sulawesi, Jawa bahkan Papua, ujar Malawat, persoalan pasca panen nyaris tak ada.

Disebabkan pihak swasta di daerah-daerah tersebut rata-rata bermodal besar, hingga mampu mengadakan mesin pengering. Sekalipun beras secara visual banyak patah atau istilah teknisnya broken, namun tetap dibeli.

Tapi kasus di Maluku, persoalan pasca panen belum teratasi. Namun pengusaha tetap membeli beras dengan standar kualitas rendah menurut Bulog itu.

Ada kalanya beras patah dicampur dengan bulir yang utuh kemudian dipasarkan dengan harga yang sesuai. “Faktanya beras Namlea dan Seram banyak di pasar-pasar di Namlea atau di pasar Kairatu sana,” katanya.

Menurutnya, Bulog mempunyai standar kualitas yang harus dipenuhi oleh petani sebelum dibeli. Antara lain, broken atau bulir patah harus kurang di bawah 20 persen.

“Enak, sih enak dimakan biar bulirnya broken. Iya betul tapi katong Bulog seng bisa beli beras patah-patah begitu,” imbuh Malawat. (KTA)

Komentar

Loading...