Pengamat: Murad Ismail Masih Kuat
KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Hadirnya sejumlah program nasional, jaringan dan aktualisasi masih konsisten. Bukan berarti figur lain diremehkan.
Pilkada serentak baru akan digelar tahun 2024 mendatang. Kendati, dinamika Pilgub di Maluku sudah hangat. Letjen TNI Jeffry Apoly Rahawarin, Febry Calvin Tetelepta, Said Assagaf, Abdullah Tuasikal dan sejumlah tokoh politik lainnya disebut-sebut bakal bertarung di “pesta” demokrasi rakyat Maluku untuk melawan incumbent Murad Ismail.
Pengamat politik Universitas Pattimura Ambon, Johan Tehuayo mengatakan, jika Murad Ismail kembali maju di Pilgub Maluku, MI (sapaan Murad) menjadi incumbent kekuatannya belum bisa ditandingi figur lainnya.
Pasalnya, bagi dia, MI telah menunjukan penyelesaian akuntabilitas kinerja pemerintah provinsi Maluku dengan semakin baik. Mantan Kapolda Maluku itu juga telah berhasil mendatangkan sejumlah program nasional ke Maluku.
“Ini kekuatan yang dimiliki MI. Beliau telah tunjukan keberhasilan selama kurun waktu dua tahun lebih memasuki tahun ke-tiga memimpin Maluku. Jadi beliau masih kuat,” kata Tehuayo kepada Kabar Timur via seluler, Kamis (23/9).
Selain itu, basis MI di Maluku masih cukup solid. Kemudian faktor kekuatan figur dan partai politik juga menjadi kekuatan besar bagi MI. Apalagi, PDIP sendiri masih menjadi parpol yang dominan di hampir semua kabupaten/kota di Maluku.
Dia mencontohkan, Pilkada Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) tahun lalu, meski Mukti yang diusung Partai Golkar menangkan Pilkada, tapi basis PDIP di daerah itu masih kuat.”Basis PDIP juga terlihat di Kabupaten MBD, Kepulauan Aru dan daerah lainnya,” sebut dia
Dosen Fisip Unpatti Ambon itu juga mengakui jika jaringan MI di pusat sangat baik. Ini bisa dilihat dari hadirnya sejumlah program nasional di Maluku. Artinya, jaringan dan aktualisasi masih sangat konsisten ke Ketua DPD PDIP Maluku itu. “Nah, itu menurut penilaian saya. Bukan berarti figur lainnya diremehkan, tapi dilihat dari sejumlah alasan diatas, MI tak tertandingi,” tandasnya
Sedangkan untuk mantan Pangdam XVI Pattimura Jefry Rahawarin, Tehuayo menyatakan dia (Jefry) memang memiliki kualitas politik yang baik tapi hanya untuk tingkat lokal. Dan kini Jefry sedang fokus dengan tugasnya di Mabes TNI.
Apalagi, Rahawarin juga tidak begitu lama berada di Maluku. Tak sampai setahun menjabat Pangdam Pattimura, Rahawarin sudah ditarik untuk eksis di Mabes TNI. Hal yang sama juga bagi Febry Calvin Tetelepta. Deputi I Staf Kepresidenan itu belum memiliki basis kuat. Beliau juga sampai saat ini masih terus eksis di pusat.
Meski ada sejumlah program sosial yang dilakukan Febry di Maluku, tapi ini belum meninggikan namanya. Program sosial dengan memberikan bantuan berupa sembako dan uang adalah hal wajar sebagai peran Febry dalam melihat kepentingan masyarakat Maluku.
“Kalau Febry, lebih layaknya mencalonkan diri di Pilwalkot Ambon. Sebab tidak ada incumbent disana. Pertarungan di Pilwalkot bebas,” paparnya. Namun jika itu dipaksakan merebut kursi nomor satu Maluku, Febry akan sedikit kewalahan. Apalagi Murad sendiri merupakan ketua DPD PDIP Maluku. “Itu menurut saya. Murad masih kuat dari semua aspek. Dan Febry lebih layak maju Kota Ambon,” pungkasnya
HARUS PERANG BINTANG
Sementara peneliti lembaga survei “INDEX” Nendy K Asyari mengingatkan secara politis kekuatan Murad sangat massiv dan makin perkasa di Pilgub serentak yang diwacanakan digelar tahun 2024 itu. Apalagi kekuatan tersebut telah terstruktur dari daerah hinggga level pusat.
Untuk menjajal kedigdayaan Murad Ismail, kata dia, lawan yang dianggap siap dan sepadan bukan saja dari sisi basis politik semisal mesin parpol. Tapi juga kemampuan lain. Terutama finansial dan dukungan jaringan pusat. “Incumben (Murad Ismail) sekarang kuat sekali belum ada figur lain. Kalau riilnya memang banyak, tapi itu hanya cerita untuk pasang-pasang,” kata Nendy kepada Kabar Timur Kamis (23/9).
Namun cerita Pilgub Maluku mendatang menurutnya akan menjadi menarik jika konterstasi penantang incumbent sama-sama merupakan jenderal berbintang. Terkait hal itu, kata Nendy, ada figur dari jajaran TNI-AD yakni Mayjen Jefry Apolly Rahawarin. “Jadi menariknya itu, kalau terjadi perang bintang. Makanya Jefry Apolly Rahawarin kalau hitungan riilnya bisa imbangi incumbent,” papar Nendy.
Terkait hitungan politik untuk figur mantan Gubernur Said Assagaff, diakui peneliti studi preferensi pemilu ini, masih sangat berpotensi digadang-gadang ke Pilgub Maluku. Bahkan dari sisi ketokohan di Partai Golkar Maluku pria yang akrab disapa “Pak Bib” itu belum ada yang mampu mengimbangi figur yang satu ini.
Dan tentu saja untuk memasuki ajang “perang bintang” Pilgub Maluku, Assagaff disarankan menggandeng pasangan dari jenderal berbintang. Menurutnya, yang dihadapi adalah calon gubernur petahana yang notabene seorang mantan jenderal.
Hanya saja, untuk menggandeng Jefry Apolly Rahawarin tidak mungkin. Sebab firgur ini sudah dipastikan bakal maju sebagai calon Gubernur Maluku di Pilgub tersebut. Said Assagaff kata Nendy masih bisa berkompetisi dalam Pilgub kali ini mengingat dia baru menjabat satu periode, sebelum dikalahkan Murad Ismail di Pilgub lalu. (KTA/KTY)
Komentar