14 Warga Maluku Terindikasi Anut Paham Radikalisme

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Masyarakat di Maluku terpapar paham radikalisme bertambah. Data dari Forum Komunikasi Penanggulangan Terorisme (FKPT), Maluku menunjukan, sebanyak 14 warga Maluku yang terindikasi menganut paham sesat ini.
“Ini fakta di Maluku saat ini. Data kita ada 14 warga Maluku yang terindikasi anut paham radikal ini,” kata Ketua Forum Komunikasi Penanggulangan Terorisme (FKPT), Maluku, Abdul Rauf dikonfirmasi wartawan di Ambon, Rabu (24/3).
Menurutnya, pemerintah melalui instansi terkait bersama tokoh agama tak henti melihat masalah ini. Yang paling terakhir, persoalannya baru dibahas Selasa kemarin dalam dialog publik bersama MUI, GPM dan Polda Maluku. “Jadi memang harus dilihat serius. Jangan dibiarkan berkembang. Ini berbahaya,” tuturnya.
Dia menyebutkan, paham radikalisme seperti gunung berapi. Tapi tak ada yang mengetahui kapan gunung itu akan meletus. Olehnya itu, selain pengawasan aparat, dibutuhkan perhatian seluruh elemen masyarakat di lingkungan tempat tinggal masing-masing. “Mereka yang anut paham radikal akan melakukan apapun yang menjadi tujuan mereka,” sebut dia.
FKPT Maluku, lanjut dia, sudah menjalankan program deradikalisasi yang menyentuh ke semua lapisan masyarakat, terkhusus anak muda dan pelajar. “Setiap tahunnya sudah ratusan orang yang meninggalkan paham radikal. Mereka ini adalah yang sudah memahami benar bahaya dari paham radikal yang mereka ikuti dan dengan sukarela dan sadar mereka kembali kepada kondisi semula sebagai warga negara yang menjunjung tinggi Pancasila dan NKRI,” terangnya.
Sebelumnya diberitakan, Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol M. Roem Ohoirat meminta semua pihak untuk tidak menjauhi orang yang diduga terpapar paham radikal. Permintaan juru bicara Polda Maluku ini bukan tanpa alasan. Baginya, jika dijauhi maka mereka bisa dengan leluasa mengembangkan paham radikal tersebut sehingga akan menular kepada masyarakat lainnya secara diam-diam.
“Orang-orang yang diduga menganut paham ini harus didekati dengan kesibukan yang positif. Kemudian berikan penjelasan dan pembinaan yang baik. Kalau dijauhi, nanti mereka akan leluasa mengembangkan paham radikal ini secara diam-diam di lingkungan masyarakat,” kata Ohoirat. (KTY)
Komentar