Bebatuan di Tamilouw Berpotensi Mengandung Mineral Emas

KABARTIMURNEWS.COM,AMBON, - Ahli geologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon, Dr Zain Tuakia menjelaskan, dari peta geologi, wilayah pegunungan disekitar Tamilow, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Maluku, memiliki bebatuan yang berpotensi mengandung mineral emas.
“Sehingga, fenomena munculnya material emas di permukaan air laut negeri Tamilouw Senin (22/2), mungkin saja terjadi, “jelas Ahli Geologi ini kepada wartawan di Ambon, Selasa (23/3).
Menurutnya, hampir semua batu dikawasan pegunungan Negeri Tamilouw terindikasi memiliki bebatuan malihan atau dengan kata lain metamor. “Dari batuan inilah maka terbentuk emas orogenik, “katanya.
“Batuan malihan atau metamor, membentuk tipe emas orogenik itu secara primer. Dari proses tersebut, maka akan terkikis oleh air kemudian hanyut ke sungai hingga ke pantai,” sambungnya.
Selain itu, Zein menjelaskan, penemuan butiran-butiran emas di pesisir pantai negeri Tamilow, yang menggemparkan warga itu, mengindikasikan adanya endapan plaser yang terbentuk secara sekunder.
“Biasanya penemuan emas di sungai atau pantai itu terjadi karena ada pengikisan di sumber endapan primer yang berada di dataran yang lebih tinggi. Memang kayak begini emas itu seperti butiran-butiran di endapan-endapan pasir, di sungai, pantai dan di kaki bukit. Jadi kalau endapan yang ini dia umumnya terbawa oleh air, “jelasnya.
Lebih lanjut, Zein mengatakan, endapan plaser atau terdapat di antara pelapukan bebatuan yang mengandung emas, akibat adanya oksidasi serta pengaruh sirkulasi air dalam endapan primer.
“Umumnya, hasil dari endapan plaser berupa emas aluvial yang berbentuk biji berukuran sedikit lebih besar, dari emas logam umumnya dan bertekstur kasar, “ ungkapnya.
Dia menambahkan, penemuan emas dalam bentuk butiran yang lebih kecil di pesisir pantai Desa Tamilow, dan membuat warga melakukan proses pendulangan secara tradisional menggunakan alat seadanya itu, terjadi karena adanya endapan plaser.
“Jadi di air hulunya ada pengikisan, lalu kemudian dibawa dan terendap di kali serta sebagainya. Olehnya itu, kalau muara sungai sampai ke pantai, maka akan sampai di pantai juga. Proses seperti itu namanya tipe plaser. Jadi pembentukan secara sekunder, Emas itu dia berhubungan dengan endapan pasir di kali dan pantai,” tutupnya.
AWAS GUNAKAN SIANIDA
Terpisah Wakil Bupati Marlatu Leleury menyatakan, Satuan Polisi Pamong Pradja (Satpol-PP), telah diturunkan ke Negeri Tamilouw, Kecamatan Amahai, mengamankan lokasi pantai yang terdapat material emas. Langkah tersebut dilakukan untuk mencegah warga, melakukan proses ekstraksi emas gunakan sianida.
Mengenai langkah Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, terhadap fenomena munculnya material emas yang gemparkan publik Maluku, sejak Senin 22 Maret 2021. Menurutnya, ketika mengetahui kabar gempar tersebut, dirinya langsung perintahkan Sekertaris Daerah (Sekda) Malteng, untuk menugaskan Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) tinjau lokasi dimaksud.
“Kebetulan saat itu (Senin 22 Maret) saya sedang lewat di wilayah sana (Tamilouw). Mendengar kabar itu, langsung kami tugaskan DLHP lakukan tinjauan sekaligus berikan himbauan agar jangan ada yang pakai sianida dalam pendulangan, “ jelasnya.
Menurut dia, bila tidak diawasi, ditakutkan masyarakat setempat atau oknum tidak bertanggungjawab akan gunakan cairan keras seperti Sianida atau sejenisnya, guna melakukan pendulangan emas yang muncul ditepi pantai itu.
“Yang jadi perhatian kita sekarang adalah, bagaimana caranya Pemda harus awasi ketat wilayah di sana. Kalau sampai ada yang pakai Sianida, itu berbahaya dan bisa berdampak pada ekosistem di laut sekitar. Dan berbahaya juga terhadap hasil tangkap para nelayan, “ ungkapnya.
Leleury menambahkan, pihaknya ke depan akan terus memasang petugas Satpol-PP untuk menjaga lokasi sekitar pantai Tamilouw yang menjadi tempat munculnya material emas.
“Satpol-PP tetap akan bertugas untuk jaga di pantai itu, baik siang maupun malam. Pemda Malteng prinsipnya tetap utamakan kelestarian lingkungan. Lingkungan kita, khususnya laut tidak boleh tercemar dengan zat keras, sebab mata pencarian warga paling banyak adalah nelayan,”tutupnya. (KTE)
Komentar