SMS-GES Dipastikan Menang

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Partai politik pengusung kembali optimis pasangan calon bupati dan wakil bupati Safitri Malik Soulisa-Gerson Eliezer Selsily menang di Pilkada Buru Selatan 2020. “Kita sangat optimis dan yakin menang,” kata Wakil Ketua DPD PDIP Maluku Junaidi Marasabessy kepada Kabar Timur, Rabu (2/12).
Marasabessy menegaskan, sinyal kemenangan Paslon dengan akronim SMS-GES adalah dukungan masyarakat Bursel yang terus mengalir. “Saat kampanye di kecamatan, desa, dan dusun warga membludak dan begitu antusias, dan nyatakan sikap memilih SMS-GES,” ujar dia.
Marasabessy meyakini, dukungan ini karena keinginan kuat masyarakat, Paslon nomor urut 3 itu melanjutkan kepemimpinan Bupati Bursel, Tagop Soulisa. “Itu yang kami lihat. Pak Tagop, sukses pimpin Bursel, tentu berdampak bagi SMS-GES,” paparnya.
Terpisah, Ketua DPW PKS Maluku Abdul Azis Sangkala menegaskan, parpol pengusung, tim relawan, dan tim pemenangan terus bergerak memenangkan SMS-GES. “Kita terus membantu konsolidasi, lewat semua jaringan yang dipakai memenangkan SMS-GES. Alhamdulilah kita optimis SMS-GES menang di Bursel,” yakinnya.
Buktinya, dukungan masyarakat kepada SMS-GES sangat luar biasa, diikuti dengan kerja Parpol pengusung, tim relawan dan tim pemenang yang masif. “ SMS-GES intens menemui masyatakat di semua desa dan dusun di Bursel,” ingatnya.
Sangkala mengajak masyarakat menggunakan hak pilih saat pencoblosan 9 Desember 2020 dan memilih SMS-GES. “Kita akan mengarahkan pemilih menggunakan hak suara saat pencoblosan. Jangan sampai pendukung SMS-GES tidak coblos. Kami pastikan semua pendukung menggunakan hak pilih dengan baik,” kata wakil ketua DPRD Maluku ini.
Begitu juga pengawalan suara SMS-GES saat penghitungan suara, mulai dari TPS, PPK, hingga di KPU. “Kita harus kawal kemenangan di TPS-TPS agar suara SMS-GES tidak hilang. Pengawalan di tahapan penghitungan suara di semua jenjang penyelenggara Pilkada,” kata Sangkala.
LEMBAGA SURVEI
Sementara Direktur Sinergi Data Indonesia Barkah Pattimahu dalam rilis menyatakan peluang menang kedua pasangan ini terbuka. Dari data, menurut paparannya, sebanyak 46,14 persen pemilih di Pilkada Kabupaten Buru Selatan (Bursel) akan memilih Safiri Malik Soulissa (SMS) - Gerson E Silsily (GES).
Temuan survei Sinergi Data Indonesia, dua paslon lainnya yakni Haji Ali-Zainudin Booy berpeluang menggantikan Tagop Soulissa hanya 22,73 persen, diikuti Abdurahman Soulissa-Elisa Ferianto Lesnussa 10,91 persen.
Uniknya, survei juga menemukan kesetaraan jender bagi perempuan dan kinerja Bupati Tagop Soulissa yang positif ikut mempengaruhi kecenderungan pemilih Bursel. Dengan kedua faktor itu, mereka menaruh harapan kepada SMS-GES untuk memenangkan Pilkada Bursel.
Terkait kelompok pemilih rasional, lembaga survei ini menyebutkan tentu saja dukungan kelompok tersebut akan diperebutkan oleh ketiga paslon. Tapi seberapa jauh keberhasilan meraih dukungan mereka tergantung kemampuan para kandidat mengelola isu pembangunan yang ditawarkan.
Terkait ini, paslon SMS-GES dinilai lebih berpeluang. Artinya, ketika dalam masa kampanye kelompok pemilih rasional mengikuti betul program-program yang ditawarkan dan berhasil meyakinkan mereka, maka peluang kandidat yang bersangkutan makin besar menang di Pilkada.
“Dari temuan kami, yang berhasil meyakinkan pemilih rasional adalah SMS-GES. Justru itu yang akan menjadi kemenangan bagi SMS-GES,” papar Direktur Sinergi Data Indonesia Barkah Pattimahu kepada wartawan di Bizz Hotel, Rabu (2/12).
Dalam survei yang dilakukan antara 17-13 Nopember 2020 lalu dengan sampel responden 440 orang dan margin error 4.7796 dalam wawancara tatap muka, lembaga tersebut menemukan tingkat kepuasan pemilih akar rumput (grass root) Kabupaten Bursel yang tinggi terhadap kinerja Bupati Tagop Soulissa. Meski bagi elit politik daerah tersebut belum tentu penilaiannya sama seperti itu.
Di lain pihak, Ny Safitri Malik Soulissa yang juga isteri Bupati Bursel itu ternyata cukup populer bagi pemilih di daerah itu. Barkah menyatakan Safitri begitu identik dengan pemerintah daerah setempat dalam hal ini Bupati Tagop Soulisa. “Sehingga kalau pun ada calon lain yang cukup populer, tapi Ibu Safitri elektabilitasnya masih tinggi,” tandas Barkah.
Dalam survei yang sebetulnya bertujuan untuk mengungkap sejauh mana politik indentitas etnis atau suku berpeluang memenangkan paslon yang menggunakan isu itu jelang Pilkada, Sinergi Data Indonesia menemukan, ternyata sebagian besar pemilih tidak menyukai penggunaan isu itu oleh para kandidat.
Pandangan pemilih, terhadap politik identitas signifikan menolak isu itu. Yang mengaku tidak akan memilih mencapai 73,91 persen, sementara pemilih lain mengaku kemungkinan memilih paslon yang memakai isu itu 9,5 persen. Sedang yang mengaku akan memilih paslon tersebut 2,61 persen, sedang yang menjawab tidak tahu 13,91 persen.
“Artinya mayoritas pemilih menyatakan tidak akan memilih calon yang berkampanye memakai isu etnis atau suku itu,” ungkap Barkah Pattimahu. (KTA)
Komentar