Noach-Kilikily Unggul di Pilkada MBD

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON – Peluang pasangan calon bupati dan wakil bupati, Benyamin Thomas Noach-Agustinus Lekwardai Kilikily memenangkan pemilihan kepala daerah kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) 2020 terbuka lebar. 

Hasil survei Konsultan Citra Indonesia (KCI) menempatkan Noach-Kilikily unggul dari dua rivalnya, Johan Kilikily-Desianus Orno dan Jhon Leunupun-Dolfina Markus.

Survei dari anak perusahaan lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network itu dilakukan pada 2-22 Oktober 2020. Noach-Kilikily meraih dukungan 54,9 persen, Kilikily-Orno 12 persen, dan Leunupun-Markus 7,4 persen. Sementara responden yang belum menjawab, tidak tahu, dan tidak jawab sebanyak 25,7 persen.

Metodologi survei menyasar warga MBD berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Penarikan sampel menggunakan multistage random sampling. Jumlah sampel sebanyak 400 responden. “Metode pengambilan data berupa wawancara tatap muka dengan responden menggunakan instrumen berupa kuisioner,” kata peneliti senior LSI Denny JA, Ikrama Masloman saat jumpa pers di Ambon, Senin (30/11).

Hasil rilis dengan tema: peluang dan kekuatan kandidat menjelang finis Pilkada MBD, menggambarkan segmen pemilih emak-emak atau perempuan memilih  Noach-Kilikily mencapai 53,7 persen. 

Kilikily-Orno 10,3 persen, dan Leunupun-Markus, 8 persen. Begitu juga ibu-ibu rumah tangga, 50,5 persen lebih memilih Noach-Kilikily. Sementara Kilikily-Orno 13,1 persen, Leunupun hanya 8,1 persen.

Segmen pemilih beragama Protestan, Noach-Kilikily unggul jauh. Dari 98,3 persen pemilih Protestan, 54,7 persen memilih Noach-Kilikily. Sementara Kilikily-Orno 11,6 persen dan Leunupum-Markus 7,6 persen.

Noach-Kilikily juga unggul di segmen pemilih milenial. Sebanyak 51,6 persen pemilih milenial memilih Noach-Kilikily, Kilikily-Orno 13,6 persen dan Leunupun-Markus hanya 9,9 persen.

Noach-Kilikily yang diusung PDIP, Hanura, NasDem, Demokrat, dan PKPI juga unggul disegmen wong cilik (rakyat kecil) dan kelas menengah. Unggul di segmen pemilih dengan pendapatan di atas Rp500 ribu per bulan sebanyak 55,7 persen, pemilih dengan pendapatan Rp500 ribu hingga Rp999 ribu sebanyak 48,8 persen memilih Noach-Kilikily. Pemilih dengan pendapatan di atas Rp1 juta sebanyak 59, 2 juga memilih Noach-Kilikily. 

Sementara Kilikily-Orno, di segmen pemilih dengan pendapatan Rp500 ribu meraih dukungan 13 persen. Pemilih dengan pendapatan Rp500 ribu hingga Rp 999 ribu sebanyak 13,8 persen. Begitu juga segmen pemilih di atas Rp1 juta hanya 7,9 persen yang memilih Paslon yang diusung Partai Golkar dan Partai Gerindra itu. 

Sedangkan Leunupun-Markus dari jalur perseorangan untuk segmen pemilih dengan pendapatan di atas Rp500 ribu hanya meraih 5,7 persen. Pemilih dengan pendapatan Rp500 ribu hingga Rp 999 ribu sebanyak 8,8 persen. Dan segmen pemilih dengan pendapatan di atas Rp1 juta sebanyak 9, 2 persen.

Paslon nomor urut 2, juga unggul di segmen jumlah suara di beberapa wilayah di MBD. Noach-Kilikily unggul di Kisar 78,3 persen, di Babar meraih dukungan 50 persen, Wetar 61,9 persen. Pemilih berdasarkan suku asal MBD dan Maluku maupun lainnya, Noach-Kilikily meraih dukungan 57, 9 persen.

Kilikily-Orno di Kisar meraih dukungan 1,7  persen, Babar 20 persen dan Wetar 23,8 persen. Sedangkan pemilih berdasarkan suku asal MBD, Maluku dan lainnya 13,2 persen.

Paslon Leunupun-Marlus di Kisar meraih 7,1 persen, Babar 6 persen, di Wetar nihil dukungan atau 0 persen. Pemilih suku asal MBD dan Maluku serta lainnya 9,6  persen.

Alasan elektabilitas Noach, bupati MBD petahana begitu tangguh di banding rua rivalnya, menurut Ikrama, karena paling populer dan paling disukai. Tingkat popularitas Noach mencapai 96,1 persen. Dan kesukaan warga MBD terhadap Noach 87,7 persen. 

Menariknya, Cabup Johan Kilikily tingkat popularitas kalah dari Desianus Orno, Cawabup yang mendampinginya. Tingkat populer Orno 81,7 persen dan kesukaan warga MBD terhadap Orno 64,7 persen.

Diperingkat ketiga, justeru ditempati Kilikily, Cawabup yang berpasangan dengan Noach. Tingkat populer Agustinus Kilikily mencapai 80,3 persen dan kesukaan 83,3 persen. 

Nikolaus Kilikily berada di urutan keempat. Tingkat poluler Kilikily 77,1 persen dan kesukaan 67 persen. 

Berikut tingkat populer dan kesukaan Leunupun 75,7 persen dan 66,8 persen. Dan urutan keenam tingkat populer dan kesukaan di tempati Markus 70,9 persen dan 65, 7 persen.

Noach, bupati incumbent juga unggul di semua aspek personaliti. Diantaranya, menyenangkan Noach meraih 62 persen, jujur 59 persen, pintar 82,3 persen, mampu mengambil keputusan dengan tegas 70,0 persen, berwibawa sebagai pemimpin 75,7 persen, perhatian kepada rakyat 66,7 persen, taat beragama 63,7 persen, dermawan dan suka menolong, 59,8 persen. Sementara Nikolaus Kilikily dan Jhon Leunupun dari sejumlah  aspek personaliti hanya meraih 50 persen ke bawah.

Kinerja Noach saat menjabat bupati MBD dalam kurun waktu 1 tahun lebih, kepuasan warga MBD di atas 77,2 persen, kurang puas atau tidak puas sama sekali hanya 15,4 persen, tidak tahu atau tidak menjawab 7,7 persen.

Swing voters atau pemilih yang belum menentukan plihan kepada Noach-Kilikily di atas 30 persen, namun dukungan mencapai 47,1 persen. Kilikily-Orno 8,3 persen dan Leunupun-Markus, 6,6 persen. Sedangkan swing voters atau belum menentukan pilihan mencapai 38 persen. “Swing voters alihkan dukungan kepada penantang petahana, tetapi Noach-Kilikily tetap unggul atau memenangkan Pilkada MBD,” kata Ikrama.

Kecuali, mobilisasi skala besar dan maha dahsyat, hanya dengan mobilisasi kampanye dan dukungan pemilih yang mengubah peta kemenangan Noach-Kilikily di Pilkada MBD. “Namun, jika mobilisasi kampanye dan dukungan pemilih tidak jauh lebih tinggi dari mobilisasi petahana, maka akan semakin sulit penantang merubah peta kemenangan,” ingatnya.

Ikrama juga tidak pungkiri, dukungan terhadap penantang jika masih ada strategi yang tepat. “Namun, mungkin terjadi di segmen tertentu saja. Tapi tidak berpengaruh signifikan ke dukungan menyeluruh para penantang,” jelasnya.

Ikrama memastikan hasil survei KCI-LSI memiliki kredibilitas dan hasil rilis dipertanggunjawabkan. Dia mencontohkan pemilu legislatif 2014, pilpres 2014, dan pemilu legislatif 2019 dan pilpres, hasilnya tidak selisih jauh dengan hasil penghitungan  KPU.

“Kita juga survei di pemilihan gubernur Maluku dan sejumlah Pilkada lainnya. Hasil survei kita juga sama dengan hasil penghitungan di KPU Malulu dan KPU kabupaten dan kota lainnya di Maluku,” tegas Ikrama. (KTM)

Komentar

Loading...