SMS-GES: Kai Wait Jadi Senjata Lawan Isu Sukuisme

KABARTIMURNEWS.COM, NAMROLE - Budaya Kai wait atau hidup orang basudara jadi senjata ampuh melawan isu sukuisme yang marak dihembuskan di Pilkada Buru Selatan 2020.

Kearifan lokal ini ditekankan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Safitri Malik Solissa-Gerson Elias Selsily pada debat kandidat Pilkada Bursel. 

Pandangan itu disampaikan Paslon nomor urut 3 itu menjawab pertanyaan panelis soal nasionalisme yang telah mengalami pergesaran makna dan praktik dari nasionalisme kesukuaan. Hal ini dibuktikan dengan banyak konflik yang di dasarkan pada sentimen nasionalsime suku, dalam debat kandidat pilkada Bursel.

Debat kandidat berlangsung di gedung serbanguna, Namrole, Selasa (24/11). Debat diikuti tiga Paslon, yaitu Haji Ali-Zainudin Booy, Abdurrahman Soulissa-Elisa F. Lesnussa dan Safitri Malik Soulissa-Gerson E. Selsily. 

Debat perdana ini mengusung tema: penyelesaian permasalahan daerah, menyelaraskan pembangunan nasional, memperkokoh NKRI dan Kebangsaan, dan strategis pengendalian Covid-19. 

Debat menghadirkan panelis Ruslan Tawari, Sherlock H. Lekipiouw, Djufri Pattilouw, Abdul Manaf Tubaka dan  Amir F. Kotaromalos. 

Untuk penerapan kearifan lokal ini, kata Paslon dengan akronim SMS-GES ini harus dimulai dari jenjang pendidikan dasar sampai SMA, di mana dasar pancasila harus diterapkan benar-benar sehingga dengan sendirinya sebagai masyarakat Bursel memiliki rasa cinta terhadap daerah, tetapi rasa nasional harus dibarengi dengan pemahaman lain.

Sehingga, menurutnya tidak ada lagi pemahaman sempit, di mana sukuisme yang dihembuskan akhir-akhir di daerah, merupakan bagian perpecahan dan tidak mendidik untuk generasi penerus bangsa. “Kita sebagai orang yang betul-betul memahami khususnya elit politik harus memberikan contoh, pemahaman dan perilaku, sesuai Kai Wait. Persaudaraan adik, kakak yang terbentuk di Bursel menjadi dasar utama bagi kabupaten Buru Selatan,” tutur SMS-GES.

Mengakhirnya penjelasannya, SMS-GES mengutip kata ijak: ketika bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Begitu juga harus ada budaya Kai Wait, sehingga menjadi tolok ukur untuk kemajuan di bumi Lolik Lalin Fedan Fenan.

SMS-GES diusung 10 partai politik, yaitu PAN, Perindo, Demokrat, PDIP, Berkarya, PKB, PSI, PKPI, PBB, dan PKS. Mengusung visi, meningkatkan kemandirian Bursel secara berkelanjutan sebagai kabupaten yang rukun, adil, dan sejahtera berbasis agro marine.

SMS-GES mengusung tujuh misi. Pertama, memperkuat sektor perhubungan untuk peningkatan aktivitas ekonomi produktif masyarakat. Kedua, pembentukan pusat pengembangan produksi perikanan dan pertamian berbasis potensi unggulan wilayah.

Ketiga, penguatan usaha mikro kecil dan menengah berdasarkan pusat pengembangan ekonomi kecamatan dan mempertimbangkan geostrategik, geopolitik dan potensi sumber daya wilayah. Keempat, pengembangan sektor pendidikan berbasis potensi/komoditas unggulan daerah.

Kelima, perluasan akses kesehatan yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat. Enam, penguatan adat budaya, dan nilai-nilai kearifan lokal sebagai modal sosial untuk mendorong akselerasi pembangunan parawisata daerah. Dan tujuh, penguatan tata kelola pemerintah yang efektif, profesional dan bersih dari KKN.

SMS-GES mengusung program prioritas unggulan, diantaranya 5000 lapangan kerja baru, Desa pintar, 1000 perempuan desa mandiri, desa produktif, nelayan petani unggul, desa sehat. (KTL)

Komentar

Loading...