KABARTIMURNEWS.COM,NAMROLE, – Isu primordial dihembuskan calon kepala daerah di Pilkada Buru Selatan 2020. Politisasi isu suku diusung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bursel, Haji Ali-Zainudin Boy.
Paslon dengan akronim AJAIB itu memainkan isu Buton Bersatu sebagai dagangan politik untuk merebut simpati warga Buton yang menetap di Bursel.
Menghalakan segala cara demi meraih kemenangan menjadi jalan pintas bagi AJAIB mengangkat isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) sebagai komoditas politik.
Strategi yang tidak elegan ini dimainkan AJAIB untuk menghadang Paslon Safitri Malik Soulisa-Gerson Eliaser Selsily (SMS-GES), yang tingkat elektabilitasnya cukup tinggi di masyarakat.
Rupanya politisasi isu suku yang dimainkan AJAIB tidak sepenuhnya didukung warga suku Buton di Bursel. Mereka tidak mudah dibodohi oleh ambisi politik AJAIB.
Tokoh Pemuda Desa Waehotong La Nudin menegaskan, hubungan Kai Wait (hidup orang basudara) yang merupakan budaya dan hubungan sosial di Bursel harus dijaga sebagai senjata untuk menghadang isu suku tersebut.
Menurutnya isu suku yang ditiup AJAIB, mengancam kemajemukan demi kepentingan elektoral yang bisa berujung pada perpecahan. “Jangan jadikan isu suku atau SARA sebagai komoditas politik yang justru mengusik keberagaman masyarakat Buru Selatan,” tegas warga keturunan Buton ini, kemarin.
Nudin berharap calon kepala daerah dapat menjaga kondusifitas di daerah. Salah satu caranya dengan mengimbau masyarakatnya untuk matang berpolitik dan memilih calon yang memiliki konsep dalam membangun daerah.



























