Kecam Penculikan, Hentihu: Semua Pihak Tahan Diri

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON- Semua pihak dapat menahan diri untuk tidak mengaitkan pihak manapun termasuk menyimpulkan pendapat sendiri terkait motif kejadian ini kepada pihak manapun secara tidak proporsional.
Aksi penculikan terhadap kader HMI Ambon ini menuai kecaman. Anggota DPRD Provinsi Maluku Aziz Hentihu mengutuk dan mengecam keras aksi kejahatan para pelaku.
Politisi PPP ini menegaskan, tindakan persekusi atau pengambilan paksa terhadap Syahrul Wadjo adalah tindakan premanisme yang harus dilawan bersama-sama. “Perbuatan melawan hukum itu tidak dapat benarkan dengan alasan apapun,” tegas Hentihu, dalam riliisnya yang diterima Redaksi Kabar Timur, Kamis, malam .
Hentihu mendesak Kapolda Maluku Irjen Pol. Baharuddin Djafar segera melakukan langkah dan tindakan hukum, penyelidikan dan penyidikan. “Menangkap dan mengungkap motif pelaku serta menyampaikan secara transparan kepada publik Maluku,” ujarnya.
Dia meminta semua pihak agar mempercayakan proses hukum kasus ini kepada institusi Polda Maluku dan Polresta Ambon. Hentihu meminta semua pihak untuk tidak berspekulasi terkait pelaku penculikan, motif dan tujuan penculikan. “Kita mematuhi proses hukum dan menunggu hingga pihak kepolisian menyampaikan hasil penyidikan ke publik,” kata Hentihu.
Hentihu mendorong kepolisian transparan mengungkap kasus ini agar tidak menimbulkan distorsi yang lebih jauh atau melebar yang dapat mengganggu kondusifitas keamanan. “DPRD Maluku dan Pemerintah Provinsi Maluku agar aktif berkordinasi dengan Polda Maluku dan KAHMI Maluku untuk ikut mengawal proses hukum tersebut,” sarannya.
Dia berharap semua pihak dapat menahan diri untuk tidak mengaitkan pihak manapun termasuk menyimpulkan pendapat sendiri terkait motif kejadian ini kepada pihak manapun secara tidak proporsional. “Apalagi salah menuduh karena itu dapat menimbulkan masalah dan kasus hukum baru,” tegas Hentihu.
Hentihu juga mengapresiasi langkah cepat gubernur dan Sekda Maluku yang telah merespon dan berkoordinasi secara aktif dengan Kapolda agar segera dapat mengungkap kasus ini dan menangkap pelakunya.
DUGA TERKAIT DEMO
Sempat diculik, kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ambon M. Syahrul Wadjo, akhirnya dibebaskan gerombolan pelaku, Kamis (3/9). Korban menduga penculikan yang dialami, Rabu (2/9) malam terkait aksi demonstrasi yang digelar di kantor gubernur Maluku di kota Ambon pada Rabu siang.
“Penculikan terhadap dirinya yang dilakukan orang tak dikenal (OTK), ada kaitan dengan materi yang dia sampaikan dalam demo pada Rabu (2/9),” ungkap Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol Muhamad Roem Ohoirat mengutip pengakuan korban kepada Wartawan di kantor Gubernur Maluku, kemarin.
Informasi yang dihimpun Kabar Timur, Ketua Bidang PTKP HMI Cabang Ambon ini diculik sejumlah OTK di lingkungan kampus Universitas Pattimura, kawasan Poka Ambon sekira pukul 22.20 WIT, Rabu (2/9).
Syahrul dijemput paksa oleh empat orang yang menggunakan mobil. Sebelum diculik, Syahrul baru saja meninggalkan rekan-rekannya dari Komisariat HMI Fakultas Hukum Unpatti setelah menggelar demonstrasi di kantor Gubernur. Demo itu berakhir ricuh. Namun tak ada demonstran yang diamankan aparat keamanan.
Di lingkungan kampus Unpatti, Syahrul dihadang sebuah mobil. Empat lelaki berbadan kekar menggunakan masker mendekat dan membekuk Syahrul. Di gelandang paksa masuk ke dalam mobil tersebut.
Sejumlah rekan korban berada di tempat kejadian perkara saat Syahrul diculik. Namun rekan korban tidak berkutik begitu mengetahui para OTK itu membawa parang. Rekan korban juga sulit mengetahui ciri-ciri pelaku karena pandangan mereka terhalang sorotan lampu mobil.
“Karena lampu mobil diarahkan, kami tidak bisa melihat pelaku di dalam mobil,” kata rekan Syahrul, Fadhel.
Syahrul sempat memohon kepada para pelaku agar tidak dipotong. Hingga akhirnya suaranya tidak lagi tidak terdengar setelah mobil yang ditumpangi para pelaku tancap gas meninggalkan TKP. “Beta minta ampun, jang potong beta,” kata Fadhel menirukan ucapan korban.
Polisi masih menyelidiki kasus penculikan Syahrul dan mendalami motif penculikan. “Yang bersangkutan (korban) mengaku, insiden yang dialami olehnya ada sangkut-paut dengan aksi demo pada Rabu lalu. Tapi, itu kan menurut dia, jadi belum bisa kita tuduh-tuduh, sebab ini masih dalam proses penyidikan dari pihak kepolisian,” kata Ohoirat.
Polisi telah mengambil visum dari tubuh Syahrul untuk kepentingan penyelidikan. “Hari ini (kemarin), yang bersangkutan (Syahrul Wadjo) sudah divisum di RS Bhayangkara,” sebut mantan Kapolres Maluku Tenggara ini.
Korban masih menjalani pemeriksaan di Mapolresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease. Di pipi korban terlihat dibungkus plester. Tapi dipastikan bukan akibat dianiaya OTK. “Ada satu plester di pipi, tapi yang bersangkutan mengaku itu digunakan karena dia sedang sakit gigi,” kata Ohoirat.
Sakit gigi yang diderita korban sebelum diculik kelompok OTK. “Dia bilang sakit gigi yang dialaminya sudah dialami sebelum dia ditangkap OTK,” jelasnya.
Ohoirat kembali menegaskan, polisi belum menyimpulkan motof penculikan korban. Untuk itu, spekulasi-spekulasi liar tentang motif dari kasus tersebut masih menunggu proses penyelidikan dan penyidikan oleh penyidik. (KT)
Komentar