Zainudin Notanubun Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Universitas Pattimura Ambon

Zainudin Notanubun

KABARTIMURNEWS.COM, Lahir di Ohoiwait, Kabupaten Maluku Tenggara 4 Mei 1956, pertama berkecimpung di dunia pendidikan sebagai guru pengajar pada Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Ambon tahun 1980 dan berbagai pengalaman lain setelah itu,  mengantar Zainudin Notanubun sebagai guru besar Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon. 

Pengukuhan Prof Dr Zainudin Notanubun sebagai guru besar Unpatti Ambon berlangsung hari ini Kamis (27/8) disertai orasi ilmiah di hadapan seluruh civitas akademika kampus perguruan tinggi terbesar di Maluku itu.

“Efektivitas Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi pada Institusi pendidikan di Provinsi Maluku” merupakan judul orasi ilmiahnya  yang akan disampaikan di Auditorium Unpatti. Acara pengukuhan berlangsung dengan protokol kesehatan Covid-19, mulai pukul 09.00 WIT.

Bagi guru besar bidang Administrasi Publik ini kepemimpinan bukan lah hal yang mudah dipraktekkan, namun mesti diterapkan dalam penyelenggaraan suatu organisasi, demi tercapainya tujuan organisasi itu sendiri. 

“Banyak pimpinan organisasi mengalami kebuntuan, terjadi kevakuman kepengurusan dan sebagainya. Sehingga orang bilang oganisasi itu sedang mati suri,” ingatnya kepada Kabar Timur, Selasa lalu. 

Jika terjadi kondisi seperti itu, pihak yang harus dipertanyakan adalan pimpinan organisasi. Menurut Zainudin, banyak organisasi gagal mencapai tujuan karena pemimpin atau pengurus tidak menerapkan manajemen yang efektif. 

“Yang menentukan efektif atau tidak, adalah aspek manajerial pimpinan itu sendiri. Dalam memenej semua unsur dalam organisasi atau stakeholder yang ada,” katanya.

Terkait ini, dalam menyoroti dunia pendidikan di Maluku dia menyarankan pimpinan institusi pendidikan agar mengedepankan aspek pelayanan yang berorientasi pada kinerja tiap unsur pada institusi yang bersangkutan. Siapa layak mendapat reward atau penghargaan maupun punishment.

Semua harus diimplementasikan sebagai bagian dari aspek pelayanan. Tapi yang kerap terjadi, ujar dia, seseorang setelah diberi tanggungjawab sebagai pimpinan malah mengabaikan aspek tersebut. 

“Kadang dia kurang sreg atau peduli pada pelayanan. Padahal mungkin saja orang tidak dapat sesuatu dari dia, tapi karena pelayanannya baik, di situ orang akan puas,” ujarnya. 

Sempitnya ruang komunikasi yang disediakan oleh pimpinan untuk para stakeholder memang merupakan salah satu faktor penghambat pengelolaan pendidikan. Komunikasi yang tidak berjalan optimal menyebabkan akumulasi persoalan pendidikan. 

Keterbukaan, menurut Prof. Dr Zainudin Notanubun merupakan salah satu unsur penting kepemimpinan. Dengan keterbukaan, akan muncul akuntabilitas dalam organisasi, yang akhirnya kembali berkaitan lagi dengan kinerja organisasi.

“Keberhasilan pendidikan adalah keberhasilan sistem pengelolaan oleh pimpinan organisasi pendidikan atau, good governance itu sendiri. Di dalamnya, ada keterbukaan, ada kerjasama baik antara pimpinan dan bawahan,” jelasnya.

Dan buruknya aspek pelayanan dan komunikasi, juga jadi salah satu faktor penyebab mutu pendidikan di Maluku relatif tertinggal. Mantan Ketua Program Studi PGSD FKIP dan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unpatti Ambon ini menyebutkan contoh persolan klasik pendidikan di Maluku adalah distribusi guru. 

Selain pengelolaan program yang baik, para stakeholder pendidikan di daerah mesti punya kepedulian terhadap aspek pelayanan. Sampai-sampai tenaga guru yang bersuamikan atau beristri ASN yang berlainan institusi, menurutnya, perlu dipetakan.

Zainudin menambahkan, kepala daerah, kepala dinas pendidikan hingga kepala sekolah mesti punya animo yang kuat untuk mengatasi berbagai kendala pendidikan, termasuk faktor geografis. 

Sebut saja, soal gaji guru  yang bertugas di wilayah terpencil bagaimana agar pembayarannya tidak tersendat, sudah tentu perlu dicarikan solusinya. “Mesti ada pemetaan tenaga guru agar tidak terkonsentrasi di kota saja. Sementara yang bertugas di daerah terpencil bagaimana dikontrol agar secepatnya kembali tempat tugas,” ujarnya.

Pemilik 17 makalah ilmiah, diantaranya telah dipublikasi di jurnal internasional ini juga telah menghasilkan dua judul buku, “Model Pendidikan Karakter Berwawasan Kebangsaan dan Berbasis Lokal” terbitan tahun 2011. Buku berikut, “Kepemimpinan Pada Institusi Pendidikan”,  diterbitkan tahun 2019. 

Sementara kegiatan dalam bidang penelitian yang digeluti Zainudin Notanubun, selama 10 tahun terakhir mencapai 35 judul penelitian sebagian besar bertajuk ilmu kependidikan, kinerja organisasi dan kepemimpinan. 

Sementara 56 kegiatan ilmiah, dan sejumlah even dalam rangka pengabdian kepada masyarakat meliputi seminar, simposium dan workshop di dalam dan luar negeri juga diikutinya, sebagai peserta maupun pembicara utama, atau keynote speaker. 

Menurutnya, semua pengalaman di bidang pendidikan, dan karya tulis bertajuk kepemimpinan ditambah sejumlah porto folio terkait, ini lah yang menjadi dasar bagi pihaknya, melihat aspek kepemimpinan dalam perspektif pendidikan sebagai sebuah studi komprehensif.

“Dan itu yang jadi dasar bagi saya lihat kepemimpinan yang efektif,” pungkas Zainudin yang kini menjabat Sekretaris Senat Unpatti Ambon ini. (KTA)

Komentar

Loading...