Gaya Memimpin Gubernur “Jenderal” Maluku Dikritik

Murad Ismail

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Gaya memimpinnya disebut over power full karena banyak kapasitas  yang include.

Gubernur Maluku Murad Ismail dikritik. Murad disebut memimpin dengan gaya yang anti kritik  dan bakal melahirkan pemimpin yang otoriter. Demikian Mahmud Rengirfuarin, Ketua Presidium Penyelamat Maluku (PPM), dalam rilisnya yang diterima Redaksi Kabar Timur, Minggu, kemarin. 

Mantan Ketua Badko HMI Maluku-Maluku Utara (Malut), ini dalam rilisnya menyatakan, tipelogi kepemimpinan Gubernur “Jenderal” Murad Ismail “over power full” lantaran banyak kapasitas yang include dalam dirinya.  

“Pak Murad, sebagai orang Ambon, lahir dan besar di Waihaong. Mantan Wakapolda dan Kapolda Maluku,  mantan Kakor Brimob, Gubernur Maluku dan Ketua DPD PDI Perjuangan Maluku, Parpol yang saat ini berkuasa. Ini yang disebut kapasitas yang include dalam diri Pak Murad,” tulisnya dalam rilis tersebut. 

Dari rangkaian kapasitas  tersebut, lanjut dia, telah melahirkan apa yang disebut pemimpin yang over power full. “Jadi tipe kepemimpinan seperti inilah yang akan melahirkan pemimpin yang otoriter. Dengan kempemimpinan seperti ini akan biasa membunuh demokrasi dan proses demokratisasi,” sebutnya.

Gejala kearah kepemimpinan model ini secara faktual telah terjadi pada ruang-ruang publik, seperti tidak adanya kritisisme media-media lokal dan kontrol masyarakat sipil terhadap jalannya pemerintahan dibawah kepemimpinan Gubernur Murad Ismail.

Dikatakan, dampak dari praktek kepemimpinan model ini dapat membuat kepentingan publik dirugikan. Pasalnya, ruang kritisisme publik dimatikan. “Yang mengambil untung dari kepemimpinan model hanya kelompok atau golongan yang dekat dengan pemimpin otoriter saja,” tandasnya.

Karena itu, tulis dia, sudah saatnya, Gubernur “Jenderal”  Murad Ismail diingatkan untuk melakukan evaluasi gaya memimpinnya. “Perlu ada ruang besar bagi munculnya partisipasi publik dalam memacu pembangunan yang bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Maluku,” imbaunya.

Menurutnya, tidak ada kata terlambat bagi Gubernur Maluku membuka diri mendengar masukan dari pelbagai pihak agar dapat menciptakan Maluku yang lebih smart. “Membuka diri  menerima kritikan akan menjadi spirit baru dalam membangun Maluku yang lebih smart kedepan,” tutup dia. 

(KT)

Komentar

Loading...