Rekomendasi PPP Untuk SBT Dihadang

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON - Rencana penyerahan rekomendasi PPP di Pilkada Seram Bagian Timur (SBT), untuk pasangan Fachri Alkatiri-Arobi Kelian ditunda lagi.

Setidaknya, dalam pekan ini rencana penyerahan rekomendasi untuk pasangan dengan tageline: “Faham” telah tertunda dua kali. Belum diketahui penyebab ditundanya penyerahan rekomendasi tersebut.

“Dua kali rencana penyerahan rekomendasi PPP untuk Fachri-Arobi ditunda. Kan cuman ditunda. Penyerahan tetap akan dilakukan dalam pekan-pekan ini,” demikian informasi yang diterima kabartimurnews.com, Kamis.

Sekretaris DPW PPP Maluku, Azis Hentihu yang dihubungi via telepon selulernya terkait penundaan penyerahan rekomendasi PPP membenarkan. “Benar semalam (kemarin) ada rencana rekomendasi PPP untuk Pilkada di Kabupaten Seram Bagian Timur diserahkan oleh Pak Sekjen PPP Asrul Sani, tapi ditunda,” kata Azis Hentihu.

Menurutnya, penundaan bukan berarti dibatalkan. Penyerahan akan dilakukan langsung oleh Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa. Tapi, kapan waktunya, belum dapat dipastikan. “Ditunda semalam (Kemarin). Penyerahan rekomendasi akan dilakukan langsung Pak Ketum. Soal waktu belum diketahui. Tunggu saja ya,” ungkap Azis diplomatis.

Kabar pasangan Fachri-Arobi direkomendasi PPP sempat menuai pro dan kontra dikalangan simpatisan PPP di SBT. Ada yang percaya dan ada yang anggap informasi rekomendasi PPP untuk pasangan Fachri-Arobi hanyalah kabar hoaks.

Faktanya PPP benar-benar telah merekomendasi pasangan dengan slogan “Faham” ini sebagai jago di Pilkada SBT, Desember 2020, mendatang. “Rekomendasinya sudah diteken. Tinggal penyerahan saja yang masih menunggu waktu yang tepat,” demikian cetus orang dekat, Fachri-Arobi.

DIHADANG

Informasi lain yang dihimpun Kabar Timur menyebutkan, dua tertundanya penyerahan rekomendasi untuk pasagan “Faham” disebabkan ada tekanan sekelompok orang “suruhan”  yang difasilitasi untuk mengadang  penyerahan rekomendasi itu.  Kelompok orang yang sama juga sebelumnya melakukan aksi di Kantor DPP PDI Perjuangan.

Sekelompok yang diduga suruhan itu,  mendatangi ke kantor PPP di Jalan Diponegoro Jakarta, saat kabar ada penyerahan rekomendasi untuk pasangan “Faham.” Mereka memaksa  DPP PPP untuk tidak menyerahkan rekomendasi kepada pasangan tersebut.

Awalnya Ketum PPP Suharso Monoarfa memerintahkan Ketua Desk Pilkada PPP menyerahkan rekomendasi, kepada pasangan Fachri-Arobi, pada Rabu, 5 Agustus 2020, malam, kemarin.  

Persiapan penyerahan rekomendasi sudah final. Pasangan calon berikut Ketua DPW PPP Maluku Syarif Hadler sudah berada di kantor DPP PPP. Hanya saja,  diluar gedung DPP PPP sudah ada sekelompok orang yang berjumlah lebih dari tujuh orang.

Ketua Desk Pilkada PPP, Ermalena, yang hendak memasuk Kantor DPP PPP, sempat terdengar teriakan tolak Fachri-Arobi dari mulut sekelompok orang tersebut.  Mendegar teriakan itu, Ermalena  bertemu Fachri dan Syarif Hadler meminta penyerahan rekomendasi ditunda. 

Dia takut ada kekacuan jika penyerahan rekomendasi dilakukan setelah melihat sejumlah pemuda tak dikenal di depan kantor PPP. Setelah bernegosiasi, akhirnya Fachri dan Syarif mengamini penundaan itu.

Aksi mengganggu pencalonan Fachri-Arobi sebelumnya juga dilakukan di DPP PDIP di Jakarta. Sejumlah orang melakukan aksi meminta PDIP membatalkan rekomendasi ke pasangan ini. Aksi dilakukan dua kali di hari yang berbeda.

Aksi ini tidak mendapat tanggapan dari DPP PDIP.  PDIP berkesimpulan, apa yang sudah diputuskan Ketum Megawati Soekarnoputri tak akan lagi ditarik. “Ya ngga akan lagi ditarik. Memangnya ada kesalahan apa,” ungkap salah satu politisi DPP PDI Perjuangan.

Aksi itu juga dikutuk DPC PDIP SBT. Mereka kecewa, dan telah menyurati Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Bagi mereka demo yang dilakukan oleh sekelompok orang di Jakarta, sangat tidak beralasan, dan tidak santun.

Mereka mengutuk aksi ini. Mereka menilai, apa yang disampaikan kelompok mengatasnamakan Pemuda Adat SBT itu, hanya isu murahan yang bertujuan menjatuhkan pasangan Fachri-Arobi.

Sekretaris PDIP SBT Abdul Aziz Yanlua, rekomendasi ke Fachri-Arobi sah, dan sudah final sejak ditandatangani oleh  Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri pada 19 Februari 2020.

“Kami akanmenyampaikan fakta polemik yang terjadi di kabupaten SBT langsung kepada DPD dan DPP PDI Perjuangan sebagai referensi dalam menanggapi apa yang dilakukan kelompok ini,” kata Yanlua, Minggu (2/8) malam di Bula, SBT.

Dalam keterangan pers itu, DPC PDIP SBT enam point yang akan disampaikan ke DPD PDIP Maluku, dan DPP PDIP di Jakarta. Fakta itu berisi pelaksanaan isi rekomendasi, sosialisasi kandidat yang diusung.

Dalam point itu, juga mereka manyinggung soal ada upaya Tim sukses kandidat tertentu yang menginginkan kendaraan PDIP dalam pilkada SBT. Apalagi dalam beberapa kali survei, pasangan Fachri-Arobi menunjukan trend elektabilitas meningkat.

PDIP SBT juga sudah melakukan konsolidasi, dan bertekad memenangkan Fachri-Arobi. Mereka juga telah membangun komunikasi dengan partai politik pengusung lainnya untuk menyiapkan langkah strategis memenangkan pasangan itu. (AI/KT)

Komentar

Loading...