Dikatakan, selain pembenahan area pelabuhan, pihaknya juga akan mengusulkan ke kementrian perhubungan untuk memperpanjang dan memperlebar pelabuhan Bula. Upaya ini dilakukan agar jenis kapal berbobot gross ton (GT) besar bisa bersandar dipelabuhan Sesar Bula. Usulan akan disampaikan pada saat pertemuan dengan Menteri Perhubungan, Budi Karya di Provinsi Bali pada 9 Februari 2020 mendatang.
“Yang lain kita usulkan untuk tahun 2021. Usulannya nanti saat pertemuan dengan menteri Perhubungan di Bali nanti tanggal 9 februari ini. Perencanaan kita terkait dengan dermaga. Perpanjangan dermaga dan penambahan tebal lantai dermaga. Upaya ini kita lakukan agar pelabuhan bisa disinggahi kapal berbadan besar terutama kapal milik Pelni, “jelasnya.
Kata dia, Bula sebagai kota terbesar dipulau Seram bisa dijadikan sebagai pintu masuk arus perdagangan. Tak hanya itu, aktifitas mudik warga luar Maluku dipulau Seram yang selama ini melalui pelabuhan Ambon bisa dialihkan ke pelabuhan Bula. Karena perhitungan rentang kendali antara Kota Ambon dengan kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah cukup jauh. Untuk itu upaya memperpanjang dan memperluas pelabuhan Bula dinilai sangat strategis.
“Kita mau mudik ke jawa itu lewat pelabuhan Bula saja, makanya kita upayakan kapal pelni yang besar bisa masuk pelabuhan Bula supaya sudara-sudara kita masyarakat transmigrasi di Seram Utara kalau mau mudik ke Bula saja tidak harus ke Ambon lagi. Kalau perhitungan antara Ambon sama Bula, lebih dekat itu Kota Bula, “ujarnya
Menurut dia, selain pelabuhan Bula, pihaknya juga mengupayakan pembenahan dua pelabuhan lain yakni pelabuhan laut Kobisadar dan Pelabuhan laut Wahai kecamatan Seram Utara Kabupaten Maluku Tengah. Kedua pelabuhan laut tersebut kini berada dibawah wilayah kerja kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) kelas III Bula. “Tidak hanya Bula kita juga usulkan untuk pelabuhan Kobisadar yang ada di kobisonta dan pelabuhan Wahai di Seram Utara. Keduanya kan sekarang ada dibawah kita (Pelabuhan Bula), “katanya. (MG)



























