Polisi Lidik Penyebab Karhutla di Pulau Ambon

KABARTIMURNEWS.COM, AMBON- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Pulau Ambon tepatnya di Desa Amahusu Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon dan Hila Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, Minggu (22/9) lalu, kini dalam penyelidikan aparat kepolisian.
Penyelidikan terhadap karhutla yang terjadi hanya berselisih waktu 2 jam lebih tersebut untuk mengetahui penyebabnya. Di Amahusu kebakaran berawal pukul 12.00 WIT. Sementara di Hila pukul 14.30 WIT.
Kasubbag Humas Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease Ipda Julkisno Kaisupy mengungkapkan, penanganan kebakaran yang melanda perkebunan cengkih dan nenas milik pendeta Semi Titaley di Amahusu mampu diatasi pada pukul 19.00 WIT.
Dia mengakui, proses pemadaman api sedikit kesulitan karena lokasi kebakaran berada di lereng gunung yang terjang. Namun berkat bantuan semua pihak terkait, api berhasil dijinakan hingga saat ini.
“Sampai saat ini sudah aman. Kemarin (Minggu) itu api dapat dipadamkan pada jam 7 malam. Saat ini penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan,” kata Kaisupy kepada Kabar Timur di ruang kerjanya, kemarin.
Jika di Amahusu kebakaran mampu teratasi pada malam hari, maka berbeda halnya dengan di Hila. Sebab, api baru bisa dipadamkan pada Senin (23/9) dini hari. Bahkan, kebakaran yang terjadi tepat di dusun Walitihutu, itu nyaris membakar SMA Negeri 1 Leihitu.
“Baru selesai (api padam) sekitar jam 12 lewat, dini hari tadi (Senin),” ungkap Kapolsek Leihitu Iptu Djafar Lessy via selulernya kepada Kabar Timur, kemarin.
Menurutnya, kebakaran yang berawal sekitar pukul 14.30 WIT, itu sebelumnya mampu teratasi pada pukul 17.00 WIT. Selang 2 jam, warga setempat mengabarkan jika karhutla kembali terjadi pukul 19.00 WIT.
“Awalnya kita tahu bahwa api sudah berhasil dipadamkan. Makanya saya langsung pulang. Baru sampai di kantor, tiba-tiba warga telepon kalau ada kebakaran lagi. Makanya kembali sampai pagi tadi,” jelasnya.
Kebakaran yang kembali terjadi pada malam hari itu nyaris membakar SMA Negeri 1 Leihitu. Pasalnya, api sudah terlihat mendekati pagar sekolah tersebut.
Proses pemadaman juga terkendala akibat medan yang sulit lantaran berada di lereng perbukitan. Ditambah ketersedian air dan tiupan angin yang kencang, membuat api menjalar cepat.
Kebakaran tersebut, lanjut Djafar, menghangsukan kurang lebih 5 hektar lahan yang kosong. Api juga membakar sebanyak 8 pohon cengkih milik Abd. Rahim Olong, warga Hila.
“Sampai saat ini penyebab kebakaran masih diselidiki,” tandasnya. (CR1)
Komentar